Belajar dari sirah Nabi ﷺ bag.6
Kenapa Jazirah Arab??
Hikmah kedua : Bahwa Jazirah Arab tidak memiliki sejarah kemiliteran. Tidak pernah dikenal yang namanya tentara Arab. Sebaliknya, mereka adalah suku-suku yang terpencar-pencar, yang tidak tahu apa-apa selain peperangan dan perampokan satu sama lain. Jumlah mereka juga tidak banyak. Selain itu senjata mereka adalah senjata yang kuno dan strategi mereka adalah strategi yang kurang terstruktur.
Ketika Islam datang, sebuah revolusi besar terjadi. Orang-orang Badui sederhana yang dulu tinggal di tempat ini berubah menjadi para pemimpin militer. Mereka yang dahulu terpisah karena kabilah, berubah menjadi satu tentara kesatuan. Mereka yang dikenal dengan Suku Badui nomaden pada akhirnya terlibat dalam dialog, manuver, negosiasi, dan mereka berhasil menaklukkan negara-negara yang tangguh. Mereka senantiasa menyeru para manusia agar menyembah Allah ﷻ semata.
Jika kita tilik ulang sejarah mulai dari Nabi Adam hingga saat ini niscaya kita akan dapati bahwa sesungguhnya tidak ada yang serupa dengan mereka, bahkan tidak ada penaklukan negara-negara yang serupa dengan penaklukan tentara Islam.
Hanya dalam beberapa tahun, Persia yang perkasa nan ditakuti takluk ditangan kaum muslimin. Dalam waktu tiga belas tahun setelah wafatnya Nabi ﷺ, Persia yang mencakup Iran, Irak, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kazakhstan, Afghanistan dan Pakistan semuanya berhasil ditaklukkan. Hampir setengah dari bumi (daratan) takluk hanya dalam tiga belas tahun di tangan orang-orang yang disebut-sebut sebagai suku Badui itu.
Di manakah posisi orang Arab dibandingkan dengan Kisra Persia sebelum datangnya Islam? saat itu negara Arab jika dibandingkan dengan kekuatan terbesar di dunia pada masanya (Persia dan Romawi) bagaikan negara berkembang terkecil di dunia saat ini.
Siapakah gerangan Khalid bin Al-Walid, Amr bin Al-Aas, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Al-Qa’qa’ bin Amr Al-Tamimi, Al-Bara bin Malik, Abu Musa Al-Ash'ari, Al-Zubair bin Al-Awam, Muhammad bin Maslamah, dan Al-Miqdad bin Amr? Bagaimana status mereka sebelum Islam? Di manakah para ahli militer ini sebelum mereka masuk Islam?
Khalid bin Al-Walid di perang Uhud ketika masih kafir di hadapkan dengan 50 pemanah kaum muslimin. Sedangkan saat itu dia memimpin 3000 pasukan kaum musyrikin, akan tetapi dia tidak dapat berkutik kecuali setelah terjadinya kesalahan dari pasukan pemanah yang meninggalkan gunung Uhud serta sikap mereka yang menyelisihi perintah Rasulullah ﷺ, barulah khalid mampu membalikkan keadaan.
Sosok Khalid bin Al-Walid setelah Islam, apakah gerangan yang membuatnya mampu memasuki Persia dengan 18.000 tentara Muslim dan menghancurkan 120.000 pasukan Persia? Bagaimana Muslim dengan 32.000 pasukan menang di perang Qadisiyah melawan lebih dari seperempat juta orang Persia? Bagaimana pasukan kaum muslimin bisa menang dengan 39.000 lebih melawan 200.000 tentara Romawi di Yarmuk? Bagaimana mereka menaklukkan Andalusia dengan 12.000 pasukan melawan 100.000 tentara salib di Spanyol?
﴿فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًاۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anfal:17)
Jika saja risalah turun di tempat yang sebelumnya memiliki sejarah kemiliteran yang panjang dan terstruktur niscaya orang akan berkata bahwa penaklukan yang besar terjadi karena kekuatan para pasukan, persenjataan dan strategi kemiliteran yang baik.
Apa yang menakjubkan jika negara Persia dan Romawi yang memiliki pasukan dengan jumlah yang sangat banyak berhasil menaklukkan beberapa wilayah di dunia?
Turunnya risalah di Mekah yang mengakibatkan perubahan yang sangat besar setelahnya, bahkan terjadi juga perubahan peta dunia dalam waktu yang sangat singkat menunjukkan bahwa semua kejadian ini sejatinya merupakan sebuah mukjizat tersendiri.
Dari sini dapat di ambil satu kaidah penting, bahwasanya Allah senantiasa menolong orang-orang yang beriman meski sedikit sehingga mampu mengalahkan kemusyrikan yang banyak. Tentu kita tidak menyeru agar kaum muslimin menyedikitkan dan mengurangi jumlah mereka atau melemahkan semangat juang mereka, akan tetapi hendaknya mereka senantiasa menyiapkan kekuatan mereka semaksimal mungkin dan bahwasanya sudah merupakan sunatullah para ahli batil memiliki jumlah yang sangat banyak. Allah ﷻ berfirman,
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِۚ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al-An’am: 116)
Hendaknya kita juga mengingat firman Allah ﷻ ,
كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqarah:249)
