TERGODA WANITA KHAWARIJ: KISAH TRAGIS IMRAN BIN HITTAN
Imran bin Hittan bin Dhubyan as-Sadusi al-Bashri adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka, tetapi ia juga menjadi salah satu pemimpin Khawarij.
Ia meriwayatkan hadits dari beberapa sahabat, seperti Aisyah, Abu Musa al-Asy’ari, dan Ibnu Abbas. Sementara itu, di antara orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah Ibnu Sirin, Qatadah, dan Yahya bin Abi Katsir.
Abu Dawud berkata, “Tidak ada kelompok pengikut hawa nafsu yang haditsnya lebih sahih daripada Khawarij.” Lalu ia menyebutkan Imran bin Hittan dan Abu Hassan al-A’raj.
Al-Farazdaq berkata, “Imran bin Hittan adalah salah satu penyair paling fasih. Jika ia ingin berkata seperti kami, ia mampu melakukannya. Namun, kami tidak mampu berkata sefasih dia.”
Dikisahkan oleh Salamah bin Alqamah, dari Ibnu Sirin, bahwa Imran menikahi seorang wanita Khawarij dan berkata, “Aku akan mengembalikannya ke jalan yang benar.” Namun, wanita tersebut justru mempengaruhinya hingga ia mengikuti pemahamannya (Khawarij).
Al-Mada’ini menyebutkan bahwa wanita itu sangat cantik, sedangkan Imran memiliki rupa yang buruk. Suatu hari, wanita tersebut membuatnya terpukau, lalu berkata, “Aku dan kamu akan masuk surga, karena kamu diberi nikmat dan bersyukur, sedangkan aku diberi ujian dan bersabar.”
* Khawarij adalah kelompok ekstrem yang muncul pada masa Ali bin Abi Thalib, dikenal karena mengafirkan pelaku dosa besar dan memberontak terhadap pemimpin sah. Mereka menyimpang dengan memahami Al-Qur’an secara kaku dan menumpahkan darah sesama muslim. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyebut mereka sebagai “anjing-anjing neraka.”
✏️ Berikut beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah tersebut:
1. Berhati-hati dalam Memilih Pasangan
Pasangan hidup memiliki pengaruh besar terhadap keyakinan dan prinsip seseorang. Pilihan yang salah dapat membawa pada penyimpangan akidah, seperti yang terjadi pada Imran bin Hittan.
2. Niat Baik Tidak Selalu Cukup
Niat Imran untuk mengajak istrinya ke jalan yang benar adalah niat mulia, tetapi niat tersebut harus diiringi kesiapan ilmu dan kemampuan menghadapi pengaruh buruk. Jika tidak, niat baik bisa berbalik menjadi keburukan.
3. Godaan Duniawi Bisa Membutakan
Kecantikan wanita tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat Imran terpengaruh, menunjukkan bagaimana duniawi dapat menjadi ujian berat bagi keimanan.
4. Pentingnya Keteguhan Prinsip dalam Iman
Keteguhan dalam akidah dan iman adalah benteng utama untuk menghadapi pengaruh buruk dari lingkungan atau pasangan. Kelemahan prinsip dapat membawa seseorang terjerumus dalam pemahaman sesat.
5. Kisah Sebagai Ibrah
Kisah ini menjadi peringatan bagi umat Islam untuk selalu waspada terhadap pemahaman yang menyimpang dan menjaga akidah dari pengaruh buruk, termasuk dari orang-orang terdekat.
Intinya, berhati-hati dalam memilih pasangan hidup dan menjaga keteguhan akidah adalah kunci penting dalam kehidupan seorang muslim.
PENUTUP
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu.”
Baca tulisan selengkapnya di web kami:
https://rumaysho.com/39560-pelajaran-dari-imran-bin-hittan-ketika-akidah-tergadaikan-oleh-cinta.html
-
✏️ Muhammad Abduh Tuasikal
@ Ambarawa, 12 Rajab 1446 H, 12-01-2025, bakda shalat Shubuh
Follow the Muhammad Abduh Tuasikal channel on WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaIarwGK0IBlfraQ571r