MANHAJ LATAH-IYYUN
-[1]- Manhaj Latah-iyyun sudah difirmankan oleh Allah - Ta'ala - di dalam alquran,
وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنَ إِلَّا قَلِیلࣰا
" DAN APABILA DATANG KEPADA MEREKA SUATU BERITA TENTANG KEAMANAN ATAUPUN KETAKUTAN, MEREKA LALU MENYIARKANNYA. Jikalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). " (QS. An-Nisa : 83)
⚫ Mereka adalah orang yang lemah dari kaum muslimin. Jika mereka mendengar berita kaum muslimin berupa kemenangan atau kekalahan, MEREKA LANGSUNG SHARE (ke berbagai penjuru dan media, pent-), dan mereka menyangka bahwasanya hal seperti ini tidak mengapa.
[Fathul Qadiir (hal.391), Imam Asy-Syaukani - Rahimahullah -, cet. ar-Risalah al-'Alamiyyah]
-[2]- Manhaj ini sudah dicap dusta oleh Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam -,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
" Cukup seseorang dikatakan berdusta apabila ia MENCERITAKAN (MENG-SHARE) SEMUA APA YANG IA DENGAR. "
[HR. Muslim (no.5) -Muqaddimah Shahih Muslim- Bab " Larangan Menceritakan Semua yang Didengar "]
-[3]- Manhaj inipun sudah disinyalir oleh Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad an-Nakha'i ketika membahas pembagian manusia menjadi 3, yaitu :
1. عَالِمٌ رَبَّانِيٌّ
Alim Rabbani
2. مُتَعَلِّمٌ عَلَى سَبِيْلِ نَجَاةٍ
Pelajar yang berada di jalan keselamatan
3. هَمَجٌ رَعَاعٌ أَتْبَاعُ كُلِّ نَاعِقٍ، يَمِيْلُوْنَ مَعَ كُلِّ رِيْحٍ، لَمْ يَسْتَضِيْئُوْا بِنُوْرِ العِلْمِ، وَلَمْ يَلْجَأُوْا إِلَى رُكْنٍ وَثِيْقٍ
Rakyat jelata yang mengikuti setiap seruan (orang), mereka doyong kemana angin (berita) berhembus, mereka tidak mendapatkan sinar ilmu, dan tidak berpegang teguh pada tiang (agama) yang kokoh.
[Diriwayatkan oleh Khatib al-Baghdadi di " Faqih wa Mutafaqqih " (jilid 1/182-183), tahqiq : Dr. Abu Abdurrahman Adil bin Yusuf Azazi, cet. Dar Ibn Jauzi)]
⚫ Imam Ibnu Qayyim - Rahimahullah - menjelaskan kriteria orang yang ke-3 ini, yaitu :
1️⃣ Orang-orang bodoh yang tak dianggap.
2️⃣ Mengikuti setiap orang yang menyeru, entah kepada kesesatan atau kepada petunjuk.
3️⃣ Orang-orang yang paling buruk di semua agama.
4️⃣ Paling banyak jumlahnya, namun disisi Allah tidak berguna.
5️⃣ Mereka adalah bahan bakar bagi setiap fitnah.
6️⃣ Senang bercengkrama dengan fitnah.
7️⃣ Mirip seperti binatang ternak (QS. Al-Baqarah : 171).
8️⃣ Tidak punya ilmu dan hatinya gelap.
9️⃣ Seperti ranting pohon, lemah tak berdaya ditiup angin dari arah manapun.
🔟 Enggan kembali kepada penjelasan ahli ilmu yang kokoh ilmunya.
[Miftah Dar as-Sa'adah (jilid 1/hal.407-410), tahqiq : Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid - Rahimahullah -, cet. Dar. Ibn Qayyim & Dar. Ibn Affan]
-[4]- Senantiasa kita memohon kepada Allah - Ta'ala - agar tidak menjadi orang yang latah dalam menyikapi berita, share ke berbagai media tanpa peduli apakah berita itu benar atau tidak.
✍🏻 Ragil Juliantoro