Sedikit-dikit ruqyah, sedikit dikit ruqyah. Kata seseorang.Kata saya, kenapa nggak?

Sedikit-dikit ruqyah, sedikit dikit ruqyah. Kata seseorang.

Kata saya, kenapa nggak?

Bayangkan ya, kita tengah demam, atau mengalami sakit. Lumrahnya kita akan beli obat atau minum ramuan tertentu, atau mungkin pijit, atau ke thabib. Sangat lumrah. Tetapi, kenapa kita tidak menyisipkan ruqyah sebagai salah satu bentuk tawakkal sekaligus meneladani Nabi shallallahu alaihi wasallam atas sakit yang kita alami?

Ruqyah diri sendiri atau terhadap anggota keluarga atau bahkan orang lain adalah sunnah dan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam

 𝟭.   𝗔𝗶𝘀𝘆𝗮𝗵 𝗿𝗮𝗱𝗵𝗶𝘆𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗻𝗵𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗹𝗮𝗶𝗵𝗶 𝘄𝗮𝘀𝗮𝗹𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝗳𝗮𝘁. Kalau kita melakukan itu sekarang, mereka akan mencibir kita, sedikit-sedikit ruqyah.

Aisyah radhiyallahu anha mengisahkan:

أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان ينفث على نفسه في المرض الذي مات فيه بالمعوذات، سورة الإخلاص وسورة القلق وسورة الناس،  فكان ينفث بها صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في كفيه في يديه، ثم يمسح بهما وجهه ورأسه وسائر جسده، فلما ثقل كنت أنا أنفث عليه بهن فأمسحه    بيدنفسه لبركتها صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

“Bahwa ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam dilanda sakit menjelang beliau wafat, beliau meniup diri sendiri dengan membaca al-Mu’awwidzat: Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq dan Surat an-Nas. Beliaushallallahu alaihi wasallam meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian mengusapkannya pada wajah, kepala, dan bagian depan tubuhnya. 

  𝟮.   𝗔𝗶𝘀𝘆𝗮𝗵 𝗿𝗮𝗱𝗵𝗶𝘆𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 '𝗮𝗻𝗵𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝗱𝗶 𝗺𝗼𝗺𝗲𝗻 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁.

Aisyah radhiyallahu anha berkata ‘Ketika sakit beliau semakin parah, aku meniupkannya di tangan beliau. Aku mengusapkannya dengan tangan beliau karena keberkahan tangan beliau.” (Bukhari: 5735).

  𝟯.   𝗞𝗮𝘂𝗺 𝗠𝘂𝘀𝗹𝗶𝗺 𝗱𝗶𝘀𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗱𝗶𝗸𝗮𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗨𝘁𝘀𝗺𝗮𝗻 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗯𝘂 𝗮𝗹-𝗔𝗮𝘀𝗵 𝗿𝗮𝗱𝗵𝗶𝘆𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 '𝗮𝗻𝗵𝘂 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗵𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗯𝗲𝗿𝗶𝗸𝘂𝘁 𝗶𝗻𝗶:

 عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيِّ أَنَّهُ قَالَ قَدِمْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِي وَجَعٌ قَدْ كَادَ يُبْطِلُنِي فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْعَلْ يَدَكَ الْيُمْنَى عَلَيْهِ وَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَقُلْتُ ذَلِكَ فَشَفَانِيَ اللَّهُ

Dari Usman bin Abu al-Aash Ats-Tsaqafiy berkata, “Aku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam dan aku sedang menderita penyakit yang sangat mengganggu, maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadaku,

“Letakkan tangan kananmu di atasnya (yaitu di atas bagian tubuh yang sakit) lalu ucapkan,

بِسْمِ اللَّهِ أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

(Dengan nama Allah, aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari sakit yang aku derita ini) sebanyak tujuh kali.” Maka aku mengucapkan seperti itu dan Allah pun menyembuhkanku.” (HR. Ibnu Majah)

  𝟰.   𝗗𝗮𝗻 𝗱𝗶𝘀𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗽𝘂𝗹𝗮 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝗱𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝘁𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗶𝗸𝗮𝘁 𝗝𝗶𝗯𝗿𝗶𝗹 عليه سلم 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗹𝗮𝗶𝗵𝗶 𝘄𝗮𝘀𝗮𝗹𝗹𝗮𝗺.

 عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ إِذَا اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقَاهُ جِبْرِيلُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ

Aisyah berkata, “Dahulu jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang sakit maka Jibril datang meruqyah beliau, Jibril mengucapkan,

بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ

"Dengan nama Allah yang menciptakanmu, Dialah Allah yang menyembuhkanmu dari segala macam penyakit dan dari kejahatan pendengki ketika ia mendengki serta dari segala macam kejahatan sorotan mata jahat semua makhluk yang memandang dengan kedengkian.” (HR. Muslim & Ahmad)

Ruqyah bukan terbatas tentang gangguan jin. Sebab ruqyah adalah mendoakan sekaligus membacakan ayat Alqur'an atau doa yang tertera dalam al-Qur'an dan hadits yang penuh dengan keberkahan. Bahkan mendoakan diri sendiri dan juga orang lain dengan bahasa Indonesia termasuk bagian dari ruqyah.

 𝟱.   𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗹𝗮𝗶𝗵𝗶 𝘄𝗮𝘀𝗮𝗹𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗰𝘂𝗰𝘂 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗛𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗛𝘂𝘀𝗲𝗶𝗻.

كانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُعَوِّذُ الحَسَنَ والحُسَيْنَ، ويقولُ: إنَّ أَبَاكُما كانَ يُعَوِّذُ بهَا إسْمَاعِيلَ وإسْحَاقَ: أَعُوذُ بكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِن كُلِّ شيطَانٍ وهَامَّةٍ، ومِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Biasanya Nabi ﷺ meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain seraya bersabda, “Sesungguhnya ayah kamu berdua (Maksudnya Ibrohim ‘alaihissalam) biasa meminta perlindungan untuk Ismail dan Ishaq dengan mengucapkan ‘Saya berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang berbisa serta dari semua pandangan yang jelek.” (HR. Bukhari)

  𝟲.   𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗹𝗮𝗶𝗵𝗶 𝘄𝗮𝘀𝗮𝗹𝗹𝗮𝗺 𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗴𝗮𝗿 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝘂𝗱𝗮𝗸.

أنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ رَأَى في بَيْتِها جارِيَةً في وجْهِها سَفْعَةٌ، فقالَ: اسْتَرْقُوا لَها، فإنَّ بها النَّظْرَةَ

“Nabi ﷺ melihat di rumah Ummu Salamah seorang budak perempuan yang di wajahnya terdapat saf’ah, maka beliau bersabda, ‘Carilah orang yang bisa meruqyahnya karena di wajahnya terdapat ain (pengaruh jahat pada mata karena dengki)’.” (HR Bukhari)

 𝟳.   𝗕𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗵𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗵𝗲𝘄𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗶𝘀𝗮, 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗮𝗹-𝗙𝗮𝘁𝗶𝗵𝗮𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗶𝗺𝗽𝗶𝗻𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗸𝗮𝘂𝗺 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗺𝗯𝘂𝗵-𝘀𝗲𝗺𝗯𝘂𝗵. 𝗟𝗮𝗻𝘁𝗮𝘀 𝘀𝗲𝗺𝗯𝘂𝗵 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗶𝘇𝗶𝗻 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵.

  𝟴.   𝗕𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗻𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘀𝗶𝗻𝘆𝗮𝗹𝗶𝗿 𝗸𝗲𝗻𝗮 𝗮𝗶𝗻, 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗱𝗶𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵.

Syaikh Ibnu Jibrin ditanya terkait tentang orang yang menimpakan ain (dengan tak sengaja) pada sebuah mobil hingga dia berwudhu dan menyiramkan air bekas wudhu ke radiator mobil tersebut. Beliau menjawab:

: لا بأس بذلك، فإن العين كما تصيب الحيوان فقد تصيب المصانع، والدور، والأشجار، والصنيعات، والسيارات، والوحوش، ونحوها، وعلاجالإصابة أن يتوضأ العائن أو يغتسل ويصب ماء وضوئه أو غسله أو غسل أحد أعضائه على الدابة، ومثلها على السيارة ونحوها، ووضعه فيالردياتير مفيد -بإذن الله- فهذا علاج مثل هذه الإصابة

“Hal tersebut tidaklah mengapa sebab ain, sebagaimana menimpa hewan, juga menimpa pabrik, rumah-rumah, pohon, barang-barang, mobil, binatang buas, dan semacam. Obat gangguan ini adalah orang yang menimpakan ain berwudhu atau mandi lalu menuangkan bekas wudhu, bekas air mandinya, atau bekas air dari anggota badannya -disiramkan- ke kendaraannya atau semacamnya termasuk -dalam hal ini- radiator mobilnya. Itulah terapi gangguan tsb."

Syaikh Shalih al-Munajjid ditanya: “bolehkah membaca Alquran pada hewan atau benda disebabkan ain?”

Beliau menjawab: “Tidak masalah membaca Alquran dengan niat penjagaan dari ain atau hasad.”

Beliau pun mengemukakan tiga alasan:

1. Adanya nash/dalil terkait istisyfa’/mengharapkan kesembuhan/obat, penjagaan/perlindungan dengan Alquran dari ain dan hasad. Dalil-dalil tersebut bersifat umum dan tidak membedakan apakah itu terkait manusia atau yang lain. Mengaplikasikan dalil umum adalah hujjah syar’i yang bersifat menyeluruh. Di antara dalil itu adalah sabda nabi shallallahu alaihi wasallam

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

“Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada saudaranya, dirinya sendiri atau pada hartanya sendiri maka hendaknya dia mendoakannya keberkahan sebab ain itu benar adanya.” (HR Ahmad disahihkan oleh al-Albani)

2. Adanya nash khusus terkait ain.

3. Adanya efek-efek dan pengaruh tertentu pada hewan dan benda-benda sebagaimana tertera dalam Alquran dan ini adalah hal yang masyhur/dikenal luas.

4. Kata beliau: “Kami tidak mendapati para ulama yang memberikan pernyataan larangan akan hal tsb bahkan kami dapati mereka para ulama menegaskan kebolehannya.”

𝗜𝗻𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁, 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗺𝘂𝗻𝗴𝗸𝗶𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮 𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮, 𝗿𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵𝗹𝗮𝗵 sebagai salah satu bentuk tawakkal dan wasilah menuju kesembuhan. 𝗥𝘂𝗾𝘆𝗮𝗵 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗷𝗶𝗻. Kalaupun tidak/belum sembuh, kita mendapatkan kebaikan karena menerapkan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam; 

𝗜𝗻𝗴𝗮𝘁𝗹𝗮𝗵 𝗳𝗶𝗿𝗺𝗮𝗻 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`ān (sesuatu) yang menjadi penawar.” (QS. Al-Isra: 82)

Yang tak boleh adalah segala sesuatu dikaitkan dengan jin. Ini itu dihubungkan dengan jin. Wallahu a'lam.

Penyusun: Yani Fahriansyah