KEHEBATAN IBUNDA KHADIJAH
Orang Arab jahiliyah dahulu membenci penyihir (saahir), namun mereka sangat menghormati dukun (kaahin).
Para penyihir dibenci karena suka menyakiti orang, kebiasaan mereka melakukan tiga hal, al-Qatl (membunuh dg cara mistik), Al-Imradl (menjadikan orang sakit), dan at-tafriq bainal mar'i wa zawjih (memisahkan antara suami dan istri).
Adapun Dukun (kahin) adalah profesi yang cukup terhormat kala itu, dimintai tolong untuk memecahkan masalah yang rumit, dimintai tolong untuk menyembuhkan orang sakit, ditanyai barang yang hilang untuk ditemukan kembali, dimintai tolong untuk meramal masa depan dll.
Di zaman jahiliyah, setiap adal hal yang berbau mistik, maka penyihir dan dukun adalah pawangnya, mereka adalah referensi utama masyarakat jahiliyah untuk menyelesaikan masalah² yang berbau alam ghaib, Jin, syetan dan kemistikan.
Namun ada hal yang sangat menarik bagi saya untuk diamati. Di saat pengaruh kahin dan saahir itu mendarah daging di kehidupan masyarakat jahiliyah, namun hal itu tidak membuat ibunda kita Khadijah binti khuwailid tercebur dan mengikuti trend tradisi jahiliyah saat itu.
Ketika ibunda Khadijah mengetahui bahwa ada kejadian misteri yang telah menimpa sang suami tercinta di gua Hira', maka beliau tidak membawa Rasulullah kepada penyihir atau dukun, padahal saat itu hanya dukun dan penyihir yang dianggap paling punya otoritas untuk menjawab kerumitan tsb. Beliau justru membawa Rasulullah kepada seorang Ahli ilmu yang memahami isinya al-Kitab, yaitu WARAQAH bin Naufal. Sebuah tindakan yng tidak populer saat itu, namun itulah tindakan yang tepat dari seorang istri yang cerdas dan penuh solusi.
Akhirnya Waraqah bin Naufal pun menjelaskan peristiwa itu secara gamblang, dan Rasulullah pun memahami akan adanya beban dahsyat yang akan dipikul di pundaknya.
============
Pelajaran dari kisah ini sangat banyak, tapi saya ingin menyebutkan satu saja.
" bahwa Istri seorang da'i tidak cukup shalihah (baik) tapi dia juga harus muslihah (membuat orang lain menjadi baik). Shalihah untuk dirinya dan muslihah untuk umatnya"
Ustadz fadlan fahamsyah