Selasa, 18 November 2025

Alasan penulisan kitab ini

Alasan penulisan kitab ini:

Al-Bukhari al-Hanafi (w. 841 H) pernah berkata:

“Siapa yang menyebut Ibn Taimiyah sebagai Syaikhul Islam, maka ia kafir.”

Ucapan yang sangat zalim ini membuat seorang ulama besar sezamannya—Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi (w. 842 H), seorang Syafi’i—menulis sebuah kitab khusus. Di dalamnya, ia membuat biografi para ulama yang memberi gelar Syaikhul Islam kepada Ibn Taimiyah. Jumlahnya mencapai sekitar 90 ulama, dan itu baru dari masa yang hanya 120 tahun setelah wafatnya Ibn Taimiyah.

Di akhir kitabnya, Ibnu Nashiruddin berkata:

“Masih banyak sekali ulama lain yang tidak kami sebutkan, jumlahnya sangat banyak, yang menegaskan keimaman beliau—zuhudnya, wara’-nya, dan kuatnya agama beliau.”

Kalau al-Bukhari al-Hanafi hidup di zaman sekarang…
mungkin dia akan mengkafirkan setengah ulama dunia—bahkan lebih.

Kitab ini sangat menarik; selain memaparkan siapa saja yang memberi gelar Syaikhul Islam kepada Ibn Taimiyah, ia juga membahas soal:

bahaya dan kaidah takfir,

wajibnya mengikuti sunnah,

larangan mencela seseorang hanya karena madzhabnya,

aturan dalam jarh wa ta’dil,

dan hal-hal penting lainnya.

Komentar saya:
Orang-orang yang menyebut Ibn Taimiyah sebagai Syaikhul Islam jumlahnya tidak terhitung lagi. Musuh-musuh Ibn Taimiyah cukup diberi satu kalung: yaitu kenyataan bahwa gelar itu diakui begitu banyak ulama.

Catatan:
Penulis kitab tersebut sengaja tidak menyebut nama orang yang ia bantah, yaitu al-‘Ala’ al-Bukhari. Alasannya, ia berharap orang itu bertaubat dan kembali kepada kebenaran. Sebab takfir itu perkara sangat berbahaya; yang biasanya terjebak di dalamnya hanyalah orang yang dengki, penuh kebencian, dan tidak punya hujjah yang kuat.