Terlintas dalam benakku...
Sebuah peringatan tentang satu hal: bahwa seorang lelaki muslim atau perempuan muslimah bisa saja berada pada tingkat kesalehan dalam ibadah, namun mereka menyakiti orang-orang di sekitarnya dengan lisannya dan perbuatannya.
Lelaki menyakiti istri dan anak-anaknya dengan lisannya — dengan makian, cercaan, dan doa-doa keburukan — hanya karena sebab-sebab sepele.
Demikian pula wanita menyakiti suaminya dan anak-anaknya dengan lisannya — dengan kata-kata kasar, makian, dan doa-doa buruk — hanya karena hal-hal ringan.
Padahal keduanya rajin shalat, berpuasa, dan bangun malam!
Kenyataan seperti ini membuat seseorang bingung menghadapi si lelaki ataupun si wanita tersebut.
Saya temukan sebuah hadits yang mengingatkan akan bahaya keadaan ini dan memperingatkan seorang muslim agar tidak menyakiti orang-orang di sekitarnya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan sanadnya dinyatakan hasan oleh para peneliti Musnad Ahmad,
dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
"Ada seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah disebut-sebut karena banyaknya shalat, puasa, dan sedekahnya, namun ia menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Beliau bersabda: “Dia di neraka.”
Lelaki itu berkata lagi: “Wahai Rasulullah, ada pula si fulanah yang disebut-sebut karena sedikit shalat, puasa, dan sedekahnya, namun ia bersedekah dengan potongan kecil keju kering dan tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Beliau bersabda: “Dia di surga.”
Hadits ini menunjukkan bahwa perkara menyakiti dengan lisan adalah bahaya besar, bahkan meskipun seseorang rajin beribadah.
Ingatlah, wanita adalah saudara kembar lelaki dalam hukum. Maka apa yang berlaku bagi lelaki juga berlaku bagi wanita, kecuali jika ada dalil yang mengecualikan.
Dan jika hadits ini berbicara tentang menyakiti tetangga, maka tentu lebih utama lagi berlaku terhadap keluarga sendiri — mereka adalah tetangga terdekat bagi seorang lelaki maupun perempuan.
Maka wahai Muslim, jangan engkau remehkan perbuatan menyakiti keluargamu — baik dengan lisan maupun tindakanmu. Bertakwalah kepada Allah dan waspadalah agar jangan sampai engkau menjadi penghuni neraka hanya karena hal itu, kecuali jika Allah mengampunimu.
Wallahul muwaffiq.
Prof. Dr. Muhammad Baazmul
03 Shafar 1447 H
Makkah
Ustadz ibnu zulkifli
https://www.facebook.com/share/p/1CvEVfxq1E/
خطر في بالي
التنبيه على أمر؛ أن الرجل المسلم أو المرأة المسلمة؛ يكونان على درجة من الصلاح في العبادة؛ لكنهما يؤذيان من حولهما بلسانهما وبتصرفاتهما؛
فالرجل يؤذي زوجته وأولاده بلسانه، بالسباب والشتائم والدعاء، لأي سبب.
والمرأة تؤذي زوجها ، وأولادها بلسانها شتائم وسباب ودعاء، لأي سبب.
هذا مع صلاحهما في الصلاة والصوم وقيام الليل!
هذا الواقع يجعل الإنسان في حيرة مع هذا الرجل أو مع هذه المرأة.
وجدت حديثا ينبه على خطورة هذا الحال ويحذر المسلم من إيذاء من حوله.
أخرجه أحمد وحسن إسناده محققو المسند؛
عن أبي هريرة قال: قال رجل : يا رسول الله ان فلانة يذكر من كثرة صلاتها وصيامها وصدقتها غير أنها تؤذي جيرانها بلسانها
قال: هي في النار.
قال: يا رسول الله فان فلانة يذكر من قلة صيامها وصدقتها وصلاتها وإنها تصدق بالأتوار من الأقط ولا تؤذي جيرانها بلسانها.
قال: هي في الجنة".
تذكر أن النساء شقائق الرجال، فما ثبت في حق الرجل يثبت في حق المرأة، والعكس صحيح، ما لم يستثنه الدليل.
وإذا كان الحديث في إيذاء الجار، فأقرب جار للرجل وللمرأة أهل بيته من باب أولى.
ولذلك يا مسلم لا تستهن بإيذاء أهل بيتك بلسانك أو بتصرفاتك، اتق الله واحذر أن تكون بسبب ذلك في النار إلا أن يشاء الله.
والله الموفق.
محمد بازمول
03 صفر 1447هـ
مكة