Kamis, 25 September 2025

Pasca Periode 'Utsman bin 'Affan inilah terjadi penyempurnaan penulisan Mushhaf Alquran, tentu bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin

Pasca Periode 'Utsman bin 'Affan inilah terjadi penyempurnaan penulisan Mushhaf Alquran, tentu bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin.

Pada periode Abul Aswad ad-Duali (w. 69 H) ini mushhaf mulai diberi titik pada akhir kata yang memiliki bacaan berbeda. Titik di depan huruf berarti Dhammah. Titik di atas huruf berarti Fathah. Titik di bawah huruf berarti Kasrah. Sukun waktu itu belum ada tandanya, hanya dikosongkan saja hurufnya. Alasan dibuatkan demikian guna menghindari kemudharatan besar, sebab waktu itu mulai banyak yang salah baca, terutama di akhir kata.

Periode Nashir bin 'Ashim (w. 89 H) dan Yahya bin Ya'mur (w. 129 H) mulai memberlakukan titik pada huruf-huruf yang bentuknya sama, semisal ب ت ث , ج ح خ , ز ر , ف ق , ص ض , ط ظ , dan sebagainya. Sebab bagi mereka yang baru masuk Islam, baru belajar Alquran, akan kebingungan membaca huruf dengan bentuk sama tanpa pembeda.

Periode Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 170 H) mengembangkan yang telah digagas Abul Aswad ad-Duali, yakni titik sebagai penanda harakat menjadi harakat yang kita kenal sekarang. Di Itqân-nya As-Suyûthi menuliskan agak panjang ketentuannya.

Di masa al-Hajjâj bin Yûsuf ats-Tsaqafi Mushhaf dibagi menjadi 30 Juz, Hizb, Tsumun, Penjumlahan ayat, kalimat, huruf Alquran, dan lain sebagainya. Di Muqaddimahnya Tafsir al-Qurthubi dibahas. Lihatlah, sekejam-kejamnya ia tetap Allah jadikan wasilah kebaikan bagi kaum muslimin, dan tentu ada hikmah disini jika kita mau ambil i'tibar. Bahkan penggunaan Juz dalam bahasa keseharian maupun akademik masih kita pakai hingga sekarang, bahkan mungkin bisa seterusnya. Tentu ada pahala yang juga mengalir padanya.

Di periode Al-Wazir bin Muqlah (272-328 H), Ibn al-Bawwâb (w. 413 H), Yaqut al-Musta'shimi (w. 698 H) mulailah perkembangan dunia Khat berlangsung. Sebenarnya di masa-masa sebelumnya para penulis Mushhaf jelas dipilih dari kalangan yang bagus tulisannya, namun di masa Ibn Muqlah inilah khat Arab mencapai 6 macam; Tsuluts, Naskh, Tauqi', Raihani, Muhaqqaq, Riqa'. Disempurnakan lagi oleh Ibn al-Bawwâb. Kemudian lebih disempurnakan lagi di masa Yaqut al-Musta'shimi. Hingga bermunculanlah para penulis mushhaf di beberapa negara di masa sekarang; ada Hamid al-Amidi dari Turki, Hasyim al-Khaththath dari Iraq, 'Utsman Thaha dari Syiria yang mukim di Saudi, Abu Bakar Sasi dari Libya, hingga Mushhaf Standar Depag/Kemenag dengan Khath 'Utsmani, harakat model Mushhaf Bombai. Kepala Hamzahnya tidak tertulis kecuali pada bagian-bagian tertentu. Ditulis oleh banyak Khaththath.

Semoga bermanfaat...

Pagi yang sejuk tanpa sruput teh di Ma'had Daar El 'Ilmi - Beusi...

Akhûkum,
✒️ Mochamad Teguh Azhar Al-Atsariy 
(Khadim di Ma'had Daar El 'Ilmi, Beusi)