UNTUK DIRI SENDIRI
Ibnu Wahb berkata:
سَمِعْتُ مالِكًا يَقولُ: ما تَعَلَّمْتُ العِلْمَ إِلَّا لِنَفْسِي، وَما تَعَلَّمْتُ لِيَحْتاجَ النَّاسُ إِلَيَّ، وَكَذلِكَ كانَ النَّاسُ
Aku mendengar Imam Malik berkata: “Aku tidaklah menuntut ilmu kecuali untuk diriku sendiri, dan aku tidak belajar agar orang-orang membutuhkan aku. Dan demikianlah keadaan manusia (para penuntut ilmu di masa itu).”
Faidah dari Ucapan Imam Malik ini adalah:
[1] Ucapan Imam Malik menunjukkan bahwa tujuan utama menuntut ilmu adalah untuk memperbaiki diri sendiri dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari ketenaran atau agar orang lain bergantung kepadanya.
[2] Ilmu syar’i pertama-tama berfungsi sebagai sarana keselamatan pribadi seorang hamba. Jika seorang alim selamat dengan ilmunya, maka manfaat kepada orang lain akan datang dengan sendirinya.
[3] Belajar agar dipuji, ditanya, atau dijadikan rujukan oleh orang lain termasuk niat yang tercela. Ucapan Imam Malik menjadi peringatan agar tidak terjerumus dalam penyakit hati ini.
[4] Kalimat beliau “dan demikianlah keadaan manusia” menegaskan bahwa kebiasaan para salaf adalah menuntut ilmu untuk diri mereka sendiri, bukan untuk mencari popularitas atau kepentingan duniawi.
[5] Siapa yang menuntut ilmu dengan ikhlas untuk dirinya, Allah akan menjadikan ilmunya bermanfaat bagi orang lain tanpa ia niatkan. Inilah sunnatullah dalam ilmu yang diberkahi.
Ustadz didik suyadi