IBNU TAIMIYAH
“Kenapa kita banyak menukil statemen Ibnu Taimiyah?” Tanya salah satu ikhwan saat daurah kitab an-Nashihah di Pekanbaru tahun 2023 yang diampu dan dibahas oleh penulisnya sendiri, syaikhuna Ibrahim bin Amir ar-Ruhailiy, salah satu ulama senior kota Madinah.
Saya yakin, selain karena si penanya sering mendengar kutipan kalam Ibnu Taimiyah, alasan terlontarnya pertanyaan tersebut karena dalam kitab yang dibahas tersebut, syaikuna Ibrahim ar-Ruhailiy juga banyak menyertakan dan menampilkan ungkapan Ibnu Taimiyah.
“Ini tak lain karena Ibnu Taimiyah sendiri adalah ulama besar. Semua pembahasan ilmu syar’i telah dibahas Ibnu Taimiyah secara detail.” Demikian seingat saya jawaban syaikhuna secara singkat.
Ibnu Taimiyah adalah ‘alim maushu’iy/ulama ensiklopedi, menguasai semua cabang ilmu. Ketika berbicara akidah, kita akan terhipnotis membayangkan seolah-olah beliau lah satu-satunya pakar akidah, saking meluas, mendalam, jeli dan melubernya kupasan Ibnu Taimiyah ketika membahas tema yang dimaksud. Begitu pula ketika ulama yang sempat dipenjara tersebut berbicara tafsir, hadits, fiqh, ekonomi, ilmu hadits, bahasa, maqashid syariah, dan lain-lain terutama ketika membahas kelemahan pendapat lawan-lawannya atau pendapat berseberangan. Kita akan dibawa menuju sikap puas dengan ulasannya.
Sudah banyak buku, jurnal dan artikel disusun untuk mengupas Ibnu Taimiah dan karya-karyanya. Maqashid syariah dalam pandangan Ibnu Taimiah, biografi Ibnu Taimiyah, kecerdasan Ibnu Tamiah, Tafsir Ibnu Taimiah, ekonomi Islam dalam pandangan Ibnu Taimiyah, ruqyah syar’iyah dan dunia jin dalam pandangan Ibnu Taimiyah, pembahasan nahwu dalam kitab Ibnu Taimiah, pembahasan ilmu hadits dalam karya Ibnu Taimiyah, tauhid/akidah dalam pandangan Ibnu Taimiah, Ibnu Taimiah dan tashawwuf, Ibnu Taimiah dan Asyairah, zakat dalam pandangan Ibnu Taimiah, fiqh munakahat dalam pandangan Ibnu Taimiah dan lautan pembahasan lainnya. Padahal tema-tema itu semua diambil dari kalam Ibnu Taimiah secara terpisah dalam kitab-kitabnya. Ini menunjukkan Ibnu Taimiah adalah raksasa, lautan tak bertepi, dan mercusuar ilmu. Selain terkait ilmu, Ibnu Taimiah dikenal dengan akhlak dan karakternya yang luar biasa.
Ahmad bin ‘Abdul Halim namanya yang lebih tenar dengan panggilan Ibnu Taimiyyah, sang Syaikhul Islam yang karya-karyanya melintasi dimensi waktu, sang mutiara dan bintang zaman adalah salah satu sosok yang terdidik apik dalam pendidikan ilmu sang ayah.
Keluarganya adalah keluarga bintang yang menyinari cahaya Islam dengan wasilah ilmu. Tentang keluarganya, para ulama menyebutkan:
كان جده كالقمر وكان أبوه كالنجم وكان هوا كالشمس
“Seperti rembulan kakeknya, bak bintang ayahnya dan Ibnu Taimiyyah sendiri ibarat mentari.”
Para ulama menyebutkan dalam biografi Ibnu Taimiyyah bahwa diantara 900-an gurunya, ilmu sang ayah lah yang paling banyak ia serap.
PUJIAN JUJUR PARA ULAMA UMAT
Sejarawan Islam imam adz-Adzahabi yang merupakan salah satu murid Ibnu taimiah mengatakan, sekaligus menyematkan deretan gelar kepada gurunya itu:
ابن تيمية: الشيخ الإمام العالم، المفسر، الفقيه، المجتهد، الحافظ، المحدِّث، شيخ الإسلام، نادرة العصر، ذو التصانيف الباهرة، والذكاء المفرط، نظر في الرجال والعِلل، وصار من أئمة النقد، ومن علماء الأثر، مع التدين والنبالة، والذِّكر والصيانة، ثم أقبل على الفقه ودقائقه، وقواعده وحججه، والإجماع والاختلاف، حتى كان يُقضى منه العجب إذا ذكر مسألة من مسائل الخلاف، ثم يستدل ويرجح ويجتهد، وحُق له ذلك؛ فإن شروط الاجتهاد كانت قد اجتمعت فيه، فإنني ما رأيت أحدًا أسرع انتزاعًا للآيات الدالة على المسألة التي يوردها منه، ولا أشد استحضارًا لمتون الأحاديث وعزوها إلى الصحيح أو المسند أو إلى السنن منه، كأن الكتاب والسنن نصب عينيه وعلى طرف لسانه، بعبارة رشيقة، وعين مفتوحة، وإفحام للمخالف، هذا كله مع ما كان عليه من الكرم الذي لم أشاهد مثله قط، والشجاعة المفرطة التي يُضرب بها المثل، والفراغ عن ملاذ النفس من اللباس الجميل، والمأكل الطيب، والراحة الدنيوية، كان قوالًا بالحق، نهَّاءً عن المنكر، لا تأخذه في الله لومة لائم، ذا سطوة وإقدام، وعدم مداراة الأغيار، ومن خالطه وعرَفه قد ينسبني إلى التقصير في وصفه، لا يُؤتى من سوء فهم، بل له الذكاء المفرط، ولا من قلة علم، فإنه بحر زخَّار، بصير بالكتاب والسنة، عديم النظير في ذلك).
"Ibnu Taimiah adalah seorang syaikh, imam, alim, mufassir, faqih, muhaddits, mujtahid, al-hafidz, syaikhul Islam, langka di zamannya, pemilik karya yang banyak, cerdas, meneliti para rijal dan ilal hadits hingga menjadi tokoh kritikus hadits, termasuk ulama ahli atsar, luas pandangannya dalam fiqh dan detail fiqh, begitu pula dengan kaidah dan argumen fiqh, sehingga ketika menyebutkan salah satu tema yang menjadi khilaf para ulama, ia mengeluarkan dalil, mentarjih dan berijtihad. Ia layak untuk itu sebab syarat-syarat ijtihad terpenuhi pada dirinya. Ini tak lain karena aku sendiri tidak pernah mendapati seseorang yang lebih cepat dalam menelusuri (dalam pikiran) ayat-ayat yang digunakan untuk beristidlal terhadap tema yang dibicarakan dibanding Ibnu Taimiah. Tidak pula pernah kulihat sosok yang lebih cepat menghadirkan -dalam hafalannya- matan hadits kemudian menyematkan dan menyandarkan hadits tersebut pada sumbernya baik shahih, musnad, atau sunan -dibanding Ibnu Taimiah- seolah-olah Kitab dan Sunnah terpampang di mata dan mengalir di lisannya, dan itu dengan pembawaan kalimat yang tangkas/elegan dan mata terbuka sekaligus memberikan bantahan terhadap pihak yang berseberangan. Ini semua disertai dengan kemuliaan yang ada padanya sekaligus belum pernah kudapati ada sosok semisal itu... begitu menjauhi kelezatan hati/duniawi semisal pakaian indah, makanan yang enak, dan ketenangan duniawi. Dialah sosok yang menyuarakan kebenaran, melarang kemungkaran, tidak terpengaruh celaan para pencela karena Allah... Siapa saja yang pernah membersamai dan mengenal Ibnu Taimiah bisa jadi menilaiku masih kurang dalam menyifati kelebihan Ibnu Taimiah. Ibnu Taimiah tidak diberikan pemahaman yang buruk justru ia memiliki kecerdasan yang "ekstrim", bukan orang yang ilmunya secuil. Dialah lautan yang meluapkan -gelombang- ilmu. Penelaah mendalam terhadap Kitab dan Sunnah, tak ada bandingannya dalam hal itu."
Al-Qadhi Kamal ad-Din bin az-Zamlakaniy, mufti Syafiiyah, wafat 727 di Mesir:
كان إذا سُئل عن فن من العلم، ظن الرائي والسامع أنه لا يعرف غير ذلك الفنِّ، وكان الفقهاء من سائر الطوائف إذا جلسوا معه استفادوا في مذاهبهم منه ما لم يكونوا عرَفوه قبل ذلك، ولا يُعرف أنه ناظر أحدًا فانقطع معه، ولا تكلم في علم من العلوم - سواء أكان من علوم الشرع أم غيرها - إلا فاق فيه أهله، وكانت له اليد الطُّولى في حسن التصنيف، وجودة العبارة والترتيب، والتقسيم والتبيين).
"Jika Ibnu Taimiah ditanya tentang sebuah cabang ilmu, orang yang melihat dan mendengarnya akan menyangka bahwa Ibnu Taimiah hanya mengilmui cabang ilmu yang ditanyakan tersebut -saking pakarnya-. Para ahli fiqh dari semua kelompok yang ada jika duduk bersama Ibnu Taimiah akan mendapatkan faidah dari Ibnu Taimiah terkait keterangan tambahan ilmu dalam madzhab mereka masing-masing yang mereka tidak ketahui sebelumnya... Ketika Ibnu Taimiah berbicara tentang apa saja terkait cabang ilmu baik itu ilmu agama maupun yang lain, pastilah ia melampaui para pakar di bidang tersebut. Ibnu Taimiah memiliki jasa besar dalam kualitas penyusunan, kualitas dalam hal kalimat dan urutan demikian pula dalam klasifikasi dan penjelasan."
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan:
تفقه وتمهر وتميز وتقدَّم، وصنف ودرَّس وأفتى، وفاق الأقران، وصار عجبًا في سرعة الاستحضار وقوة الجنان، والتوسع في المنقول والمعقول، والاطلاع على مذاهب السلف والخلف)
"Dialah yang faqih, pandai, punya kelebihan, terdepan, menulis, mengajar, memberikan fatwa dan mengungguli rekan-rekan sejawat. Ibnu Taimiah menjadi keajaiban dalam hal begitu cepatnya menghadirkan -hafalan di lisan-, kekuatan fisik, begitu luas/mendalam perihal nash dan logika serta dalam hal menelaah pendapat-pendapat salaf dan khalaf."
Qadhi para qadhi Yaman al-Allamah asy-Syaukani ikut berkomentar:
شيخ الإسلام إمام الأئمة المجتهد المطلق...، اتفقت الألسن بالثناء عليه إلا مَن لا يُعتَد به، وطارت مصنفاته، واشتهرت مقالاته، قال اليعمري في ترجمة ابن تيمية: إنه برز في كل فن على أبناء جنسه، ولم ترَ عين مَن رآه مثله، ولا رأت عينه مثل نفسه...، وتصانيفه نحو أربعة آلاف كراسة وأكثر...، وقد أثنى عليه جماعة من أكابر علماء عصره فمَن بعدهم، ووصفوه بالتفرد، وأطلقوا في نعته عبارات ضخمة، وهو حقيق بذاك
"Dialah syaikhul Islam, imam para imam, mujtahid muthlaq... Lisan-lisan begitu sepakat melisankan pujian untuknya kecuali pihak yang tidak diakui saja, karya-karyanya berterbangan -ke berbagai penjuru-, ucapan-ucapannya tersebar. al-Ya'mari berkata dalam biografi Ibnu Taimiah: "Ia menonjol dalam setiap bidang ilmu melebihi anak-anak selevel. Mata yang pernah melihat Ibnu Taimiah tak pernah melihat sosok semisal Ibnu Taimiah, dan mata yang melihat Ibnu Taimiah tidak akan melihat sosok Ibnu Taimiah seperti ia melihat dirinya sendiri... Tulisannya sekitar 4000-an buku (tentu ketebalan buku saat itu -ed) bahkan lebih. Pembesar-pembesar ulama di zamannya telah melayangkan pujian terhadapnya, begitu pula dengan ulama era setelahnya. Mereka memberikan penyifatan berupa "langka" sekaligus menyemat penyebutan terhadapnya dengan ungkapan yang dahsyat. Ia layak mendapat itu semua."
BUKU TENTANG KECERDASAN IBNU TAIMIAH
Syaikh Ahmad bin Nashir ath-Thayyar menyusun sebuah buku dengan judul:
“’Abqariyatu Syaikh al-Islam Ibn Taimiyah min Khilal Dirasat Daqiqah li Majmu’ al-Fatawa” (Link kitab: https://bit.ly/41ZFm6D)
“Kejeniusaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang Disarikan Berdasarkan Penelusuran Mendalam pada Karyanya Majmu’ al-Fatawa.” Kira-kira begitu terjemahannya.
Dalam kitab -319 halaman ini- penulisnya mengupas 38 poin tentang Ibnu Taimiah, semisal masa belajar Ibnu Taimiah di masa kecil, sikapnya, kelembutan, tawadhu, para ulama lain di masanya tidak pernah dicela olehnya, proporsional dan adil terhadap lawan dan penentangnya, adab baik terhadap mereka lawan-lawannya, gigih memperjuangkan kalimat dan persatuan kaum muslimin, usaha untuk mengikuti dalil, perhatian dengan maqashid syariah, membenci ta’asshub, kedalaman ilmunya yang luar biasa, upaya untuk bersikap wasath, bantahannya terhadap orang kafir dan ahli bid’ah disertai sikap yang baik, dan lain-lain.
LELAKI YAHUDI MASUK ISLAM WASILAH IBNU TAIMIAH KECIL
كان ابن تيمية في حال صغره إذا أراد الذَّهاب إلى الكُتَّاب يعترِضُه رجلٌ يهوديٌّ، كان منزلُه بطريقه، وكان مع اليهودي مسائلُ يسألُه عنها؛ لما كان يظهر على ابن تيمية من الذكاء، وكان يُجيبُه عنها سريعًا حتى تعجَّبَ منه، ثم كلما اجتاز ابنُ تيمية باليهودي يُخبِرُه بأشياءَ ممَّا يدلُّ على بُطْلان ما عليه هذا الرجل اليهودي، فأسلم اليهوديُّ وحسُنَ إسلامُه، وكان ذلك ببركة الشيخ على صِغَرِ سِنِّهِ؛ (الأعلام العلية في مناقب ابن تيمية، للبزار، صـ:17).
"Saat Ibnu Taimiah masih kecil, ketika dalam perjalanan menuju kuttab/tempat belajar, dihadang lelaki Yahudi yang rumahnya dilalui Ibnu Taimiah kecil. Si Yahudi punya banyak tema yang ia tanyakan kepada Ibnu Taimiah. Lantas tatkala nampak kecerdasan si Yahudi oleh Ibnu Taimiah sementara Ibnu Taimiah sendiri menjawab pertanyaan dengan cepat hingga ia terpukau dan itu setiap kali Ibnu Taimiah melewati rumahnya, Ibnu Taimiah memberikan berita ilmu tentang sesuatu yang menunjukkan erornya agama Yahudi. Akhirnya si Yahudi masuk Islam, bahkan begitu bagusnya pengamalan Islam si Yahudi tadi. Itu karena keberkahan Ibnu Taimiah padahal ia masih kecil kala itu." (al-A'lam al-'aliyah fiy Manaqib Ibnu Taimiah lil Bazzar)
MURID-MURID IBNU TAIMIYAH TAMPIL SEBAGAI MATA AIR ILMU BAGI KAUM MUSLIMIN
1. SEBUT SAJA IMAM ADZ-DZAHABIY
Namanya Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabiy, sang ahli ilmu dalam berbagai funun (cabang ilmu), seorang sejarawan dan pakar hadits ulung ternama. Selain Siyar A'lam an-Nubala' yang dikenal sebagai salah satu karyanya dan menjadi rujukan kaum muslimin penjuru dunia, ada beberapa karya lain dari ulama yang lebih sering disebut dengan Imam adz-Dzhabiy ini, di antaranya:
1. Mizan al-I'tidal
2. Tarikh al-Islam
3. Al-Kasyif
4. Al-Mughniy fi a-Dhu'afa
5. Mukhtashar Sunan al-Baihaqiy
6. Thabaqat al-Huffadz
7. Thabaqat al-Qurra'
8. At-Tajrid fiy Asma' as-Shahabah
9. Talkhis al-Mustadrak
10. Mukhtashar Tahdzib al-Kamal. Dan kitab-kitab penuh manfaat lainnya
Akidahnya adalah akidah yang dipegang teguh para ahlussunnah waljama'ah yang beliau terima dan ambil dari guru-gurunya yang banyak. Bahkan beliau menulis kitab-kitab terkait akidah yang menjelaskan madzhab akidah yang beliau anut. Sebut saja kitab al-'Uluw, kitab al-'Arbain fiy Shifat Rabb al-'Alamin, kitab al-'Arsy yang oleh Dr. Basyar 'Iwadh dikatakan bhw bagian dari kitab ini ada di al-Maktabah adz-Dzhahiriyah dengan judul Risalah fiy Annallah 'Alal 'Arsy (Allah di Atas Arsy), dll.
2. JUGA ADA NAMA IBNU KATSIR
Nama masyhur selanjutnya adalah Ismail bin 'Umar bin Katsir bin Dhau' bin Katsir bin Dhau' bin Zar'i yang lebih tenar dengan nama Ibnu Katsir, seorang ahli tafsir dengan karya fenomenal Tafsir al-Qur'an al-Adzhim. Selain tafsirnya itu, di antara karyanya yang dahsyat adalah al-Bidayah wa an-Nihayah, at-Takmil fiy Ma'rifati ats-Tsiqat wa adh-Dhu'afa' wa al-Mujahil, dan lainnya.
Tentang firman Allah (الرحمن على العرش استوى), ulama yang meninggal di Dimasyq tahun 774 H/1373 M -dan ini disepakati ahli sejarah- dan dikubur di tanah kuburan Ibnu Taimiyah atas wasiat beliau sendiri sebagai bentuk cinta dan pengaruh keilmuan Ibnu Taimiyah -ini agar beliau bertetangga dengan Ibnu Taimiyah hidup dan mati- itu berkata:
"Pembicaraan ttg tema ini telah berlalu dalam surat al-A'raf dan tidak perlu diulangi. Metode yang selamat dalam hal ini adalah metode salaf yaitu memaknai apa yang tertera dalam Kitab dan Sunnah tanpa takyif, tahrif, tasybih, ta'thil dan tamtsil." (Tafsir, 5/273)
Karena itu, syaikh Shaleh al-Munajjid menuliskan kesimpulan terkait akidah Ibnu Katsir:
أن ابن كثير رحمه الله لم يكن أشعريًا، بل كان على مذهب أئمة السنة والأثر كمالك والشافعي وأحمد، يثبت صفات الله تعالى من غير تحريف ولا تعطيل ولا تكييف ولا تمثيل .
"Ibnu Katsir bukanlah seorang Asy'ariy, namun beliau berada di atas madzhab -akidah- para imam sunnah dan atsar (a-immatu as-sunnah wal atsar) seperti Malik, as-Syafi'i, dan Ahmad. Beliau menetapkan sifat Allah tanpa tahrif, ta'thil' takyif dan tamtsil."
3. ADA PULA NAMA IBNUL QAYYIM yang pakar akidah dan berbagai funun (disiplin ilmu) terutama terkait tazkiyyah an-nafs. Karya-karyanya juga beragam dalam berbagai disiplin ilmu, di antaranya:
1. I'lam al-Muwaqqi'in
2. Zaad al-Ma'ad fiy Hadyi Khairil Ibad
3. Madariju as-Salikin
4. ad-Da'u wa Dawa'u
5. Dan kitab lainnya yang menjadi rujukan umat
Tiga nama ulama yang mengalirkan derasnya ilmu di atas dan ulama lain tentunya tumbuh dan matang dalam madrasah keilmuan SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH. Ketika tiga ulama yang menjadi bintang ini dan lainnya terdidik dari guru yang sama maka jelasnya sang guru adalah matahari.
____
Tulisan lama yang disusun ulang disertai banyak penambahan.
____
Madinah, kota Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Penyusun: Yani Fahriansyah, M.H
https://ar.islamway.net/book/30571/%D8%B9%D8%A8%D9%82%D8%B1%D9%8A%D8%A9-%D8%B4%D9%8A%D8%AE-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D8%A8%D9%86-%D8%AA%D9%8A%D9%85%D9%8A%D8%A9-%D9%85%D9%86-%D8%AE%D9%84%D8%A7%D9%84-%D8%AF%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D8%A9-%D8%AF%D9%82%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D9%84%D9%85%D8%AC%D9%85%D9%88%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%AA%D8%A7%D9%88%D9%89?fbclid=IwY2xjawHvWEFleHRuA2FlbQIxMQABHdMmZ2oyQ3vn0dUMS-VaPdpDOx8eIj2ZfCy1D4bdI7jPMTH--e6GigmICw_aem_IhPVuYbHvciqrHS-1cC6XQ