Minggu, 11 April 2021

MUHAMMAD ALI BASYA, PENUMPAS GERAKAN 'WAHABI' PERTAMA

MUHAMMAD ALI BASYA, PENUMPAS GERAKAN 'WAHABI' PERTAMA

Muhammad Ali Basya (1765-1849)
adalah Gubernur Mesir yang ditugaskan oleh Kerajaan Utsmani untuk menghancurkan Kerajaan Saudi generasi pertama. 

Anda bisa lihat singgasananya. Di bagian atas singgasana diletakkan berhala Yunani Poseidon yang dianggap sebagai Dewa penguasa laut dan badai.

Muhammad Ali Basya sendiri lahir di Yunani dari keluarga saudagar tembakau. Setelah berhasil merebut Mesir dari Dinasti Mamluk, Muhammad Ali Basya diangkat menjadi gubernur Mesir oleh Daulah Utsmaniyyah. 

Ketika keluarga Saud mulai melebarkan pengaruhnya di Najd dan merambat ke Hijaz, maka Daulah Utsmaniyyah memerintahkan Muhammad Ali untuk menumpas mereka.

Muhammad Ali melaksanakan perintah tersebut, dia dan pasukannya lantas berangkat untuk memerangi kerajaan Saudi fase pertama. Sejarawan Al Jabarti mencatat bahwa ketika itu pasukan Ali Basya dipenuhi oleh orang-orang Arnauth (penduduk Balkan, Eropa). Sebagiannya orang-orang Turki dan ditambah pasukan bayaran berbangsa Perancis. Pasukan itu berjalan menuju Hijaz dengan berkrat-krat minuman keras.

Berbeda dengan tentara Saudi yang ketat menjalankan syariat, tentara Ali Pasya tidaklah menyandang Islam kecuali nama. Tidaklah mereka menaklukkan kota dan desa melainkan mereka merampas kehormatan wanita-wanita muslimah.

Sampai akhirnya kota Dir'iyyah sebagai ibukota Saudi berhasil ditaklukkan. Amir Abdullah Alu Suud kemudian ditangkap, dibawa ke Istanbul untuk kemudian dipermalukan dengan cara diarak di hadapan rakyat Turki lalu dieksekusi.

Sial bagi Daulah Ustmani, paska ekspedisi Hijaz, Muhammad Ali Pasya berbalik memberontak. Dengan bantuan kaum Nashrani  Arab dan Yahudi serta  bangsa Eropa, wilayah-wilayah Utsmani di Syam berhasil dikuasai oleh Ali Basya. Ali Basya kemudian membuka peluang bagi Nashara untuk mengembalikan hegemoni mereka di daerah Lebanon.

Tahun 1840, dibuat perjanjian antara Muhammad Ali Basya dan Daulah. Ali Basya bersedia mengembalikan Syam kepada Daulah Utsmani dengan syarat agar dia dan dinastinya dijadikan penguasa Mesir dan Mesir menjadi daerah otonom dari Daulah. 

Akhirnya Dinasti Muhammad Ali Basya menjadi penguasa mesir sampai keturunan terakhirnya Raja Faruq yang dikenal suka berfoya-foya digulingkan oleh Jamal Abdunnasher di tahun 1952.

Sumber:
الدولة العثمانية، علي الصلابي

Keterangan foto:
- Ali Basya dan singgasananya
- Patung Poseidon, dewa laut Yunani yang dipuja oleh Ali Basya
- Raja Faruq (di bawah balon) keturunan Ali Basya yang menjadi raja Mesir terakhir. Hobinya berfoya foya dan menghabiskan harta kerajaan.
https://www.facebook.com/100005709420745/posts/1683596991840599/
Ust Wira bachrun