Kamis, 02 Oktober 2025

Sakaratul Maut Pemutus Segala Kenikmatan

Sakaratul Maut
Pemutus Segala Kenikmatan

Dahulu sewaktu nyantri di Jogja, saya mempunyai seorang kenalan -saya lupa namanya- yang bekerja di RS. PKU Muhammadiyah sebagai rohaniawan. Beliau sering berkunjung ke Ma'had kami Harun Asy-Syafi'i untuk ikut mengaji Al-Qur'an kepada Al-Ustadz Muhammad Ulin Nuha hafidzahullah.

Di sela-sela kunjungan tersebut beliau sering bercerita kepada kami tentang pengalamannya selama menjadi Rohaniawan. Rohaniawan adalah orang-orang yang bekerja di RS yang mengurusi pasien menjelang dan sesudah pasien meninggal dunia. Dari memberikan ceramah-ceramah, nasehat-nasehat, mentalqin pasien saat sakaratul maut dan mengurusi segala macam setelah pasien meninggal dunia; seperti memandikan dan mengafani.

Beliau bercerita bahwasanya dirinya setiap hari rata-rata menangani 20 mayat atau lebih, yang kebanyakan darinya tewas akibat kecelakaan lalu lintas.

Selebihnya, adalah pasien-pasien opname RS yang sudah ditangani beliau beberapa hari sebelumnya dari sisi rohani dan pendampingan saat sakaratul maut.

Beliau bertutur bahwasanya banyak sekali keajaiban-keajaiban yang ditunjukkan Allah saat masa-masa sakaratul maut, di antaranya:

Ada pasien yang dahulunya dikenal sebgai Kyai dan rajin sholat di masjid, akan tetapi menjelang hari-hari kematiannya justru ia tidak mau sholat. Setiap kali diingatkan, dinasehati dan diperintah sholat oleh beliau malah menolak.

Ada pula seorang laki-laki yang tergolong masih muda. Saat hidupnya ia berprofesi sebagai tukang karcis di bioskop, dan saat menjelang  hari-hari kematiannya, ia malah rajin sholat dan berdzikir.

Lanjut beliau, ada orang-orang yang begitu mudah matinya dan berbau wangi dan ada pula orang-orang yang begitu sulit dan tersiksa saat sakatul maut; menjerit-jerit dan meronta-ronta. Bahkan saking sulitnya mati, terpaksa diambil tindakkan digorok (dilubangi) sedikit lehernya (tentu dengan izin keluarga pasien). Maka seketika ia melolong seperti sapi disembelih dan darahnya mengalir deras berwarna hitam.

Jika ada pasien yang mau meninggal, terkadang beliau sudah tau dari tanda-tanda kebiasaan yang muncul. Di antaranya dari tubuh pasien keluar aroma mayat (padahal masih hidup) dan atau ada cairan di kuping pasien yang berbau tidak sedap.

Beliau mengatakan, "Semua pasien yang saya temui, mereka dalam keadaan MENYESAL. Mereka berandai-andai mengapa saat sehat, muda, waktu luang mereka tidak begini, begini, begini (melakukan kebaikan-kebaikan)... mengapa tidak dan belum  melakukan ini dan itu... (belum menggapai cita-cita dan impian di dunia)."

-----

ﻭَﻟَﻮْ ﺗَﺮَﻯٰ ﺇِﺫِ ﺍﻟْﻤُﺠْﺮِﻣُﻮﻥَ ﻧَﺎﻛِﺴُﻮ ﺭُﺀُﻭﺳِﻬِﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺃَﺑْﺼَﺮْﻧَﺎ ﻭَﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ ﻓَﺎﺭْﺟِﻌْﻨَﺎ ﻧَﻌْﻤَﻞْ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﺇِﻧَّﺎ ﻣُﻮﻗِﻨُﻮﻥَ 

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), "Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin."

[as-Sajdah/32:12]

✍🏼 Junaidi, S.H., M.H.

Semoga bermanfaat.