Syaikh Masyhur Hasan Salman bercerita ttg Syaikh al Albani (aslinya ini jawaban dari sebuah pertanyaan ttg kisah Syaikh al Albani) :
"Syaikh Al Albani sepanjang hidupnya tidak bergantung pada orang lain untuk kitab-kitabnya. Jika kami dengar Syaikh pergi ke suatu tempat untuk istirahat atau nuzhah (piknik), kami paham bahwa Syaikh baru saja menyelesaikan satu kitab dan keluar untuk meng-indeks-nya (membuat daftar isi/fihris).
Di akhir hayatnya, Syaikh mewakilkan Syaikh Ali Hasan (Al Halabi) hafizhahullah untuk merevisi sebagian kitabnya. Syaikh meminta saya melihat naskah asli (Silsilah) Adh-Dha'ifah jilid 5. Ketika saya melihatnya, sungguh saya tidak bisa menahan diri, saya menangis.
Kertasnya... kertasnya adalah kantong-kantong lama yang dulu dipakai untuk gula dan beras, yang warnanya coklat. Syaikh memotong-motongnya dengan ukuran berbeda, lalu menggarisinya dengan tinta. Juga kertas kado, yang berwarna-warni itu, Syaikh potong dan tulis di baliknya. (diceritakan dalam riwayat lain beliau memakai kertas bekas undangan pernikahan dan semacamnya)
Saya tahu Syaikh datang ke Yordania dalam keadaan fakir... Dulu jika Syaikh ingin berobat, beliau harus antre berjam-jam. Ketika saya tanya, beliau berkata: "Saya tidak punya uang untuk beli kertas."
Syaikh hidup dalam penderitaan berat dari berbagai sisi. Kemiskinan, dan juga "teror" dari para hizbiyyin, sufi, dan Asy'ariyah. Ada kampanye besar-besaran melawan Syaikh. Tapi Syaikh, Subhanallah, semangatnya tinggi. Wallahu a'lam, ini adalah buah dari kejujuran dan keikhlasan beliau kepada Allah."
(Liqo' ma'a Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman fi manzili Syaikh Abdul Aziz ar Rays)
https://www.facebook.com/share/1D3S6xH1eo/