Jumat, 21 November 2025

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa tafwidh lebih buruk daripada takwil

📚Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa tafwidh lebih buruk daripada takwil. Hal ini jika dilihat dari konsekuensi tafwidh itu sendiri. Karena muara dari perkataan ini adalah menuduh bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bodoh karena tidak mengetahui apa makna ayat-ayat sifat Allah yang beliau sampaikan. Padahal tugas beliau sebagai rasul adalah menyampaikan kepada umat apa-apa yang Allah wahyukan. Begitu juga konsekuensi dari perkataan ini menuduh bahwa sahabat dan salafus shalih bodoh tidak mengetahui makna dari ayat-ayat sifat dalam Qur'an. 

📚Adapun murid beliau, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau menyebutkan bahwa takwil lebih buruk daripada tafwidh. Hal ini jika dilihat dari hakikat takwil itu sendiri yang zhahirnya berkata-kata tentang Allah tanpa dasar ilmu. Karena di sini muawwil mendatangkan makna baru dari nash, sedangkan mufawwidh tidak mendatangkan makna baru. 

📝Jadi tidak ada pententangan antara perkataan Ibnu Taimiyah dan perkataan Ibnul Qayyim di sini. Karena masing-masing perkataan dilihat dari konteks yang berbeda. 

📖Kedua maqalat ini (takwil dan tafwidh) saling sepakat bahwa zhahir nash tidak dimaksudkan. Kemudian memalingkan makna nash dari zhahirnya. Dan kedua maqalat ini merupakan metode yang dipakai untuk menta'thil sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

|| Faedah dari guru kami Syaikh Dr. Shalih bin Yusuf ad-Duwaisy hafizhahullah di matkul tauhid asma' wa shifat.