Selasa, 28 Oktober 2025

Disebutkan dalam kitab Siraj ath-Thalibin 'ala Minhaj al-'Abidin, karya Syaikh Ihsan al-Jampesi al-Jawi (w. 1371 H, rahimahullah):

Disebutkan dalam kitab Siraj ath-Thalibin 'ala Minhaj al-'Abidin, karya Syaikh Ihsan al-Jampesi al-Jawi (w. 1371 H, rahimahullah): 

وأما مذهب السلف فهو جرى على ظاهره من إثبات يد له تعالى منزه عن سائر الحوادث. قال بعضهم: طريقة السلف أسلم، وطريقة الخلف أحكم، ورد غيره بأنه غير مستقيم، لأنه ظن أن طريقة السلف مجرد الإيمان بألفاظ القرآن والحديث من غير فقه في ذلك، وأن طريقة الخلف هي استخراج معاني النصوص المصروفة عن حقائقها بأنواع المجازات. فجمع هذا القائل بين الجهل بطريقة السلف والدعوى في طريقة الخلف، وليس الأمر كما ظن، بل السلف في غاية المعرفة بما يليق بالله تعالى، وفي غاية التعظيم له، والخضوع لأمره، والتسليم لمراده. وليس من سلك طريقة الخلف واثقا بأن الذي يتأوله هو المراد، ولا يمكنه القطع بصحة تأويله انتهى. ولهذا قال إمام الحرمين في الرسالة النظامية بعد حكاية الطريقتين: والذي نرتضيه رأيًا وندين الله به عقيدة اتباع سلف الأمة للدليل القاطع أن إجماع الأمة حجة، فلو كان تأويل هذه الظواهر حتما فلا شك أن يكون اهتمامهم به فوق اهتمامهم بفروع الشريعة، وإذا انصرم عصر الصحابة والتابعين على الإضراب عن التأويل كان ذلك هو الوجه المتبع والله أعلم، كذا أفاده بعض المحققين

"Adapun mazhab Salaf adalah berjalan di atas zahir nash, yaitu menetapkan bahwa Allah memiliki tangan, dengan mensucikan-Nya dari segala hal yang baharu (hawadits). Sebagian ulama berkata: Metode Salaf lebih selamat, sedangkan metode Khalaf lebih bijak. Namun, pendapat ini disanggah oleh sebagian ulama lain karena tidak tepat. Sebab, yang berkata demikian mengira bahwa metode Salaf hanyalah beriman kepada lafal Quran dan hadis tanpa memahaminya, sedangkan metode Khalaf adalah menakwilkan makna teks dari makna hakikinya dengan berbagai majaz. Orang yang berkata demikian berarti telah menggabungkan antara ketidaktahuan terhadap metode Salaf dan klaim terhadap metode Khalaf.

Padahal perkaranya bukanlah sebagaimana dugaannya, para Salaf berada pada puncak pengetahuan tentang apa yang layak bagi Allah, pada puncak pengagungan kepada-Nya, tunduk pada perintah-Nya, dan pasrah terhadap maksud-Nya. Sedangkan orang yang mengikuti metode Khalaf tidak bisa memastikan bahwa takwil yang dilakukannya itu benar-benar merupakan maksud dari nash, dan ia tidak dapat memastikan kebenaran takwilnya.

Oleh karenanya, Imam al-Haramain berkata dalam ar-Risalah an-Nizhamiyyah setelah menjelaskan adanya kedua metode tersebut: Pendapat yang kami ridai dan kami yakini sebagai akidah adalah mengikuti Salaf umat ini. Sebab, dalil yang pasti menunjukkan bahwa ijmak umat merupakan hujjah. Sekiranya takwil terhadap zahir dari ayat-ayat dan hadis-hadis itu merupakan keniscayaan, maka tidak diragukan bahwa mereka terhadapnya lebih besar dibandingkan perhatian terhadap cabang-cabang syariat. Namun, ketika masa Sahabat dan Tabi‘in berlalu tanpa melakukan takwil, maka itulah cara yang harus diikuti. Allahu a'lam. Demikianlah yang dijelaskan oleh sebagian ulama muhaqqiqin." 

Kutipan selesai. 

Credit: Ustaz Firman Hidayat
diposting oleh ustadz adni kurniawan