๐ฆ๐๐ฎ๐ฟ๐ต ๐๐ธ๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ต ๐ฎ๐๐ต-๐ง๐ต๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ถ๐๐ฎ๐ต (๐ฃ๐ฎ๐ฟ๐ ๐ฎ)
َูู
َุง َูุนْุชَِูุฏَُูู ู
ِْู ุฃُุตُِูู ุงูุฏِِّูู، ََููุฏَُِูููู ุจِِู ุฑَุจَّ ุงْูุนَุงَูู
َِูู.
"Dan apa yang mereka yakini sebagai pokok-pokok agama/akidah (Ushul ad-Din), itulah yang mereka jadikan sebagai agama untuk beribadah kepada Rabb semesta alam."
๐บ๐ฎ๐ธ๐๐๐ฑ๐ป๐๐ฎ:
Penulis, Abu Ja'far ath-Thahawiy akan menyampaikan pokok-pokok agama/akidah (Ushul ad-Din) yang menjadi keyakinan para ulama yang telah disebutkan namanya sekaligus mereka nilai itu sebagai agama, sekaligus menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, Rabb semesta alam.
๐๐๐๐ถ๐น๐ฎ๐ต ๐จแนฃลซ๐น ๐ฎ๐ฑ-๐ฤซ๐ป (๐ฃ๐ผ๐ธ๐ผ๐ธ ๐ฎ๐ด๐ฎ๐บ๐ฎ) ๐ฑ๐ถ๐ด๐๐ป๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ฑ๐๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐ฟ๐๐ถ๐ฎ๐ป:
1. Sebagai nama bidang ilmu.
Yaitu dijadikan istilah untuk menyebut ilmu akidah. Karena itu, tidak mengapa jika dikatakan: ilmu akidah, ilmu uแนฃลซl ad-dฤซn, matn (teks) dalam akidah, atau matn dalam uแนฃลซl ad-dฤซn. Semua ini boleh digunakan, dan tampaknya maksud Abลซ Ja‘far rahimahullฤh adalah pengertian ini: bahwa istilah Uแนฃลซl ad-Dฤซn dimaksudkan sebagai akidah, sehingga keduanya memiliki makna yang sama, sebagaimana nanti akan tampak pula pada istilah tauhid.
2. Sebagai penentu kedudukan suatu masalah.
Maksudnya, ada masalah-masalah besar dalam agama yang disebut sebagai uแนฃลซl ad-dฤซn. Konsekuensinya, jika seseorang menyelisihi masalah yang dikategorikan sebagai pokok agama, bisa muncul hukum takfฤซr (vonis kafir), tafsฤซq (vonis fasik), atau hukum lain yang serupa.
Kelompok ahli bid‘ah menggunakan istilah ini dengan cara yang salah dalam tiga hal:
1. Mereka memasukkan sesuatu yang sebenarnya bukan pokok agama, kemudian membangun hukum takfฤซr atau tafsฤซq di atasnya.
2. Mereka berlebihan dalam sebagian masalah yang mereka sebut pokok agama, lalu memberikan konsekuensi yang tidak semestinya.
3. Mereka membatasi pokok agama hanya pada masalah-masalah ilmiah (teoritis, akidah), sehingga melalaikan masalah-masalah besar yang sifatnya amaliah. Padahal, tidak semua masalah akidah merupakan pokok agama, dan di sisi lain, dalam masalah amaliah pun terdapat pokok agama. Contohnya, rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Semua ini termasuk pokok agama, meskipun termasuk masalah amaliah, bukan ilmiah.
Ahlus Sunnah wal Jamฤ‘ah menggunakan istilah ini dengan pendekatan yang lebih tepat:
1. Uแนฃลซl ad-Dฤซn adalah perkara-perkara besar dalam agama, baik yang bersifat ilmiah (akidah) maupun amaliah (ibadah).
2. Furลซ‘ ad-Dฤซn (cabang agama) adalah perkara-perkara yang lebih detail dan rinci, baik dalam aspek ilmiah maupun amaliah. Inilah yang ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullฤh.
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐๐ธ๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ต ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ง๐ฎ๐๐ต๐ถ๐ฑ
Akidah memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan tauhid.
Tauhid berfokus pada tiga pembahasan utama:
1) Rububiyah (mengesakan Allah dalam penciptaan, pengaturan, dan pemeliharaan alam semesta).
2) Uluhiyah (mengesakan Allah dalam ibadah).
3) Asma’ wa Shifat (mengesakan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya).
Akidah mencakup ketiga hal di atas sekaligus hal-hal lain yang lebih luas, seperti:
1) iman kepada malaikat,
2) iman kepada kitab-kitab Allah,
3) iman kepada para nabi dan rasul,
4) iman kepada hari kiamat,
5) iman kepada takdir,
6) serta pembahasan tambahan lain seperti kedudukan para sahabat, Ahlul Bait, karamah wali, masalah jin, dan seterusnya.
Dengan demikian, tauhid hanyalah bagian dari akidah. Maka:
1) Jika pembahasan tentang jin atau malaikat → itu akidah, bukan tauhid.
2) Jika tentang para sahabat → itu akidah, bukan tauhid.
3) Jika tentang al-Qur’an atau kitab terdahulu → itu akidah, bukan tauhid.
4) Jika tentang hari kiamat → itu akidah, bukan tauhid.
5) Jika tentang rububiyah, uluhiyah, atau asma’ wa shifat → itu tauhid, dan pada saat yang sama bagian dari akidah.
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ถ๐๐๐ถ๐น๐ฎ๐ต ๐ฝ๐ฒ๐ป๐๐ถ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ป๐ด๐ฎ๐ป
1) Penyimpangan pada tema tauhid, misalnya meyakini ada sesembahan selain Allah, ๐ฑ๐ถ๐๐ฒ๐ฏ๐๐ ๐๐๐ถ๐ฟ๐ถ๐ธ.
2) Penyimpangan pada tema akidah secara umum, seperti mencaci nabi, menghinakan al-Qur’an, dan sebagainya, ๐ฏ๐ถ๐ฎ๐๐ฎ๐ป๐๐ฎ ๐ฑ๐ถ๐๐ฒ๐ฏ๐๐ ๐ธ๐๐ณ๐๐ฟ.
Syirik adalah bagian dari kekufuran, tetapi tidak semua kekufuran termasuk syirik.
Jika kita perhatikan, semua tema akidah pada akhirnya bermuara kepada Allah:
1) Malaikat → makhluk mulia yang Allah tugaskan.
2) Para nabi → utusan pilihan Allah untuk menyampaikan risalah-Nya.
3) Al-Qur’an → kitab petunjuk Allah bagi manusia.
4) Takdir → ketentuan Allah yang berlaku bagi seluruh makhluk.
5) Hari kiamat → kembalinya manusia kepada Allah.
Jadi, pangkal dan ujung semua pembahasan akidah adalah Allah, sementara inti pembahasan tentang Allah terfokus pada tauhid: rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat. Karena itu, mempelajari tauhid adalah pintu dasar yang harus dimasuki sebelum mendalami seluruh cakupan akidah.
๐๐ฝ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ต ๐ธ๐ฒ๐๐ฎ๐ธ๐ถ๐ป๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป๐ฎ๐บ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ต๐ฎ๐๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ถ๐๐ฎ๐ธ๐ถ๐ป๐ถ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐๐ป๐ด๐ด๐๐ต-๐๐๐ป๐ด๐ด๐๐ต ๐ฏ๐ถ๐๐ฎ ๐ฑ๐ถ๐๐ฒ๐ฏ๐๐ ๐ฎ๐ด๐ฎ๐บ๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป๐ป๐๐ฎ ๐๐ฒ๐๐ฒ๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ถ๐ฏ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐ต ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐น๐น๐ฎ๐ต?
Jawabannya: tentu saja iya, bahkan itu termasuk ibadah yang paling agung.
Sebab agama memiliki dua sisi:
1) yang tampak (amal lahiriah) dan
2) yang batin (keyakinan hati). Dan pembahasan agama yang bersifat batin dalam banyak hal lebih agung daripada agama lahir.
Oleh karena itu, akidah yang benar merupakan ibadah yang paling besar, yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir. Tidak ada ibadah yang lebih besar daripada enam rukun iman ini.
Maka hendaknya setiap orang yang mempelajari akidah menghadirkan niat ikhlas, karena ia sedang menuntut ilmu yang paling bermanfaat dan paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, hendaknya ia menyadari betapa pentingnya akidah sehingga menempatkannya pada kedudukan yang semestinya dan menghargainya dengan sebaik-baiknya.
____
Dikembangkan dari:
1. Syarh Syaikh Shaleh Sindiy hafidzahullah.
2. Catatan kami pribadi terkait perbedaan antara akidah dan tauhid.
____
Madinah, kota Nabi shallallahu alaihi wasallam
Yani Fahriansyah