Minggu, 12 Januari 2025

Inilah yang disebut dengan Helenisme, yaitu memasukkan ajaran filsafat Yunani kuno ke dalam akidah Islam.

Inilah yang disebut dengan Helenisme, yaitu memasukkan ajaran filsafat Yunani kuno ke dalam akidah Islam. 

Ibnu Taimiyah banyak membantah mereka.  Beliau menetapkan nama dan sifat Allah, sesuai dengan yang diterangkan oleh Al Quran dan hadits dengan tanpa takyif, tanpa tasybih, tanpa tamtsil dan tanpa ta'wil. Ini adalah madzhab Salaf, sebelum filsafat merasuk ke pada tubuh umat Islam. 

Kemudian datanglah para ahli kalam, yang menolak atau mentakwilkan sifat Allah, sesuai dengan kaidah-kaidah filsafat yang dibikin. 

Satu hal yang banyak dibantah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah silogisme. Karena ketika diterapkan dalam memahami sifat Allah, efeknya nanti akan bisa menjadi seorang mulhid.

Ibnu Taimyah berpendapat bawah Allah punya tangan, tapi tangan Allah berbeda dengan makhluknya. Sesuai dengan keagungan dan kemulyaan Allah. 

Ahli Kalam menuduh Ibnu Taimiyah mujassimah, musyabbihah, dll.

Ahli kalam gagal paham. Mereka bikin kaidah sendiri, pahami sendiri, tapi tuduhkan itu ke Ibnu Taimiyah. 

Ini adalah unsur Helenisme yang dibantah oleh Ibnu Taimiyah. 

Dan hingga sekarang, mereka ini masih meradang, dengan semangatnya mengatakan bahwa Ibnh Taimiyah membawa akidah bid'ah. 

Pernyataan jungkir balik. Siapa yang menyelesihi dalil, siapa yang mencap ahli bid'ah.
Ustadz budi marta saudin 
https://www.facebook.com/share/1A9xzkUMCZ/