KEMULIAAN WANITA
TERLETAK PADA BAKTINYA KEPADA SUAMI
Seorang muslimah yang beriman kepada Allah تعالى dan Rasul-Nya صلى الله عليه و سلم serta menginginkan kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat, akan bersyukur dan tidak meremehkan keberadaan suami di sisinya. Ia akan menjadikan suami sebagai jalan terindah dalam hidupnya menuju surga dengan menunaikan hak-haknya dan meraih cintanya.
Banyaknya keguncangan biduk cinta yang telah berlayar indah romantis hingga berakhir perceraian disebabkan sifat ego wanita (istri). Ia merasa sudah melakukan segalanya sehingga berhak menuntut berbagai hal yang berhembus dalam dadanya. Ia merasa lebih mulia, lebih dalam ilmu, amal saleh, harta, nasab, fisik, gelar akademik dan semua hal yang membuatnya merasa tidak patut merendahkan diri di hadapan suaminya.
Padahal, wanita-wanita terbaik zaman dahulu yang jauh lebih dalam segala hal dari wanita zaman ini, sangat mengagungkan suami-suami mereka.
Inilah Khadijah رصي الله عنها, Ibunda kaum mukminin, istri Rasulullah صلى الله عليه و سلم adalah wanita paling kaya raya di negerinya, beliau masyhur dengan baktinya pada suami dan berkorban segalanya untuk Rasulullah صلى الله عليه و سلم.
Zainab putri Rasulullah صلى الله عليه و سلم adalah wanita paling tinggi nasabnya sebagai putri seorang Nabi dan Rasul. Beliau sangat berbakti kepada suaminya Abul ‘Ash bin Ar Rabi’ bin Abdil ‘Uzza hingga membuat mata mulia Rasulullah صلى الله عليه و سلم meneteskan air mata saat putrinya menebus suaminya dengan kalung ibunya Khadijah رصي الله عنها .
Fathimah putri Rasulullah صلى الله عليه و سلم adalah wanita paling tinggi nasabnya sebagai putri seorang Nabi dan Rasul. Beliau sangat berbakti kepada suaminya Ali bin Abi Thalib رصي الله عنه, melayaninya dengan sungguh-sungguh hingga telapak tangan beliau pecah-pecah.
Zainab binti Abi Mu’awiyah Abdullah At Tsaqofiyyah adalah wanita kaya raya, beliau masyhur dengan baktinya pada suaminya Ibnu Mas’ud رصي الله عنه yang sangat sedikit hartanya.
Ustadz miftah indy