Sabtu, 05 Juli 2025

fitnah-fitnah agama

Al-‘Allāmah Asy-Syaukānī berkata dalam biografi gurunya, ‘Alī bin Qāsim Hanish:
"ومن محاسِن كَلامه الذي سمعته مِنهُ: النّاس على طَبَقات ثَلاث:
١-فالطبقة العالِيَة: العلماء الأكابر، وهم يعْرفُونَ الحق والباطِل، وإن اخْتلفُوا لم ينشأ عَن اخْتلافهمْ الفِتَن؛ لعلمهم بِما عِنْد بَعضهم بَعْضًا.
 ٢-والطبقة السافلة: عامَّةٌ على الفطْرَة، لا ينفرون عَن الحق، وهم أتباع من يقتدون بِهِ، إن كانَ محقًا كانُوا مثله، وإن كانَ مُبْطلًا كانُوا كَذَلِك.
 ٣-والطبقة المتوسطة هي منشأ الشَّرّ وأصل الفِتَن الناشئة في الدين، وهم الَّذين لم يمعنوا في العلم حَتّى يرتقوا إلى رُتْبَة الطَّبَقَة الأولى، ولا تَرَكُوهُ حَتّى يَكُونُوا من أهل الطَّبَقَة السافلة، فإنهم إذا رَأوْا أحدًا من أهل الطَّبَقَة العليا يَقُول ما لا يعرفونه مِمّا يُخالف عقائدهم الَّتِى أوقعهم فِيها القُصُور، فوّقوا اليه سِهام الترقيع، ونسبوه إلى كل قَول شنيع، وغيّروا فطر أهل الطَّبَقَة السُّفْلى عَن قبُول الحق بتمويهات باطِلَة، فَعِنْدَ ذَلِك تقوم الفِتَن الدِّينِيَّة على ساق".
هَذا معنى كَلامه الذي سمعناه مِنهُ، وقد صدق؛ فإنّ من تَأمل ذَلِك وجده كَذَلِك).
[البدر الطالع (١/ ٤٧٢ - ط: دار المعرفة)].

"Di antara ucapan indah yang pernah kudengar darinya:  
Manusia terbagi menjadi tiga tingkatan:

1. *Tingkatan tertinggi*: Para ulama besar, mereka mengenal kebenaran dan kebatilan. Bila mereka berbeda pendapat, perbedaan itu tidak menimbulkan fitnah karena masing-masing mengetahui alasan pendapat yang lain.

2. *Tingkatan terbawah*: Orang awam yang masih di atas fitrah. Mereka tidak menolak kebenaran. Mereka hanya mengikuti orang yang mereka jadikan panutan. Jika yang mereka ikuti benar, maka mereka ikut benar. Jika salah, maka mereka pun ikut salah.

3. *Tingkatan pertengahan*: Inilah sumber kejahatan dan pangkal munculnya fitnah dalam agama. Mereka ini tidak cukup mendalami ilmu hingga bisa naik ke tingkatan ulama, namun juga tidak meninggalkan ilmu hingga menjadi awam yang tunduk. Bila mereka melihat ulama besar mengatakan sesuatu yang tidak mereka pahami dan bertentangan dengan keyakinan mereka (yang rusak karena minim ilmu), maka mereka pun menyerangnya, menuduhnya dengan berbagai tuduhan keji, dan menyesatkan orang-orang awam sehingga tidak menerima kebenaran dengan syubhat-syubhat batil. Maka di sinilah muncul fitnah-fitnah agama.”

Inilah makna ucapan beliau yang kami dengar langsung darinya. Dan sungguh ia benar—barang siapa merenunginya, niscaya akan membenarkannya.

[Al-Badr Ath-Thāli‘, 1/472, Dar Al-Ma‘rifah]
Ustadz nurhadi nugroho