Rabu, 01 Oktober 2025

Dusta dan Dzolim Adalah Manhaj Tahdzir Ahlul Bidah

Dusta dan Dzolim Adalah Manhaj Tahdzir Ahlul Bidah

Ikhwan Fillah,
Dalam dakwah Ahlus Sunnah, membantah dan mentahdzir merupakan salah satu bentuk nasehat dan bukan merupakan ghibah yang di haramkan. Justru membantah dan mentahdzir adalah bagian dari Agama. 

Berkata Syaikh Bakr Abu Zaid -rahimahullah-: "Barang siapa yang meneliti secara menyeluruh dua wahyu yang mulia(Al-Qur'an dan As-Sunnah) ia akan mengetahui sikap para Nabi terhadap umat mereka, serta sikap orang yang berbuat perbaikan terhadap keluarganya adalah berbantah dan berdebat, membantah setiap kesesatan dan penyimpangan. Demikianlah orang yang belakangan mewarisi dari mereka generasi demi generasi."

(Ar-Radd Alal Mukholif Min Ushulil Islam, hlm. (21))

Adapun penyimpangan dalam hal ini berada antara ghuluw (berlebihan) dan jafa' (meremehkan). Ada yang ekstrem dalam membantah dan mentahdzir sampai serampangan dan berdusta. Dan ada juga yang anti serta tidak senang ketika ada kesalahan yang wajib dibantah di jelaskan kepada ummat.

Bagi mereka yang ekstrem, tidak segan menjadikan Tahdzir sebagai alasan merobek kehormatan seseorang, padahal tuduhan mereka tidak lain kedustaan dan fitnah tanpa bukti, tidak ada tabayyun, bahkan dibangun atas landasan buruk sangka dan kebencian.

Padahal, tahdzir model tersebut adalah metode tahdzir ahli bid'ah, bukan metode tahdzir Ahlus Sunnah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata: "Mengkritik manusia wajib dengan ilmu dan keadilan, bukan dengan kebodohan dan kedzoliman seperti keadaan ahli bid'ah."

(Minhajus Sunnah, (II/243)

Imam Al-Qarafi Al-Maliki -rahimahullah- berkata: "... Dan hendaknya dijauhkan dari keburukan-keburukan (bid'ah dan tulisan) semampu mungkin, dengan syarat TIDAK MELEWATI KEJUJURAN DAN TIDAK BOLEH MEMFITNAH PELAKUNYA berupa kefasikan, perbuatan keji, selama mereka tidak melakukannya. Bahkan dibatasi atas apa yang ada pada mereka yang wajib dijauhi saja. Tidak boleh dikatakan kepada Mubtadi' bahwa dia peminum khamr, tidak juga seorang pezina, dan yang selainnya yang tidak ada padanya."

(Al-Furuq, (IV/207-208))

Ini kalau yang ditahdzir ahli bid'ah tulen saja ga boleh dusta, apalagi yang asalnya adalah Ahlus Sunnah dan dai Ahlus Sunnah. Allahul mustaan.

Dika Wahyudi 
1 Oktober 2025