Kata mereka bid'ah itu menurut As-Syâfi'iy ada 2 mahmûdah dan madzmûmah.
Mereka berhenti sebatas itu, dan tidak melihat penjelasan para aimmah terkait apa makna bid'ah mahmûdah yang dimaksud As-Syâfi'iy.
Kita nukilkan penjelasan Ibnu Rajab yang mensyarh bid'ah mahmûdah yang dimaksud As-Syâfi'iy berikut:
قال ابن رجب في كتابه جامع العلوم والحكم مراد الشافعي :
ومراد الشافعي رضي الله عنه ما ذكرناه من قبل أن أصل البدعة المذمومة ما ليس لها أصل في الشريعة ترجع إليه وهي البدعة في إطلاق الشرع، وأما البدعة المحمودة فما وافق السنة يعني ما كان لها أصل من السنة ترجع إليه، وإنما هي بدعة لغة لا شرعا لموافقتها السنة.
Ibnu Rajab berkata di dalam kitâbnya Jâmi'ul 'Ulûm Wal Hikam tentang maksud bid'ah madzmûmah dan bid'ah mahmûdah:
"Dan murâd (yang diinginkan) dari kalâm As-Syâfi'iy semoga Allâh meridhainya pada apa yang sudah kami sebutkan sebelum ini bahwasanya asal bid'ah madzmûmah adalah perkara apa saja yang tidak ada asalnya dalam syarî'at yang dapat dijadikan rujukan kepadanya, dan inilah maksud bid'ah yang diithlâqkan syar', dan adapun bid'ah mahmûdah, maka ini adalah apa saja yang bersesuaian dengan sunnah, yakni apa saja yang memiliki asal dari sunnah yang dapat dirujuk kepadanya, dan sesungguhnya bid'ah (mahmûdah) yang dimaksud hanyalah bid'ah secara lughah saja (secara bahasa saja), bukan bid'ah menurut syari'at karena ia bersesuaian dengan sunnah (ada dalîlnya)."
Dan sekarang kita terapkan penjelasan Ibnu Rajab ini kepada mereka hari ini: Amalan ritual ibadah diqubûr-qubûr itu ada sunnahnya gak ? Gak ada. Kalau gak ada maka bukan bid'ah mahmûdah tapi bid'ah madzmûmah.
Apa contoh bid'ah mahmûdah ? Contohnya shalat tarâwîh di bulan ramadhân, karena ada sunnahnya, sebelum tarâwîh itu tidak nabi lakukan lagi di masjid, nabi terlebih dahulu melaksanakannya di masjid, dan karena takut tarâwîh itu menjadi wajib barulah nabi tinggalkan mengerjakannya berjamâ'ah di masjid tetapi di rumah masing-masing.
Menyamakan tarâwîh dengan ritual pemujaan di makam-makam jelas ini qiyâs ma'al fâriq.
Ustadz dihyah abdusalam