Beberapa pendapat pilihan (ikhtiyarat) Imam Nawawi yg mungkin lebih ringan dari pendapat madzhab Syafi'i:
1. Tidak makruh menggunakan siwak bagi orang puasa secara mutlak, baik sebelum "zawal" atau sesudahnya.
Pendapat mu'tamad: makruh setelah zawal.
2. Babi itu tidak seperti anjing, jadi cukup dibasuh sekali saja sesuatu yg terkena babi, seperti najis mutawssithoh yg lain.
Pendapat mu'tamad: wajib dibasuh 7 kali.
3. Istri yg haidh, suami hanya haram menjimaknya saja, adapun bentuk-bentuk menikmati yg lain itu boleh.
Pendapat mu'tamad: segala bentuk menikmati (melihat dan memegang) bagian antara pusar dan lutut itu haram.
4. Saat tayammum, mengusap tangan itu hanya sampai pergelangan tangan.
Pendapat mu'tamad: wajib sampai siku.
5. Sholat lihurmatil waqti karena suatu kondisi mendesak, tidak wajib diulang.
Pendapat mu'tamad: wajib diulang ketika keadaan sudah normal, jadi sholatnya dua kali.
6. Orang yg setelah sholat baru mengetahui bahwa di pakaiannya ada najis, tidak wajib mengulang.
Pendapat mu'tamad: wajib diulang.
7. Orang sakit keras boleh menjamak sholat, baik taqdim atau ta'khir.
Pendapat mu'tamad: gak boleh, jamak itu disebabkan karena safar atau hujan.
8. Qunut saat sholat witir disunnahkan sepanjang tahun, tidak hanya di bulan Ramadhan.
Pendapat mu'tamad: qunut saat sholat witir hanya disunnahkan di setengah akhir dari bulan Ramadhan.
9. Sah jual beli mu'athoh (tanpa shighoh ijab dan qobul).
Pendapat mu'tamad: tidak sah.
Ikhtiyarat Imam Nawawi juga ada yg lebih berat dari pendapat mu'tamad madzhab, seperti:
1. Makan daging unta membatalkan wudhu.
2. Saat sujud, hidung wajib menyentuh tempat sujud.
3. Haram melihat laki-laki amrad secara mutlak (baik ada syahwat atau tidak).
[اختيارات الإمام النووي، ٦٠٤]
___
Apakah boleh mengamalkan pendapat-pendapat ikhtiyarat ini?
Jawabannya: boleh.
وقال الناشري في فتاويه: يجوز تقليد المختارين كالسيوطي، واعتمده شيخنا ابن زياد.
وقال الجوهري: وما قاله الناشري هو المعتمد عندي، فيجوز تقليد المختارين، لأنهم مجتهدون لتلك المسألة.
[الفوائد الجنية، ٢٦]
Apakah pendapat ikhtiyar ini keluar dari madzhab Syafi'i? Jawabannya: tidak.
Wallahu a'lam..
Ust Amru hamdany