(1) Sedekah jariah.
(2) Anak shalih yang mendoakannya.
(3) Ilmu bermanfaat yang pernah diajarkannya.
Tiga perkara yang akan terus mengalir bagi seseorang meskipun ia telah meninggal dunia, sebagaimana telah maklum melalui berita dari sebuah hadits shahih yang masyhur.
Sudah barang tentu bahwa ketiga-tiganya sangat bermanfaat. Namun Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa yang paling bermanfaat dari ketiganya adalah yang ketiga, yaitu: ilmu bermanfaat yang pernah diajarkannya.
((Lihat “At-Ta’liq ‘ala Shahih Muslim” [8/336] oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, cetakan Maktabah Ar-Rusyd))
Yang demikian itu karena “mengajarkan ilmu yang bermanfaat”;
(1) mengandung unsur “sedekah jariah”, dan
(2) in sya Allah menjadi sebab pengajarnya didoakan oleh orang-orang yang diajarkannya, sehingga mirip dengan “anak shalih yang mendoakannya”.
Dahulu para ulama berkata;
عِلْمُ الرَّجُلِ وَلَدُهُ الْمُخَلَّدُ
“Ilmu seseorang adalah ibarat anaknya yang kekal.”
((Lihat “Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi” [hlm. 26] karya Imam Ibnu Abdil Barr, cetakan Muassasah Ar-Risalah))
Dan kabar gembiranya adalah bahwa peluang untuk mendapatkan pahala terus-menerus dari jalur “mengajarkan ilmu yang bermanfaat” tidak khusus bagi para ulama saja.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahahullah berkata:
حَتَّى لَوْ أَنَّكَ بَلَّغْتَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ، أَوْ حَدِيثًا عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وَانْتَفَعَ النَّاسُ بِهِ بَعْدَ مَوْتِكَ، فَإِنَّهُ يَحْصُلُ لَكَ أَجْرُ ذَلِكَ
“Bahkan seandainya engkau menyampaikan sebuah ayat dari Kitabullah, atau sebuah hadits dari Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ternyata orang-orang mengambil manfaat dari semua itu setelah kematianmu, maka engkau akan mendapatkan pahala tersebut.”
((Lihat “Al-Liqa’ Asy-Syahri” [hlm. 400], cetakan Muassasah Syaikh Ibn Utsaimin))
Ustadz zainul arifin