Kamis, 13 November 2025

600 ribu pasukan eropa dan 21 ribu pasukan muslim


pada tanggal 26 Agustus 1071, sekitar 950 tahun lalu.. Still don't care?

Eropa ngumpul bareng bikin pasukan gede banget, 600 ribu prajurit plus 1000 ketapel perang, masing-masing ditarik 100 sapi, tujuannya buat ngeruntuhin Ka'bah dan ngehancurin seluruh Timur Islam. Pasukan ini dipimpin Paus, bawa 35 ribu pendeta, senjata, perlengkapan, amunisi segunung, dan nyatain perang suci buat ngabisin umat Islam...!!!

Khilafah Abbasiyah lagi di titik terendah: miskin, lemah, hina. Cuma punya 3000 tentara yang cuma keluar pas iring-iringan khalifah yang nggak ada nama, nggak ada wibawa, cuma didoain di khotbah Jumat...!!

Habis sudah? Tentu nggak..

Ada kerajaan kecil namanya Seljuk, tugasnya jaga perbatasan khilafah, kadang ngehadang serangan Bizantium, kadang kalah. 

Pemimpinnya anak muda bernama Alp Arslan — dalam bahasa Arab artinya Singa Berani.
Pahlawan ini lagi pulang dari Khorasan, perang bawa 21 ribu pasukan, banyak yang luka, banyak yang kehilangan senjata. Dengar pasukan Salib datang, dia buru-buru balik, coba ngebujuk Kaisar Bizantium Romanos buat mundur: tawarin wilayah, tawarin upeti, kasih harta karun.

Tapi Romanos ngeyel: “Pasukan segini gede, biayanya nggak bakal ditutup sama harta kalian semua. Harga satu-satunya: habisin umat Islam, hancurin tempat suci kalian di Palestina sama Hijaz.”

Alp Arslan kehabisan akal. Kirim surat ke khalifah minta bantuan — nggak dibales. Alasannya: lagi susah, tentara sedikit. Alp Arslan coba bangkitin semangat umat Islam, kirim utusan ke mana-mana — cuma sedikit yang nyaut.

Dia dateng ke gurunya, Abu Nashr Muhammad bin Abdul Malik Al-Bukhari, minta saran soal musibah gede ini. Sang guru bilang: “Lawan mati-matian demi agama Allah, pakai semua kekuatan yang ada.”

Lalu Alp Arslan keluar ke pasukannya yang kecil, kasih pilihan: “Yang mau jihad, tinggal. Yang mau pulang, kasih alasan ke Allah, pergi aja!!!”

Guru agung itu berdiri di tengah pasukan, bilang: “Hari ini hari Allah. Nggak ada tempat buat sombong atau takabur. Agama Allah, darah umat Islam, tempat suci — cuma ada di tangan kalian dan iman kalian.” Lalu menoleh ke Alp Arslan: “Jadikan pertempuran ini hari Jumat, biar umat Islam doain kita di shalat Jumat.”

Alp Arslan nurut. Saran ini singkat, tapi jelasin semua kunci kemenangan: materi + moril. Mujahid butuh doa sama kayak butuh pedang dan tombak.

Tanggal 7 Dzulqa'dah 463 H / 26 Agustus 1071 M, Jumat. Alp Arslan shalat bareng pasukan, nangis khusyuk, doa panjang, sujud sampe wajahnya di tanah, minta pertolongan Allah. 

Dia ikat ekor kudanya sendiri, lalu bilang ke tentara:
“Yang mau pulang, pulang aja. Di sini nggak ada sultan selain Allah.”

Lalu naik kuda, teriak keras di medan perang:
“Kalau aku kalah, aku nggak bakal mundur. Medan perang ini bakal jadi kuburanku.”
Dengan adegan itu — dengan izin Allah — 21 ribu tentara berubah jadi 21 ribu singa ganas!!!
Di tempat bernama Malazgirt (sekarang di Turki tenggara), Alp Arslan bagi pasukannya: pasang pemanah di antara dua gunung, maju sambut pasukan depan Bizantium. Pasukan Eropa lain masih telat...

Bizantium serbu duluan dengan 60 ribu prajurit. Alp Arslan mundur pelan-pelan ke celah gunung, keluar dari sana, nyebar pasukan: satu regu nahan depan, satu regu muter lewat gunung, nutup jalan masuk. Jeblak! Mereka terperangkap di jebakan paling rapi dalam sejarah perang.

Pasukan Bizantium masuk, nunggu sampe penuh di celah itu. Alp Arslan kasih tanda — panah hujan deras!

Mayor Jenderal Mahmoud Sheet Khattab komentar: “Pemanah mereka luar biasa. Dalam 2 jam, 60 ribu prajurit musnah. Dua regu coba naik gunung buat kabur, tapi panah nancap di badan mereka, nutup celah dengan mayat. Yang coba keluar dari dua ujung — Seljuk udah nunggu, sembelih hidup-hidup.”

Eropa dengar kekalahan, pasukan Armenia, Georgia, Rusia maju — langsung dihabisin regu depan.

Para komandan Eropa ribut, saling tuding, kacau balau, mundur pulang, tinggalin pasukan Bizantium. Alp Arslan nyerbu, habisin sampe akar-akarnya. Kaisar Romanos tertangkap! Hari itu jadi hari kemenangan Allah.

Siapa yang nyangka?

Secara logika, akal, hitung-hitungan manusia — apa mungkin 21 ribu tahan lawan setengah juta pasukan Eropa yang penuh dendam dan darah?!
...

Biar kita nggak lupa kisah heroik umat Islam dan keberanian abadi mereka — sebarkan, dukung agamamu..

Kita bilang: Allah selalu ada, Dia pasti menangkan siapa yang menangkannya. 

Pelajaran nggak pernah di jumlah atau senjata, tapi di iman yang nggak pernah tunduk kecuali kepada Allah.
Al akh zico pratama