Ulama Salaf dan Popularitas
1. Al-Fudhail bin ‘Iyadh bin Mas‘ud at-Tamimi (wafat 187 H)
قال الفضيل بن عياض:
ما أحب أن يعرفني الناس ولو في الخير.
"Aku tidak suka dikenal oleh manusia, sekalipun dalam kebaikan."
(Siyar A‘lamin Nubala’ 8/426)
2. Sufyan ats-Tsauri bin Sa‘id bin Masruq (wafat 161 H)
قال سفيان الثوري:
ما عالجت شيئًا أشد علي من نيتي؛ إنها تتقلب علي.
"Aku tidak pernah mengobati sesuatu yang lebih berat atasku daripada niatku; sungguh ia berbolak-balik atas diriku."
(Jami‘ ‘Ulum wal Hikam 1/19)
3. Al-Fudhail bin ‘Iyadh bin Mas‘ud at-Tamimi (wafat 187 H)
قال الفضيل بن عياض:
حب الشرف والطمع يفسدان الدين.
"Cinta kemuliaan dan rakus (terhadap dunia) merusak agama."
(Hilyatul Auliya’ 8/91)
4. Abu Hazim Salamah bin Dinar al-A‘raj (wafat 140 H)
قال أبو حازم:
اكتم حسناتك كما تكتم سيئاتك.
"Sembunyikan amal baikmu sebagaimana engkau menyembunyikan dosa-dosamu."
(Hilyatul Auliya’ 3/230)
5. Sufyan ats-Tsauri (wafat 161 H)
قال سفيان الثوري:
الشهرة داء؛ وما أراك تُفلح.
"Popularitas adalah penyakit; aku tidak melihatmu akan beruntung."
(az-Zuhd li Ahmad bin Hanbal hlm. 351)
6. Yahya bin Abi Katsir (wafat 132 H)
قال يحيى بن أبي كثير:
إذا رأيت الرجل يُطلب حظه من الدنيا وهو في علمه فاحذره؛ فإنه لا يؤمن عليه أن يكون على غير السنة.
"Apabila engkau melihat seseorang mencari bagian dunia lewat ilmunya, maka waspadalah terhadapnya; sebab tidak aman darinya untuk berada di luar sunnah."
(Jami‘ Bayan al-‘Ilm wa Fadlih 1/169)
7. Ibrahim bin Adham (wafat 161 H)
قال إبراهيم بن أدهم:
ما صدق الله عبد أحب الشهرة.
"Tidaklah seorang hamba benar-benar jujur kepada Allah sementara ia mencintai popularitas."
(Hilyatul Auliya’ 8/21)
8. Al-Fudhail bin ‘Iyadh bin Mas‘ud at-Tamimi (wafat 187 H)
قال الفضيل بن عياض:
من أحب أن يُذكر لم يُذكر.
"Barang siapa mencintai untuk disebut (dikenal), maka ia tidak akan disebut (dikenang)."
(Hilyatul Auliya’ 8/91)
9. ‘Ali bin Abi Thalib bin Abu Thalib (wafat 40 H)
قال علي بن أبي طالب:
عليك بإخفاء العمل؛ فإنه أبلغ في الإخلاص وأبعد من الرياء.
"Hendaklah engkau menyembunyikan amal; karena itu lebih sempurna dalam keikhlasan dan lebih jauh dari riya."
(az-Zuhd li Ibn al-Mubarak hlm. 146)
10. Abu Qilabah (wafat 104 H)
قال أبو قلابة:
إذا أحدث الله لك علماً فأحدث لله عبادة ولا يكن همك أن تحدث به الناس.
"Apabila Allah memberimu ilmu yang baru, maka perbaruilah ibadah kepada Allah dan janganlah tujuanmu menyampaikannya kepada manusia."
(Jami‘ Bayan al-‘Ilm wa Fadlih 1/172)
Ustadz ibnu zulkifli
