Rabu, 22 Oktober 2025

Bukan Soal Selera

Bukan Soal Selera

Sudah menjadi fenomena yang sangat menyedihkan bahwa banyak kaum Muslimin hari ini dalam menjalankan agama hanya mau mengikuti selera pribadi. Segala yang tidak sesuai dengan seleranya, ditinggalkan. Segala yang sesuai dengan hawa nafsunya, dipilih dan dibela.

Padahal Allah telah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ dan orang-orang beriman dalam firman-Nya:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا

"Maka beristiqamahlah sebagaimana engkau telah diperintahkan, dan orang-orang yang telah bertobat bersamamu; dan janganlah kamu melampaui batas." (QS. Hud: 112)

Imam at-Thabari berkata dalam tafsirnya:

يقول تعالى ذكره لنبيه محمد صلى الله عليه وسلم: فاستقم أنت يا محمد على أمر ربك، والدين الذي ابتعثك به، والدعاء إليه كما أمرك ربك.

"Allah berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad ﷺ: 'Maka tetaplah engkau, wahai Muhammad, di atas perintah Tuhanmu, pada agama yang Dia utuskan engkau dengannya, dan dalam dakwah menuju agama itu, sebagaimana Tuhanmu telah memerintahkanmu.'"

Imam as-Sa‘di dalam tafsirnya juga menjelaskan:

ثم لما أخبر بعدم استقامتهم التي أوجبت اختلافهم وافتراقهم،
أمر نبيه محمداً صلى الله عليه وسلم، ومن معه من المؤمنين، أن يستقيموا كما أُمروا، فيسلكوا ما شرعه الله من الشرائع، ويعتقدوا ما أخبر الله به من العقائد الصحيحة، ولا يزيغوا عن ذلك يمنة ولا يسرة، ويدوموا على ذلك، ولا يطغوا بأن يتجاوزوا ما حدّه الله لهم من الاستقامة.

"Setelah Allah mengabarkan tentang ketidakistiqamahan umat-umat sebelumnya yang menyebabkan perpecahan mereka, Allah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad ﷺ dan orang-orang beriman bersamanya agar mereka beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan. Yaitu dengan menempuh syariat yang Allah tetapkan, meyakini akidah yang benar sebagaimana Allah beritakan, tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri, serta terus berpegang pada batas yang telah Allah tetapkan tanpa melampauinya."

Ada sebuah ungkapan indah yang pernah saya temukan di media sosial:

الحرية الشخصية أن تختار قهوتك بسكر أو بدون سكر، أما الدين فليس فيه حرية شخصية. فاستقم كما أُمِرْتَ، لا كما أردتَ!

"Kebebasan pribadi adalah ketika engkau memilih kopimu dengan gula atau tanpa gula. Tetapi dalam urusan agama, tidak ada kebebasan pribadi. Maka beristiqamahlah sebagaimana engkau telah diperintahkan,
bukan sebagaimana yang engkau inginkan!"

Ya, kalimat ini sangat benar. Ia menegaskan bahwa agama bukan soal selera, tapi soal ketaatan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya ﷺ.

Dalam urusan dunia, silakan saja memilih:

☕ Mau kopi manis atau pahit,
🍚 Mau bubur diaduk atau tidak,
🚗 Mau mobil manual atau otomatis,
✈️ Mau umrah dengan Tridaya atau travel lain.

Tapi dalam urusan agama, kamu tidak bebas menentukan sendiri. Kamu terikat dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ.

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ

"Apa saja yang Rasul perintahkan maka laksanakanlah, dan apa saja yang Rasul larang maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)

Ahmad Remanda
IIUM, Malaysia.