Daripada Jadi Politikus Tanggung!
Bismillah walhamdulillah wasshalatu wassalamu ala rasulillah wa ala alihi wa shahbihi ajmain,
Lebih baik saya dan Anda, terutama penuntut ilmu, apalagi pemula bahkan mungkin pendakwah bermanhaj salaf untuk mendoakan kebaikan untuk pemimpin muslim di NKRI dan bersabar, DARIPADA jadi komentator politik tanggung setiap ada berita dikomentari.
Padahal dakwah salaf fokus kepada tashfiyyah dan tarbiyyah terutama masalah akidah dan manhaj.
Contohlah para salafmu!
قال الفضيل بن عياض- رحمه الله-: ( لو كان لي دعوة مستجابة ما جعلتها إلا في السلطان). (شرح السنة للإمام البريهاري ص 108، ط، دار الصميعي).
Berkata Al Fudhail bin Iyad (w: 187H- seorang tabiut fabiin) rahimahullah:
“Jika aku memiliki sebuah doa yang dikabulkan, tidak aku jadikan doa tersebut kecuali untuk pemimpin.” Lihat Kitab Syarhus sunnah - karya Imam Al Barbahari, hal:108, cetakan: Dar Ash Shumai’i.
NB: manusia sangat tergantung apa yang ia lihat dan dengar, biasanya penuntut ilmu pemula bahkan mungkin para pendakwah yang jadi politikus tanggung kebanyakan melihat dan mendengar berita politik dibandingkan membaca dan belajar serta mengajar ilmu agama.
(Faedah dari Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary, postingan beliau tanggal 12 Juni 2020 silakan lihat di: https://www.facebook.com/share/PKFg7gu9dGRgZkzZ/?mibextid=K8Wfd2)
Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata (yang maknanya):
“Apabila politik telah masuk ke dalam diri sekelompok manusia maka dia akan lebih banyak merusak daripada fanatik madzab (fiqih). Karena politik selalu membutuhkan fleksibilitas dan permainan (selalu berubah-rubah alias bunglon).” (Al-Huda Wa An-Nuur hal 8 )
"Politik sekarang ini (yang tidak syar’i) bukan medan Anda wahai salafi, maka keluarlah darinya. Salafi yang masuk ke dunia politik meski hanya satu kaki saja, dia seperti ikan yang keluar dari aquarium, cepat atau lambat dia pasti akan binasa."
ليس هذا بعشك فادرجي
"Ini bukan sangkarmu maka keluarlah darinya"
(Faedah dari Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. dalam artikel di https://almanhaj.or.id/3930-wahai-salafi-inginkah-engkau-masuk-kubangan-politik.html)