Kamis, 21 Agustus 2025

Jangan Tertipu oleh Doa yang Dikabulkan

“Jangan Tertipu oleh Doa yang Dikabulkan”

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
"فليس كل من أجاب الله دعاءه يكون راضيا عنه، ولا محبا له، ولا راضيا بفعله، فإنه يجيب البر والفاجر، والمؤمن والكافر. وكثير من الناس يدعو دعاء يعتدي فيه، أو يشرك في دعائه، أو يكون مما لا يجوز أن يسأل، فيحصل له ذلك أو بعضه، فيظن أن عمله صالح مرض لله، ويكون بمنزلة من أملي له، وأمد بالمال والبنين، وهو يظن أن الله يسارع له في الخيرات، وقد قال تعالى: {فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء} [الأنعام: ٤٤]".
“Tidak setiap orang yang doanya dikabulkan oleh Allah berarti Allah ridha kepadanya, mencintainya, atau ridha terhadap amal perbuatannya. Karena Allah mengabulkan doa orang baik maupun orang jahat, orang beriman maupun orang kafir.

Banyak orang yang berdoa dengan cara yang melampaui batas, atau mengandung unsur syirik, atau meminta sesuatu yang tidak boleh diminta. Lalu ia mendapatkan sebagian dari yang dimintanya, dan ia pun mengira bahwa amalnya baik dan diridhai Allah. Padahal ia seperti orang yang sedang dibiarkan dan diberi kelapangan harta dan anak, namun ia mengira bahwa Allah sedang mempercepat pemberian kebaikan kepadanya.
Padahal Allah berfirman:
فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء
‘Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami bukakan semua pintu kesenangan untuk mereka…’ (QS. Al-An’am: 44).”

(Sumber: Ighatsat al-Lahfan 1/389)

Pelajaran dari ungkapan Ibnul Qayyim:

1. Doa yang dikabulkan bukan selalu tanda cinta atau ridha Allah.  
2. Allah bisa mengabulkan doa orang baik maupun fasik sebagai ujian.  
3. Nikmat dunia bukan ukuran diterimanya amal, bisa jadi istidraj.  
4. Doa yang mengandung syirik, berlebihan, atau permintaan yang tak pantas bisa tetap dikabulkan sebagai ujian.  
5. Jangan tertipu dengan hasil duniawi, ukur amal dengan Al-Qur’an dan sunnah.  
6. Jika terus diberi kelapangan saat lalai, bisa jadi itu peringatan atau azab yang ditunda.
Ustadz nurhadi nugroho