BERDAKWAH DI INDIA ATAU MEMERANGI INDIA?
Ada seseorang, pegiat dakwah yang bergabung dalam sebuah jamaah yang berpusat di India, menukil sebuah dalil untuk pembenaran kelompoknya.
Sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam:
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” عِصَابَتَانِ مِنْ أُمَّتِي أَحْرَزَهُمُ اللهُ مِنَ النَّارِ: عِصَابَةٌ تَغْزُو الْهِنْدَ، وَعِصَابَةٌ تَكُونُ مَعَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
Daripada Saidina Tsauban r.hu menceritakan bahawa Nabi SAW bersabda :
“Akan muncul dua kumpulan dari umatku yang kedua-duanya dipelihara Allah dari api neraka; satu kumpulan yang BERJIHAD/BERDAKWAH di INDIA dan satu kumpulan lagi yang akan bersama Nabi Isa bin Maryam as." 𝗔𝗹-𝗕𝗮𝗻𝗶 [Sahih al-Jami' no.4012,Silsilah as-Sahihah no.1934].
Hadits di atas, kata تَغْزُو الْهِنْدَ dia terjemahkan dengan berjihad/berdakwah di India.
Kalau kita buka-buka kamus, arti تَغْزُو bukan berjihad/berdakwah. Tetapi artinya menyerbu, menggerebek, menyerang atau menyergap, karena berasal dari kata,
غَزَا - يَغْزُو
Sedangkan kata berjihad, seharusnya menggunakan kata,
جَاهَدَ - يُجَاهِدُ
Dan kata berdakwah dengan menggunakan kata,
دَعَا-يَدْعُوْ-دَعْوَةً
Oleh karena itu, hadits di atas terjemahan yang tepat sebagai berikut,
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” عِصَابَتَانِ مِنْ أُمَّتِي أَحْرَزَهُمُ اللهُ مِنَ النَّارِ: عِصَابَةٌ تَغْزُو الْهِنْدَ، وَعِصَابَةٌ تَكُونُ مَعَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
Dari Tsauban, budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
“Ada dua kelompok di kalangan umatku yang Allah akan menjaga (memelihara) mereka dari neraka; kelompok yang MEMERANGI INDIA dan kelompok yang bersama (nabi) Isa bin Maryam.”
Dari segi bahasa, sudah saya jelaskan di atas. Dan bagaimana dengan pendapat para ulama tentang hadits di atas, saya akan tuliskan beberapa penjelasan ulama tentang hal ini.
Hadits di atas tentang kaum muslimin akan memerangi India merupakan salah satu tanda kenabian, karena Nabi shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan terjadinya hal tersebut. Ini merupakan ilmu gaib yang diwahyukan Allah kepada Nabinya.
Syekh Muhammad 'Abd al-Wahhab Buhayri (rahimahullah) berkata:
وهذا الذي حصل من غزو الهند من دلائل النبوة ، حيث
فائدة : الحديث المذكور – أي : حديث ثوبان – من أعلام النبوة فقد غزا المسلمون الهند والسند في عهد بني أمية – ثم شرع في ذِكر أحداث غزو الهند وفتحها - .
" بلوغ الأماني من أسرار الفتح الرباني " ( 22 / 411
Dan kejadian ini, memerangi India adalah dalil kenabian. Dimana hadits yang disebutkan – yakni hadis Tsauban – merupakan salah satu tanda kenabian. Sungguh kaum muslimin memerangi India dan Sindh pada masa Bani Umayyah – kemudian beliau menyebutkan beberapa peristiwa yang terjadi selama memerangi dan penaklukan India. Bulugh al-Amaani min Asraar al-Fath ar-Rabbaani (22/411)
Syekh Siddiq Hasan Khan (wafat 1307 H – semoga Allah merahmatinya) berkata:
وأما الهند : ففتح في عهد " الوليد بن عبد الملك " على يد " محمد بن قاسم الثقفي " سنة اثنتين وتسعين الهجرية ، وبلغت راياته المظلة على الفوج من حدود " السند " إلى أقصى " قنوج " سنة خمس وتسعين .
وبعد ما عاد عاد ولاة الهند إلى أمكنتهم وبقي الحكام من الخلفاء المروانية والعباسية ببلاد " السند " ... .
قال صاحب " المغني " : ... وقصد السلطان محمود الغزنوي أواخر المائة الرابعة غزو " الهند " وأتى مراراً ، وغلب ، وأخذ الغنائم ، وانتزع " السند " من الحكام الذين كانوا من قبل " القادر بالله بن المقتدر العباسي " ، ولكن السلطان " محمود " لم يقم بالهند وكان أولاده متصرفين من " غزنين " إلى " لاهور " حتى استولى السلطان " معز الدين سام الغوري " على " غزنين " وأتى " لاهور " وقبض على " خسروملك " ختْم الملوك الغزنوية ، وضبط " الهند " وجعل " دهلي " دار الملك سنة تسع وثمانين وخمسمائة ، ومن هذا التاريخ إلى آخر المائة الثانية عشر كانت ممالك الهند في يد السلاطين الإسلامية . " أبجد العلوم " ( 1 / 344 ، 345 ) .
Mengenai India, wilayah ini ditaklukkan pada masa pemerintahan al-Walid bin 'Abd al-Malik, di tangan Muhammad bin Qaasim ath-Thaqafi pada tahun 92 H, dan panji-panjinya membentang dari perbatasan Sindh hingga Kannauj pada tahun 95 H. Setelah ia kembali, para penguasa India kembali ke tempat mereka dan para penguasa di antara khalifah Marwanid dan Abbasiyah tetap tinggal di Sindh. …Penulis al-Mughni berkata: …Pada akhir abad keempat H, Sultan Mahmoud al-Ghaznawi berangkat untuk menyerang India, dan ia datang beberapa kali; ia menang dan ia merebut rampasan perang, dan ia merebut Sindh dari para gubernur khalifah Abbasiyah al-Qaadir Billah bin al-Muqtadir. Namun Sultan Mahmoud tidak tinggal di India. Putra-putranya menguasai wilayah yang membentang dari Ghazneen hingga Lahore hingga Sultan Mu'izz ad-Deen Saam al-Ghuri mengambil alih Ghazneen, lalu tiba di Lahore dan menangkap Khusrau Malik, penguasa terakhir Dinasti Ghaznawi. Ia merebut kendali India dan menjadikan Delhi pusat pemerintahan pada tahun 589 H. Sejak saat itu hingga akhir abad ke-12, kerajaan-kerajaan India berada di tangan para Sultan Muslim. (Abjad al-'Uluum (1/344-345)).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang peristiwa tahun 94 H:
وفيها : افتتح القاسم بن محمد الثقفي أرض الهند ، وغنم أموالاً لا تعد ولا توصف ." البداية والنهاية " ( 9 / 113 ).
Pada tahun itu, al-Qasim bin Muhammad ats-Tsaqafi menaklukkan India dan merampas harta rampasan perang yang tak terhitung jumlahnya. Al-Bidaayah wa'n-Nihaayah (9/113) .
Dan Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang peristiwa tahun 96 H:
وفيها : غزا يمين الدولة " محمود بن سُبُكْتِكين " بلاد الهند ، فافتتح مدناً كباراً ، وأخذ أموالاً جزيلة ، وأسر بعض ملوكهم - وهو ملك " كراشي " - حين هرب لما افتتحها ، وكسر أصنامها. " البداية والنهاية " ( 11 / 358 ) .
Pada tahun itu, Yamin ad-Dawlah – Mahmud bin Sabuktigin – menyerbu India, menaklukkan kota-kota besar dan merampas sejumlah besar harta rampasan perang. Ia menawan salah satu raja mereka – yaitu raja Karachi – yang melarikan diri ketika ia menaklukkannya, dan ia menghancurkan berhala-berhala mereka. (Al-Bidaayah wa'n-Nihaayah (11/358)).
Dan Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang peristiwa tahun 149 H:
وفيها غزا " محمود بن سبكتكين " بلاد الهند ، وتواقع هو وملك الهند ، فاقتتل الناس قتالاً عظيماً ، ثم انجلت عن هزيمة عظيمة على الهند ، وأخذ المسلمون يقتلون فيهم كيف شاءوا ، وأخذوا منهم أموالاً عظيمة من الجواهر والذهب والفضة ، وأخذوا منهم مائتي فيل ، واقتصوا أثار المنهزمين منهم ، وهدموا معامل كثيرة .
" البداية والنهاية " ( 12 / 8 ) .
Pada tahun itu, Mahmud bin Sabuktigin menyerbu India dan bertemu dengan raja India dalam pertempuran. Terjadi pertempuran sengit di antara penduduk, kemudian pertempuran tersebut berakhir dengan kekalahan telak bagi India. Kaum Muslim membunuh banyak dari mereka dan merampas banyak harta rampasan perang, termasuk batu permata, emas, dan perak. Mereka juga merampas dua ratus gajah dari mereka dan mencoba mengejar orang-orang yang melarikan diri dari medan perang, serta menghancurkan banyak kuil. Al-Bidaayah wa'n-Nihaayah (12/8).
Berkata Syekh Muhammad Sholeh hafidzahullah,
قد حصل غزو الهند ، وافتتحها المسلمون ، وحطموا أصنامها ، مراراً ، وقد ابتدأ ذلك في عهد الوليد بن عبد الملك بقيادة القاسم بن محمد الثقفي ، وغزيت وافتتحت أيضاً في زمان العباسيين ، وذلك بقيادة القائد المظفر " محمود بن سُبُكتِكين " رحمه الله ، وقد فرض على نفسه غزو الهند مرة في كل عام .
India memang pernah diserang dan ditaklukkan oleh kaum Muslimin, dan mereka menghancurkan berhala-berhalanya beberapa kali. Hal ini dimulai pada masa al-Walid bin 'Abd al-Malik, di bawah kepemimpinan al-Qaasim bin Muhammad ath-Tsaqafi. India juga pernah diserbu dan dikuasai pada masa Abbasiyah, di bawah kepemimpinan panglima Mahmud bin Sabuktigin (semoga Allah merahmatinya). Beliau sendiri yang mengambil inisiatif untuk menyerbu India setiap tahun. (Al Islam Soal Wa Jawab).
AFM
Copas dari berbagai sumber