Kamis, 02 Oktober 2025

Empat celah masuknya ahlul bida' melalui rujukan-rujukan penting Ahlussunnah, dengan tujuan pembenaran atas kesesatan mereka agar diterima oleh masyarakat

📚Empat celah masuknya ahlul bida' melalui rujukan-rujukan penting Ahlussunnah, dengan tujuan pembenaran atas kesesatan mereka agar diterima oleh masyarakat. 

📝1) Kitabullah. 
Secara zhahir mereka menjadikan al-Qur'an sebagai rujukan. Namun di balik itu semua mereka menyelewengkan makna-makna yang terkandung di dalam ayat, yang dikenal dengan istilah ta'wil. 

📝2) Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. 
Walaupun pada zhahirnya mereka memproklamirkan berpegang teguh kepada Sunnah, namun pada hakikatnya mereka menolak sedemikian banyak dari hadits-hadits. Dalam hal ini mereka membagi hadits menjadi ahad dan mutawatir, yang ahad mereka tolak atas dasar keabsahannya diragukan. Lalu bagaimana dengan mutawatir? Yap ternyata mereka juga menolak mutawatir ketika ia bertabrakan dengan dalil akal ('aqli). Menurut mereka walaupun mutawatir keabsahannya adalah qath'i, namun dalalah nya tetap zhanni. Yang qath'i menurut mereka hanya dalil 'aqli. Padahal dalam dalil akal pun mereka masih sering berselisih. 

📝3) Bahasa Arab. 
Mereka memasukkan ke dalam Bahasa Arab apa-apa yang bukan dari maknanya. Mereka katakan "istawa" artinya "istawla" yang makna ini tidak dikenal sekalipun dalam Bahasa Arab fusha. Kemudian mereka katakan dalam Bahasa Arab ada namanya majaz, sehingga dengan begini nash-nash syar'i dengan mudah mereka ta'wil. Saking dielu-elukannya oleh ahlul bida' sampai Imam Ibnul Qayyim menggelari majaz ini sebagai thaghut.

📝4) Salafus shalih. 
Para ahlul bida' bersyi'ar mengikuti salaf, namun pada hakikatnya mereka jauh dari pemahaman para salaf. Salah satu kaedah berbahaya yang mereka buat untuk mencederai salaf:

مذهب السلف أسلم ومذهب الخلف أعلم وأحكم

Metode salaf lebih selamat, sedangkan metode khalaf lebih ilmiah dan bijak. 

Dengan kaedah simpang siur ini mereka menganggap salafus shalih yang puncaknya adalah para shahabat sebagai orang-orang yang bodoh karena hanya memahami lafazh saja tanpa memahami makna sebenarnya dari lafazh tersebut. Karena menurut mereka di zaman salaf belum ada yang namanya ilmu filsafat maupun mantiq. 

🖋Sebenarnya jika kita pelajari dan teliti baik-baik, semua dalil-dalil akal yang mereka agungkan tersebut sangatlah lemah lagi rapuh. Hanya saja karena kita menganggap sepele dan malas belajar akhirnya terdecak kagum oleh hal-hal seperti ini. Ujungnya Ahlussunnah dijadikan bulan-bulanan oleh ahlul bida' saking gampangnya dibodoh-bodohi dengan kaedah logika mereka.
Ustadz muhammad taufiq