Minggu, 09 November 2025

Berbakti kepada Ibu yang tidak Shalat

Berbakti kepada Ibu yang tidak Shalat

Seseorang bertanya kepada Syaikh Bin Baz: 

"Saya punya ibu, beliau penyayang, lembut, dan penuh cinta, tapi beliau tidak shalat," kata si penanya.

Orang tadi kemudian melanjutkan, "Apakah boleh bagi saya untuk menanggung hidupnya dan membantunya?." 

Syaikh Bin Baz menjelaskan, wajib bagi seorang anak tersebut untuk berbuat baik kepada ibunya, meskipun dia tidak shalat.

Tetapi, kata Syaikh Bin Baz, dia hendaknya selalu menasehati dan mengajarkan ibunya untuk shalat. 

"Shalat adalah perkara yang paling besar, tiangnya Islam, dan yang meninggalkannya maka dia kafir," kata Syaikh Bin Baz. 

Mufti kedua Saudi ini berharap agar ibu si penanya mendapatkan hidayah dari Allah. 

Selanjutnya, ulama kharismatik Saudi ini menganjurkan kepada anak tadi untuk berbuat baik, berbicara yang baik, dan mengeluarkan harta untuk ibunya. 

"Karena Allah Azza Wa Jalla mewasiatkan berbuat baik kepada kedua orang tua, meskipun keduanya kafir. Berbuat baiklah kepada keduanya," terang Syaikh Bin Baz.

Menurut Syaikh, perbuatan baik kepada orang tua terkadang menjadi sebab hidayah untuknya. 

"Kadang menjadi sebab hidayah dan dia mau shalat. Maka teruslah berbuat baik, sabar, dan berbicara lembut dan serta baik kepadanya," tegas Syaikh Bin Baz. 

Syaikh berharap agar hidayah Allah datang menyapanya.

"Semoga Allah memberinya hidayah," tutup Syaikh Bin Baz. 

(Fatawa Nurun Alad Darb, Kitabul Adab, jilid 33, hal. 132-133)

---

Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dihukumi kafir, tapi beliau senantiasa menasehati agar seorang anak berbuat baik kepada orang tua yang tidak shalat. 

Harapannya, dengan berbuat baik tersebut, hidayah Allah akan menyapanya. 

Syaikh tidak memberikan arahan kepada anak yang bertanya tadi untuk memvonis ibunya dengan kafir. 

Syaikh malah berharap agar hidayah datang untuk ibu tadi.
UBMS