*Siapa pemenangnya?*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ، فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ : جُمْدَانُ ، فَقَالَ: سِيرُوا هَذَا جُمْدَانُ، سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ، قَالُوا : وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ.
"Dari Abu Hurairah dia berkata: "Pada suatu ketika Rasulullah ﷺ pergi ke Makkah melewati sebuah gunung yang bernama Jumdan. Kemudian beIiau bersabda: "Tapaki Jumdan, telah menang para mufarridun", Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan mufarridun? ' Beliau menjawab: 'Yaitu orang-orang laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah.' (HR. Muslim no. 2676).
Maknanya: ketika sebagian orang lewat jalan tersebut terlebih dahulu dan sebagian masih di belakang, Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengingatkan bahwa pemenang sejati adalah mereka yang sering berdzikir kepada Allah. (جامع العلوم والحكم ، ص. ٨٢٣)
*Mufarridun menyibukkan diri mereka dengan amalan afdhal*.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وأما ما سألت عنه من أفضل الأعمال بعد الفرائض؛ فإنه يختلف باختلاف الناس فيما يقدرون عليه وما يناسب أوقاتهم، فلا يمكن فيه جواب جامع مفصل لكل أحد، لكن مما هو كالإجماع بين العلماء بالله وأمره: أن ملازمة ذكر الله دائما هو أفضل ما شغل العبد به نفسه في الجملة، وعلى ذلك دل حديث أبي هريرة الذي رواه مسلم: "سبق المفردون قالوا يا رسول الله ومن المفردون؟ قال: الذاكرون الله كثيرا والذاكرات" ... والدلائل القرآنية والإيمانية بصرا وخبرا ونظرا على ذلك كثيرة.
"Adapun pertanyaanmu tentang amalan yang paling utama setelah amalan fardhu/wajib; maka sesungguhnya itu berbeda-beda seiring dengan perbedaan kemampuan manusia dan waktu yang sesuai dengan mereka, maka tidak mungkin ada jawaban yang mencakup nan terperinci bagi setiap orang, tetapi *seperti ada ijma'/kesepakatan di kalangan orang-orang 'alim/tahu tentang Allah dan perintah-Nya bahwa secara global senantiasa berdzikir kepada Allah adalah kesibukan yang paling utama bagi seorang hamba*, itulah yang ditunjukkan oleh Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ
"telah menang Mufarridun".
Lalu para sahabat bertanya:
وَمَا الْمُفَرِّدُونَ؟ يَا رَسُولَ اللهِ
"ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Mufarridun?".
Beliau menjawab:
الذَّاكِرُونَ اللهَ كَثِيرًا، وَالذَّاكِرَاتُ
"yaitu orang-orang laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah". (HR. Muslim no. 2676).....
Dan petunjuk Al-Qur"an dan Iman yang menunjukkan hal itu banyak".
*Bagaimana agar menjadi mufarridun?*
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وأقلّ ذلك أن يلازم العبد الأذكار المأثورة عن معلم الخير وإمام المتقين صلى الله عليه وسلم؛ كالأذكار المؤقتة في أول النهار وآخره وعند أخذ المضجع وعند الاستيقاظ من المنام وأدبار الصلوات، والأذكار المقيدة مثل: ما يقال عند الأكل والشرب واللباس والجماع ودخول المنزل والمسجد والخلاء والخروج من ذلك وعند المطر والرعد إلى غير ذلك.
وقد صنفت له الكتب المسماة بعمل اليوم والليلة.
ثم ملازمة الذكر مطلقا وأفضله: " لا إله إلا الله ". وقد تعرض أحوال يكون بقية الذكر مثل: "سبحان الله والحمد لله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله" أفضل منه.
"Minimal dari itu seorang hamba senantiasa berdzikir dengan dzikir-dzikir yang diriwayatkan dari pengajar kebaikan dan imamnya orang-orang bertakwa (Nabi Muhammad) shallallhu'alaihiwasallam; seperti dzikir yang disyariatkan di waktu-waktu tertentu: di pagi dan petang hari, di saat akan tidur, tatkala bangun tidur, selepas shalat, dan dzikir-dzikir yang dikaitkan dengan keadaan tertentu; seperti: dzikir yang diucapkan di saat akan makan, minum, memakai pakaian, bersetubuh, saat masuk rumah, masjid, wc, dan keluar dari itu semua, dan tatkala turun hujan, ada guntur, dan lain-lain.
Dan telah ditulis kitab-kitab tentang dzikir tersebut yang diberi judul "'Amal Al-Yaum Wal-Lailah" (amalan sehari semalam).
Kemudian selalu berdzikir secara mutlak, yang paling utama ialah: "La Ilaha IllaLLah", dan kadang ada kalanya dzikir yang lain seperti: "Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La Haula Wa La Quwwata Illa Billah" lebih utama dari "La Ilaha IllaLLah".
*Belajar dan Mengajar Ilmu Syar'i dan Amr Ma'ruf Nahi Munkar Bagian Dari Dzikir Kepada Allah*.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
ثم يعلم أن كل ما تكلم به اللسان وتصوره القلب مما يقرب إلى الله من تعلم علم وتعليمه وأمر بمعروف ونهي عن منكر فهو من ذكر الله. ولهذا من اشتغل بطلب العلم النافع بعد أداء الفرائض أو جلس مجلسا يتفقه أو يفقه فيه الفقه الذي سماه الله ورسوله فقها فهذا أيضا من أفضل ذكر الله. وعلى ذلك إذا تدبرت لم تجد بين الأولين في كلماتهم في أفضل الأعمال كبير اختلاف
"Kemudian hendaknya ia mengetahui bahwa setiap apa yang diucapkan oleh lisan dan difahami oleh hati, yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, yang berupa mempelajari ilmu dan mengajarkannya, beramar ma'ruf dan nahi munkar, itu semua bagian dari dzikir kepada Allah. Oleh karenanya barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan mencari ilmu yang bermanfaat setelah menunaikan amalan-amalan fardhu/wajib, atau duduk di majelis memperdalam fiqh atau mengajarkannya yang memang Allah dan Rosul-Nya menamakan itu sebuah fiqh, maka ini juga termasuk dzikir kepada Allah yang paling utama. Berdasarkan itu, jika kamu cermati maka kamu tidak temui perbedaan yang mencolok di kalangan orang-orang terdahulu pada perkataan mereka tentang amalan yang paling utama".
📘 Majmu' Fatawa (10/370-371).
📆 30 Rabi' Al-Akhir 1447
✍️https://t.me/irsyadhasan_bin_isaansori4