Kamis, 31 Juli 2025

Tujuan dari menikah adalah bersenang - senang, dan membentuk keluarga yang sholeh, serta masyarakat yang lurus, sebagaimana yang kami katakan dahulu.

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata :

Tujuan dari menikah adalah bersenang - senang, dan membentuk keluarga yang sholeh, serta masyarakat yang lurus, sebagaimana yang kami katakan dahulu.

Berdasarkan ini, maka seorang wanita yang selayaknya dinikahi adalah ia yang terwujud padanya kesempurnaan dua tujuan tersebut, dia adalah wanita yang memiliki keindahan hissiyah serta maknawi.

Keindahan hissiyah adalah kesempurnaan pembawaan, karena seorang wanita setiap kali ia cantik ( enak ) dipandang serta bagus dalam tutur kata, matapun akan senang memandangnya, dan kedua telinga akan mendengar ucapannya, sehingga dada akan lapang, jiwapun akan tenang, dan akan terwujud padanya firman Allah ta'ala :

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. ( QS Annur 21 )

Dan keindahan maknawi adalah : kesempurnaan agama dan akhlak, maka setiap kali seorang wanita itu semakin sempurna agama dan akhlaknya, jiwapun akan semakin menyukai dan lebih selamat kesudahannya.

Maka seorang wanita yang bagus agamanya, ia akan melaksanakan perintah Allah, akan menjaga hak - hak suaminya dan kemaluannya serta anak-anak dan hartanya, ia akan membantu suaminya untuk mentaati Allah, apabila suaminya lupa ( berbuat salah .. pent ) ia akan mengingatkannya, dan apabila suaminya berat melaksanakan perintah Allah, iapun menyemangatinya, dan apabila ia ( suami ) marah, iapun berusaha mencari keridhoannya.

 Seorang wanita yang terdidik ( agamanya .. pent ) akan mencintai suaminya dan menghormatinya, ia tidak akan menunda dari sesuatu yang suaminya suka kalau ia berikan dengan segera, dan ia tidak akan menyegerakan sesuatu yang suaminya suka kalau itu diakhirkan.

Dan Nabi صلى الله عليه وسلم pernah ditanya :

Istri manakah yang paling baik ? Beliau menjawab :

Istri yang membuatmu gembira, apabila engkau memandangnya, dan mentaatinya apabila ia perintah, dan ia tidak menyelisihinya, dan tidak harta dengan sesuatu yang ia tidak suka ...

Maka apabila bisa mendapatkan seorang istri yang terdapat padanya kecantikan zhohir dan batin, maka ini merupakan kesempurnaan serta kebahagiaan bitaufiqillah.

Diterjemahkan dan sedikit diringkas oleh Saudaramu La Ode Abu Hanafi dari kitab Azzawaj hal 19 - 20 karya Muhammad Bin Sholeh Utsaimin. Cetakan Madaarul Wathon.

______________________________________________

https://t.me/joinchat/-vI7te0yyQFkZDJl

https://t.me/joinchat/TBy3LmAjigbiQgtF