Rabu, 17 Januari 2024

ILMU YANG BERMANFAAT DAN ILMU YANG DIAMALKAN

ILMU YANG BERMANFAAT DAN ILMU YANG DIAMALKAN

Di halaman 40-41 kitab Al Hikmah, di daurah Asatidz Makassar tadi pagi, Syekh Ibrahim Ruhaili hafidzahullah menyebutkan dalam kitab tersebut, 

فيلاحظ أنه سأل الله أن ينفعه بما حصل له من العلم وأن يعلمه ما ينفعه،  

Bahwasanya Allah Ta'ala meminta merealisasikan dengan apa-apa yang diperoleh dari ilmu untuk memanfaatkan dan mengajarkannya apa yang berfaedah. 

فدل على عن أن ثمرة العلم هو الإنتفاع به ولذا كان السلف يحذرون من تعلم ما لا ينفع أو  التوسع في العلم من غير حاجة

Menunjukkan bahwa buah ilmu itu adalah bermanfaat karenanya. Oleh karena itu para salaf memperingatkan orang yang mempelajari (ilmu) yang tidak bermanfaat atau keluasan di dalam ilmu tanpa kebutuhan.

Berkata Mughira bin Maqsam Adh Dhabbiy rahimahullah, 

ذهبت أسأل الشعبيَّ عن شيء من أنساب قريش، فقال: إنك لتسأل عن علم لا ينفع في الدنيا والآخرة. 

Saya pergi bertanya kepada Asy Sya'bi tentang sesuatu dari nasab Quraisy. Maka dia menjawab, sesungguhnya kamu bertanya tentang ilmu yang tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat. (Riwayat Baihaqi). 

Berkata Malik bin dinar rahimahulah :

من طلب العلم لنفسه فالقليل منه يكفي، ومن طلب العلم لحوائج الناس فحوائج الناس كثيرة. "الزهد" ص ٣٩٠

"Barangsiapa yang mencari ilmu untuk dirinya, maka ilmu yang sedikit akan mencukupi. Dan barangsiapa mencari ilmu untuk kebutuhan-kebutuhan manusia, maka kebutuhan-kebutuhan manusia itu banyak.  (Kitab Zuhud). (Kitab Al Hikmah). 

Ini diantara sedikit cuplikan faidah daurah, bahwa ilmu itu mesti dimanfaatkan dan diamalkan. Maka ilmu yang dicari pun adalah ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu yang tidak bermanfaat. 

Perkataan beliau ini sejalan dengan perkataan ulama salaf lainnya. Saya kutipkan beberapa perkataan salaf tentang ilmu yang mesti diamalkan. 

Berkata Malik bin Dinar rahimahullah :

إذا طلب العبد العلم ليعمل به كسره علمه، وإذا طلبه لغير العمل زاده كبرا.

“Jika seorang hamba mencari ilmu untuk diamalkan, maka dengan ilmunya itu, dia akan semakin rendah hati. Namun jika seseorang mencari ilmu bukan untuk diamalkan, maka dengan ilmunya itu akan bertambah kesombongan. (Riwayat Baihaqi).

Dan berkata Malik bin Dinar rahimahullah :

إذا طلب العبد العلم ليعمل به كسره علمه، وإذا طلبه لغير العمل زاده فخرا.

“Jika seorang hamba mencari ilmu untuk diamalkan, maka dengan ilmunya itu, dia akan semakin rendah hati. Namun jika seseorang mencari ilmu bukan untuk diamalkan, maka dengan ilmunya itu akan bertambah kesombongan. (Iqtidhou Al Ilmi Al Amal Hal 33).

Dan berkata Malik bin Dinar rahimahullah :

من طلب العلم للعمل وفقه الله ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا

“Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka dengan ilmunya itu akan bertambah kebanggaan (kesombongan)” (Hilyatul Auliya’, 2: 378).

Ilmu yang tidak diamalkan, tidak bermanfaat bagi dirinya, bahkan bisa memudharatkannya.

Berkata Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah :

ما شيء أضر عليكم من ملوك السوء وعلم لا يعمل به

“Tidak ada sesuatu yang lebih memudhorotkan kalian selain dari raja yang jelek dan ilmu yang tidak diamalkan.” (Hilyatul Auliya’, 7: 287).

Berkata Asy Syaikh Abdul Wahab Al Wushabiy rahimahullah:

ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻮ
ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ ،
ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﻨﺘﻔﻊ ﺃﻧﺖ ﺑﻌﻠﻤﻚ ﻓﻜﻴﻒ ﺗﺮﻳﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻥ ﻳﻨﺘﻔﻌﻮﺍ ﺑﻌﻠﻤﻚ؟
ﻋﺸﺮﻭﻥ ﻧﺼﻴﺤﺔ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ للشيخ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﺍﻟﻮﺻﺎﺑﻲ

"Ilmu itu menyeru kepada amal shaleh, ilmu menyeru kepada ibadah, ilmu menyeru kepada taqwa, ilmu menyeru kepada istiqomah, dan ilmu menyeru kepada tawadhu'.

Jika saja kamu tidak bisa mengambil manfaat dari ilmu yang kamu miliki, bagaimana lagi orang lain akan bisa mengambil manfaat dengan ilmumu?
( Isyruun Nashiha li Tholibil 'Ilmi lisy Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al Wushabiy).

Untuk itu, bagi orang yang berilmu, amal lebih utama. Dan bagi orang yang bodoh, ilmu lebih utama.

Ditanya Imam Az Zuhri rahimahullah, lebih utama mana, ilmu atau amal ?

Beliau menjawab :

الْعِلْمُ أَفْضَلُ مِنَ العَمَلِ لِمَنْ جَهِلَ، وَالْعَمَلُ أَفْضَلُ مِنَ العِلْمِ لِمَنْ عَلِمَ.

Ilmu lebih utama daripada amal, bagi orang yang bodoh. Dan amal lebih utama daripada ilmu bagi orang yang berilmu. (As Sunan Al Kubro Lilbaihaqi).

AFM

Copy dari berbagai sumber