Selasa, 07 Oktober 2025

Nasihat Untuk Yang Malas atau Futur Membaca Buku

Nasihat Untuk Yang Malas atau Futur Membaca Buku

Jawaban dari Syaikh Dr. Abdullah Al-Bathothi 

Pertanyaan:

“Saya terobsesi membeli buku, karena saya sangat tertarik ketika melihatnya di toko buku. Namun, begitu sampai di rumah, saya merasa malas dan enggan membacanya. Hal ini terjadi terus-menerus sampai buku-buku yang saya beli menumpuk, sementara kegiatan membaca saya sangat sedikit. Apa nasihat Anda agar saya rajin membaca?"

Jawaban Syaikh:

Alhamdulillah. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya. Amma ba‘du.

Ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan di sini:

1. Kegemaran atau suka membeli buku. 

2. Malas membaca.

Suka membeli buku adalah sesuatu yang terpuji dan patut disyukuri. Bahkan, ini termasuk amal shalih yang pahalanya dihitung di sisi Allah ﷻ. 

Maka, seseorang yang memiliki kemampuan, hendaknya tidak menunda atau menyia-nyiakan kesempatan membeli buku yang bermanfaat.

Perlu dipahami bahwa membeli buku dan membaca buku adalah dua hal yang terpisah. 

Banyak orang mengira bahwa jika dia belum sempat membaca buku yang dibeli, maka tidak seharusnya membeli buku lagi. Ini pemahaman yang keliru.

Para ulama ushul menyebut ini sebagai الجهة المفكة yakni membeli buku adalah aktivitas tersendiri, sedangkan membaca adalah aktivitas lainnya. 

Maka, memperbanyak koleksi buku tetap disarankan, asalkan buku tersebut bermanfaat secara ilmiah.

Faktanya, perpustakaan para ulama jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah buku yang mereka baca atau hafal. 

Jadi, wajar saja jika seseorang memiliki perpustakaan besar, meski bacaan hariannya tidak sebanding dengan jumlah bukunya.

Beberapa buku memang bukan untuk dibaca secara menyeluruh, melainkan hanya dijadikan referensi ketika diperlukan. Buku-buku jenis ini biasanya digunakan oleh peneliti dan akademisi. 

Oleh karena itu, jangan merasa bersalah jika belum membaca semuanya dari awal hingga akhir. Yang penting adalah memiliki sumber ketika membutuhkannya.

Adapun mengenai rasa malas membaca—ini hal yang wajar. Ibarat iman yang naik turun, semangat membaca pun bisa naik dan bisa juga turun. 

Maka, yang penting adalah jangan sampai berhenti membaca sama sekali. Teruslah membaca meskipun hanya sedikit. Itu tetap sebuah kebaikan.

Jika Anda menyadari bahwa kemalasan itu berlangsung lama, carilah penyebabnya. 

Bisa jadi itu karena kelelahan, masalah pribadi, atau kehilangan motivasi. Jika memang ada kondisi seperti sakit atau masalah emosional, maka itu wajar jika sesekali terjadi penurunan semangat.

Namun, jika rasa malas terus berlangsung tanpa sebab yang jelas, berarti Anda perlu mencari pemicu semangat baru baik melalui lingkungan atau teman.

Beberapa orang sangat bergantung pada lingkungan. Ketika mereka berada di komunitas yang gemar membaca, seperti halaqah ilmu atau kajian bersama para syekh, mereka menjadi rajin membaca. 

Tapi begitu lingkungan itu hilang, semangat mereka pun menurun. Maka, pastikan Anda menciptakan atau bergabung dengan lingkungan yang mendorong semangat belajar dan membaca.

Menuntut ilmu itu seperti lautan yang tidak ada habisnya. Seorang penuntut ilmu sejati tidak akan pernah merasa cukup. Semakin banyak ilmu yang Anda pelajari, semakin tinggi pula semangat membaca Anda. 

Buku adalah gudang ilmu. Maka, ketika seseorang benar-benar mendalami ilmu, dia akan terdorong untuk menggali lebih dalam dengan membaca.

Apalagi jika membaca dilakukan dalam rangka meneliti. Ketika Anda membaca untuk menyelesaikan satu masalah atau menyusun satu tulisan, maka membaca akan terasa sangat hidup. Anda tidak akan merasa bosan, lapar, atau lelah karena keinginan kuat untuk mencapai hasil penelitian.

Setelah menemukan jawabannya, Anda akan merasa sangat puas bahkan seperti mendapatkan harta karun atau seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya. Itulah kenikmatan dari membaca yang serius.

Beberapa orang menunda membaca buku baru, karena merasa belum menyelesaikan buku-buku lama. Ini pemikiran yang keliru. Siapa bilang Anda harus membaca semua buku lama dulu baru boleh membuka yang baru? Bisa jadi buku baru justru lebih relevan dengan kebutuhan Anda saat ini, apalagi jika berkaitan dengan masalah kontemporer.

Jadi, bacalah buku yang saat ini hati Anda tertarik kepadanya. Jangan kaitkan bacaan hari ini dengan buku-buku yang belum sempat Anda baca sebelumnya.

Kadang, seseorang sedang fokus dalam riset atau penulisan, lalu muncul buku baru yang sangat menarik. Ini bisa jadi salah satu cara setan mengalihkan perhatian Anda dari proyek ilmiah.

Maka, dalam ilmu metodologi penelitian pun disebutkan: hindarilah bacaan yang tidak mendukung riset yang sedang Anda lakukan. Karena bisa jadi Anda tersibukkan dengan sesuatu yang tidak relevan.

Jangan menyerah dalam membaca, dan teruslah mengejar ilmu karena di situlah letak keberkahan hidup seorang penuntut ilmu.

Semoga nasihat-nasihat ini bermanfaat. 

Kita memohon taufik kepada Allah. 
__
Jum'at, 4 Juli 2025
Andre Satya Winatra
Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau

📡 Ikuti dan bantu follow ya platform media sosial kami:
▶️ Youtube: Maktabah Riyadhus Shalihin https://www.youtube.com/@MaktabahRiyadusShalihin 
📗Facebook: Andre Satya Winatra
https://www.facebook.com/share/1EhUPw3j4d/
📩Telegram Catatan Andre:
https://t.me/catatanAndreSatyaWinatra
📻 Saluran Whatsapp Catatan Andre Official: https://whatsapp.com/channel/0029VawEBXA5K3zVFQBwds0i
📂 Grup Whatsapp Markaz Belajar Islam: https://chat.whatsapp.com/JjDdGmRybtaGihoGo2YVFM?mode=r_c
📩Telegram Maktabah Riyadhus Shalihin: https://t.me/MaktabahRiyadhShalihin
▶️ Youtube: TPQ Imam Asy-Syafi'i Tanjungpinang  https://youtube.com/@tpqimamasy-syafiitanjungpinang?si=ckfMKC_9ia_72dxO
📘Facebook: TPQ Imam Asy-Syafi'i
https://www.facebook.com/share/19TA1FmPMd/
===

#Free_share. . . 
#Supaya_yang_lain_ikut_mendapatkan_manfaatnya