Cara Menghadapi Fitnah Syubhat dan Syahwat
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
فتنةُ الشبهات من ضعفِ البصيرة وقلَّة العلم ... ولا يُنجِّي من هذه الفتنة إلا تجريدُ إتباع الرسول وتحكيمُه في دِقِّ الدين وجِلِّه، ظاهرِه وباطنِه، عقائدهِ وأعمالهِ، حقائقهِ وشرائعهِ ...
ففتنةُ الشُّبُهات تُدفَع باليقين، وفتنةُ الشهوات تُدفَعُ بالصبر، ولذلك جعل سبحانه إمامةَ الدين منوطةً بهذين الأمرين؛ فقال: {وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ} [السجدة: 24]، فدلَّ على أنه بالصبر واليقين تُنالُ الإمامةُ في الدين ..
"Fitnah syubhat timbul dari lemahnya ilmu dan kurangnya ilmu ... dan tidak ada yang dapat menyelamatkan dari fitnah ini kecuali dengan memurnikan ittiba' (peneladanan) terhadap Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan menjadikan sunnahnya sebagai hakim dalam semua perkara agama, baik yang besar maupun yang kecil, yang lahir maupun yang batin, keyakinan maupun amalan, baik hakikat maupun syariat.
Fitnah syubhat dilawan dengan al-yaqin (akidah yang benar) dan fitnah syahwat dilawan dengan kesabaran. Oleh karena itu, Allah menjadikan kemuliaan dalam agama bergantung pada dua hal ini; Allah berfirman (yang artinya): "Dan Kami jadikan di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar dan yakin akan ayat-ayat Kami" (QS. As-Sajdah: 24), yang menunjukkan bahwa dengan kesabaran dan al-yaqin (akidah yang benar), akan dicapai kemuliaan dalam beragama" (Ighatsatul Lahafan, 2/167).
Fawaid Kangaswad | Support Ma'had : trakteer.com/kangaswad