*Mendulang Faidah Dari Syeikh Walid bin Saif Nashr*
Alhamdulillah tadi malam berkesempatan bertemu dengan Syeikh Walid bin Saif Nashr untuk melepaskan kangen dan mengambil faidah ilmu dari beliau.
Awalnya, kami izin ke rumah beliau, tapi dengan tawadhu' nya beliau yang minta untuk datang ke hotel kami menginap.
Ana ajak beberapa rekan mahasiswa UIM doktoral dan Magister juga untuk bertemu, diantara poin faidah yang beliau sampaikan adalah:
1. Agar kita para penuntut ilmu dan da'i lebih perhatian dengan kitab-kitan hadits dan atsar karena itulah sumber ilmu dan cahaya sesungguhnya.
2. Beliau mengingatkan dalam belajar ilmu ushul fiqih untuk mengikuti metode ahli hadits seperti kitab Al Faqih wal Mutafaqqih karya Al Khathib Al Baghdadi, Jami' Bayanil Ilmii karya Ibnu Abdul Barr, I'lamul Muwaqqi'in karya Ibnu Qayyim.
4. Beliau mengingatkan bahwa dalam kitab-kitab Ilmu Ushul Fiqih ada beberapa penyimpangan aqidah yang harus diwaspadai, beliau menyarankan untuk membaca buku Mazaliq Ushuliyyin karya Al Amir Ash Shan'ani dan kitab Al Akhtha' Al Aqadiyyah fi Ushul Fiqhi karya Syeikh Khalid Abdul Lathif, kitab ini dipuji oleh Syeikh Masyhur Hasan Salman: Belum ada karya seperti itu bagusnya.
5. Beliau menganjurkan untuk menaruh perhatian dengan aqidah salaf dan membaca kitab-kitab karya ulama salaf mutaqaddimin seperti Asy Syariah karya Al Ajurri, Syarah Ushul I'tiqad Ahli Sunnah karya Al Lalikai, As Sunnah Ibnu Abi Ashim dan lain-lain, bukan hanya kitab-kitab kecil saja
Beliau mengingatkan dari Tahqiqat Syeikh Adil Alu Hamdan yang menyisipkan syubhat dan celaan kepada ulama.
6. Beliau menyarankan agar mengaitkan pembahasan aqidah yang dibahas oleh ulama dulu dengan pemikiran-pemikiran kelompok sekarang semisal Liberal, Hizbu Tahrir, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh dan lain sebagainya.
Beliau menyebutkan ada buku berjudul Al Mausu'ah Al Yusufiyyah, dalam buku ini disebutkan dalil-dalil dan argumen kaum Sufi dalam keyakinan dan amaliyah mereka, seperti dzikir dengan isim mufrad Allah saja dan Huwa. Kitab ini layak untuk dibantah.
7. Beliau mengingatkan agar kita bersikap pertengahan terhadap ulama, tidak berlebihan dan tidak mencela, seperti sikap kepada Imam Abu Hanifah, apalagi kepada masyayikh sekarang. Sebab tidak ada ulama yang sempurna tanpa salah.
8. Beliau mengingatkan agar penuntut ilmu pandai mengatur waktu antara belajar, dakwah dan mengais rezeki, dan bersabar dengan kefakiran sebagaimana dulu Nabi dan para sahabat yang bersabar dengan kefakiran, demikian juga para ulama belakangan seperti Syeikh Al Albani yang hanya kerja sebagai servis jam sekedar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya lalu beliau menutup tokonya guna fokus kepada ilmu.
Jazallahu khairan kepada Syeikhuna Walid bin Saif Nashr atas fawaid ilmunya, akhlaknya dan nasehatnya. Semoga Allah menjaga beliau dan memberkahi beliau.
Ustadz abu ubaidah as sidawi