Mencetak Hafidz Quran Tak Mesti Belajar di Pesantren
Memiliki anak yang hafal Al Quran adalah dambaan banyak orang tua. Banyak cara dan strategi yang dicoba untuk mencapai tujuan tersebut.
Adalah Ustadz Dr. Farid Fadhillah sudah membuktikan hal tersebut.
4 putranya telah menyelesaikan hafalan Al Quran saat menginjak usia SD, bahkan belum lewat umur 10 tahun.
Semua anaknya menyelesaikan hafalan Al Quran di rumah, tak ada satupun yang belajar di pesantren.
Putra pertamanya, Abdullah, hafal 30 juz saat berusia 10 tahun.
Padahal, kata Ustadz Farid, Abdullah tergolong terlambat bicara.
"Usia 4,5 tahun itu Abdullah baru bisa bicara," kata beliau.
Putra kedua, Abdurrahman, hafal sempurna 30 juz pada usia 10 tahun.
Putra ketiga, Abdurrazzaq, hafal Al Quran di usia lebih mudah dari kakak-kakaknya, yaitu saat berumur 8 tahun.
Dan terakhir, putra keempat, Abdussalam, yang baru saja bulan lalu khatam setoran 30 juz, menginjak usia 10 tahun.
Saat acara haflah di rumah beliau, ada beberapa trik agar anak bisa hafal Al Quran 30 juz, yaitu:
1) Pakai Metode Mengalir Aja
Maksudnya, ya mengalir begitu saja. Tanpa harus pakai cara tertentu.
"Yang penting itu diajari terus menerus," kata Ustadz Farid.
2) Harus Telaten dan Sabar
Ya. Mengajari anak harus telaten dan sabar. Apalagi anak-anak, yang dunianya adalah bermain.
"Terus saja diajarkan. Harus sabar mengajarinya, sambil makan, dan sambil bermain," terang Ust. Farid.
3) Ibu yang Berjiwa Pendidik
Kata Ustadz Farid, yang tak kalah hebat adalah seorang ibu harus memiliki jiwa pendidik.
"Jiwa pendidik ini maksudnya bukan harus menjadi pengajar tahfidz ya. Istri saya terus saja mengajari anak-anak, meskipun tidak berlatar belakang guru tahfidz," ujar beliau.
4) Dengan Cara Talqin
Langkah pertama saat anak belum bisa membaca huruf hijaiyah, adalah dengan mentalqin dimulai perhuruf, perkata, hingga perkalimat.
"Terus saja ditalqin hingga dapat setengah Al quran, baru kemudian diajari baca," terang Ustadz Farid.
5) Lingkungan yang Mendukung
Sukses menghafal Al Quran butuh lingkungan yang kondusif. Dan tinggal di Saudi, adalah salah satu caranya.
"Karena di sini lingkungannya bagus. Teman-temannya juga banyak yang semangat menghafal Al Quran, sehingga anak saya terpengaruh," ujar Ustadz Farid.
6) Sekolah Arab Sangat Singkat
Semua anak-anak Ustadz Farid disekolahkan di sekolah Arab, yang waktu belajarnya sangat singkat.
"Sekolah dari pagi hingga jam 12 siang saja. Sehingga di rumah, istri saya bisa mengajarkan Al Quran kepada anak-anak," papar Ustadz Farid.
7) Ikut Halaqah Al Quran di Masjid
Halaqah Al Quran di masjid berperan besar dalam menguatkan hafalan Al Quran.
Menurut Ustadz Farid, meskipun jumlah setoran di masjid tidak terlalu signifikan, tetapi dapat menguatkan hafalan.
"Setiap hari anak-anak ikut halaqah Al quran di masjid. Bahkan kalau liburan musim panas, lebih intens ikut program setoran hafalan," kata Ustadz Farid.
8) Tak Mesti Kedua Orang Tua Menjadi Hafidz
Untuk memiliki anak yang hafal Al Quran, Ustadz Farid menegaskan bahwa tak mesti kedua orang tuanya harus menjadi hafidz dulu.
"Saya dan istri bukan seorang hafidz Al Quran. Juga bukan sebagai pengajar Al Quran," ujar Ustadz Farid.
--
Masya Allah. Semoga Allah memberkahi Ustadz Farid dan keluarga, dan kita juga bisa mengiuti jejaknya. Amin.
---
Foto: Acara haflah syukuran selesai hafalan 30 juz Abdussalam bin Dr. Farid Fadhilah
Ustadz budi marta