HUKUM TRANSPLANTASI RAMBUT (TANAM RAMBUT) AGAR MENGHILANGKAN KEBOTAKAN
Sebelum kita mengetahui hukumnya, mungkin kita harus tau dulu apa itu transplantasi rambut?
Transplantasi rambut adalah prosedur medis untuk memindahkan rambut dari bagian tubuh yang masih memiliki pertumbuhan rambut lebat (biasanya bagian belakang atau samping kepala) ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan.
Lalu apa hukumnya? Apakah sama dengan menyambung rambut yang diharamkan dalam Islam?
Mari kita simak penjelasan ulama berikut ini:
سُئِل الشيخ محمد بن عثيمين رحمه الله:
تُجرى عملية زراعة الشعر للمصاب بالصلع، وذلك بأخذ شعر من مؤخرة الرأس وزرعه في الموضع المصاب، فهل هذا جائز؟
فأجاب رحمه الله:
نعم، يجوز ذلك؛ لأن هذا يُعَدّ من باب ردّ ما خلق الله عز وجل، ومن باب إزالة العيب، وليس من باب التجميل أو الزيادة على خلق الله تعالى، فلا يدخل في تغيير خلق الله، بل هو من باب إعادة ما فُقِدَ وإزالة النقص والعيب. ولا يخفى ما جاء في قصة الثلاثة من بني إسرائيل، وكان أحدهم أقرع، فسُئل عمّا يشتهي فقال: أن يردّ الله عليّ شعري، فمسحه الملك فَرَدَّ الله عليه شعره، وأُعطي شعراً حسناً. المصدر: فتاوى علماء البلد الحرام (ص 1185
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin رحمه الله pernah ditanya:
“Dilakukan transplantasi rambut bagi orang yang terkena kebotakan, yaitu dengan mengambil rambut dari bagian belakang kepala lalu ditanam pada area yang botak. Apakah hal ini boleh?”
Beliau menjawab:
“Ya, boleh. Karena hal ini termasuk dalam mengembalikan ciptaan Allah sebagaimana asalnya, dan termasuk menghilangkan aib. Bukan termasuk mempercantik diri atau menambah apa yang telah Allah ciptakan. Maka ia tidak termasuk dalam kategori mengubah ciptaan Allah, tetapi justru mengembalikan yang hilang serta menghilangkan kekurangan dan cacat. Tidak samar pula kisah tentang tiga orang dari Bani Israil, di mana salah seorang dari mereka botak, lalu ia mengatakan bahwa ia ingin Allah mengembalikan rambutnya. Maka malaikat mengusapnya, lalu Allah mengembalikan rambutnya, bahkan memberinya rambut yang indah.”
Sumber: Fatawa ‘Ulama al-Balad al-Haram (hal. 1185).
Kesimpulan:
1. Transplantasi rambut hukumnya boleh menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin رحمه الله.
2. Hal ini dianggap mengembalikan ciptaan Allah yang hilang dan menghilangkan aib, bukan termasuk taḥsīn (sekadar memperindah) apalagi taghyīr khalqillah (mengubah ciptaan Allah).
3. Dalil pendukungnya adalah kisah tiga orang Bani Israil, di mana Allah mengembalikan rambut orang yang botak sebagai bentuk karunia dan penghilangan aib.
Fadlan Fahamsyah