Rabu, 17 Maret 2021

kitab ushulus sunnah penulis imam ahmad bin hanbal sesi 11 bab alquran adalah kalamullah syarah syaikh sa'ad syatsri penerjemah ustadz yulian purnama

 

Syaikh saad syatsri mengatakan : orang yang mengatakan ayat quran yang saya ucapkan adalah makhluk atau ucapan ucapan yang semisalnya ini adalah sohibul bid’ah

Dan Ini masuk dalam masalah yaitu

Soal : 

Ayat quran yang saya lafadkan /ayat quran yang saya ucapkan apakah itu makhluk ataukah itu kalamullah

Jawaban:

Andaikan kita mengatakan ayat quran yang saya lafadzkan itu adalah kalamullah maka ini keliru demikian juga kalo kita mengatakan ayat quran yang saya ucapkan bukan kalamullah ini juga keliru, karena di dalam perkara ini ada 2 perkara

1.     Perkara yang pertama: kata kata yang saya ucapkan ketika kita membaca alquran itu kalamullah, kita mengucapkan kalamullah itu seperti itu

 

2.     Perkara yang kedua : perbuatan yang dilakukan oleh orang tersebut yaitu talafudz (malafalkan) maka perbuatan melafadzkan berucap ini adalah makhluk karena perbuatan itu Allah ciptakan sebagaimana yang sudah kita bahas ketika membahas tentang taqdir perbuatan manusia itu ciptaan Allah dan juga didalamnya perbuatan talafudz melafadzkan ini ada pengeluarkan energy ada suara ada keluarnya nafas dan lain lain dan itu jelas makhluk

 

 

 

Karena ada 2 perkara dalam satu ucapan tadi yang dua perkara ini berbeda maknanya,

1.yang pertama bermakna kalamullah

2.perkara yang kedua bermakna makhluk 

maka haram bagi kita untuk mengucapkan :

huwa makhluqun alaisa bi makhluqin

maka haram kita mengucapkan ayat yang saya lafadzkan ini makhluk atau bukan makhluk karena akan menimbulkan kerancuan

demikian juga mushaf yang tercetak

soal:

apakah mushaf ini adalah makhluk ? ataukah bukan makhluk ?

atau dalam kata lain mengatakan

mushaf al quran itu makhluk ? ataukah bolehkah mengatakan alquran itu makhluk dengan niatan mushafnya ?

maka kita katakan:

dalam masalah ini juga ada 2 perkara

perkara yang pertama:

kata kata atau kalimat yang tertulis di dalam mushaf tersebut maka kata kata dan kalimat itu adalah kalamullah itu perkataan Allah sehingga itu merupakan sifat dari Allah subhanallahu wataAlla dan bukan makhluk

perkara yang kedua :

dan mushaf itu ada unsur penulisannya ada tintanya dan ada kertasnya nah ini makhluk semuanya

maka ini sama hendaknya kita tidak mengatakan mushaf al quran itu makhluk atau mushaf al quran itu bukan makhluk

ini perkataan perkataan yang hendaknya kita hindari karena akan menimbulkan kerancuan

kata syaikh saad asatsri : dan juga perkataan imam ahmad orang yang suka mengatakan perkataan perkataan yang rancu seperti ini ciri ahlul bid’ah

orang yang suka mengatakan lafdzi bil qurani makhluk seperti itu ciri ahlu bid’ah dan perkataan mushaf al quran ini makhluk ini perkataan ahlul bid’ah yang ini menimbulkan kerancuan kerancuan pada aqidah kaum muslimin dan oleh karena itu juga tidak boleh bagi kita untuk bersumpah dengan menggunakan mushaf al quran menurut pendapat yang lebih tepat karena terdapat pendapat dua perkara dalam hal itu al makhluqu wa ghoiru al makhluqi ada unsur makhluknya yaitu kertasnya tintanya dan ada unsur bukan makhluknya yaitu kalamullahNya yang tertulis disana demikian juga bersumpah dengan menggunakan mushaf al quran seperti misalnya memegang al quran atau al quran di atas kepala ini amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh nabi shallalahu alaihi wasalam dan para sahabatnya

oleh karena itu dalam masalah al lafdzu dalam masalah perkataan ayat quran yang saya lafadzkan ini adalah makhluk atau ayat quran yang saya lafadzkan ini bukan makhluk ini masalah al lafdzu maka ini hendaknya kita tawaquf tawaquf artinya diam tidak perlu mengucapkan seperti itu karena akan menimbulkan kerancuan berdasarkan 2 alasan

yang pertama:

tidak terdapat dalam nash nash al quran dan as Sunnah dan syariyah larangannya maupun penetapannya maka dalam masalah masalah yang seperti ini kita hendaknya tawaquf kemudian di halaman selanjutnya

alasan yang kedua :

karena dalam perkataan seperti tadi terkandung di dalamnya 2 perkara yang satu perkara nya ada yang mengandung makna itu makhluk dan ada yang mengandung makna bukan makhluk maka ketika digabungkan kedua hal ini kedua sifat ini maka kamu jadi orang yang keliru

catatan kaki

no 1

inilah keyakinan ahlu Sunnah dalam masalah al lafdzu maka hendaknya kita tawaquf dan juga untuk menutup celah keburukan dan juga untuk berhati hati menjaga aqidah yang benar maka hendaknya kita jangan mengatakan alquran yang saya lafalkan itu makhluk atau juga kita juga tidak mengatakan ayat quran yang saya lafalkan bukan makhluk karena perkataan seperti itu mengandung dua makna yang pertama adalah yang di ucapkannya kata kata yang diucapkannya ayat quran yang kita baca itu adalah kalamullah azza wa jalla bukan makhluk

no 2

adalah talafudnya adalah pelafalannya maka ini perbuatan hamba dan perbuatan perbuatan hamba perbuatan perbuatan manusia itu adalah makhluk sebagaimana Allah berfirman : dan Allah lah yang menciptakan kalian manusia dan juga apa yang kalian perbuat dan Allah juga menciptakan perbuatan kalian (as safaat ayat 96)

guru saya yaitu syaikh hafid al hakami dalam kitab maarijul qobul beliau mengatakan telah dikenal para kalangan salafush sholih seperti al imam ahmad bin hanbal dan juga harun al farawi para imam ahlu hadist, mereka mengatakan bahwasanya bahwa lafdziyah adalah orang orang jahmiyah siapa itu lafdziyah disini beliau jelaskan lafdziyah adalah orang orang yang suka mengatakan bahwasanya ayat quran yang saya lafalkan adalah makhluk

para imam imam para ulama besar ahlu Sunnah wal jamaah rahimahullah mereka mengatakan : orang orang yang mengatakan ayat quran yang saya ucapkan itu bukan makhluk ini juga mubtadi’ ahlu bidah yang mereka maksud disini adalah kebidahan yang lain selain kebidahan jahmiyah

keterangan ustadz yulian :
nah tadi kalo mengucapkan ayat quran yang saya lafalkan ini yang makhluk ini yang jahmiyah sebaliknya kalo mengucapkan bukan makhluk ini juga ahlu bidah walopun juga bukan jahmiyah karena lafadz seperti itu memiliki dua makna

makna yang pertama adalah al manfuh kata kata yang di ucapkannya kata katanya atau ayat quran yang di baca maka itu adalah al quran adalah kalamullah bukan perbuatan hamba dan bukan sesuatu yang di takdirkan

makna yang kedua al talafudzu talafudz yaitu pengucapannya perbuatannya

maka talafudz itu adalah perbuatan hamba dan juga sesuatu yang dihasilkan oleh hamba dan sesuatu yang diusahakan oleh hamba

sehingga pelafalan terhadap al quran dimaknai dengan makna yang pertama dan mengandung makna yang pertama maka ini perkataannya orang orang jahmiyah artinya kalo mengatakan ayat quran yang saya lafalkan ini adalah makhluk perkataan ini mengandung makna yang pertama bisa dimaknai dengan makna yang pertama yang diucapkannya itu makhluk ayatnya itu makhluk maka jadilah perkataan perkataan orang jahmiyah

dan juga sebaliknya kalo mengatakan ayat quran yang saya lafalkan itu bukan makhluk sehingga nanti dimaknai dengan makna yang kedua bahwasanya pelafalan yang saya lakukan perbuatan yang saya lakukan itu juga bukan makhluk merupakan bidah yang lain maka ini bidah nya kaum itihadiyah

yang meyakini wihdatul wujud bersatunya Allah dengan makhluk sehingga kalo perbuatan saya ini bukan makhluk karena Allah itu bersatu dengan saya, yang saya lakukan ini sama juga dengan perbuatan Allah maka ini keyakinannya orang itihadiyah yang meyakini keyakinan widahtul wujud bersatunya Allah dengan makhluknya yang ini merupakan kekufuran sampai sini perkataan syaikh hafidz al hakami

kembali ke matan

imam ahmad mengatakan dan orang yang diam artinya diam tidak mengatakan alquran itu bukan makhluk kemudian dia juga mengatakan saya enggak tahu al quran itu makhluk atau bukan makhluk yang penting al quran itu kalamullah maka orang ini juga ahlul bidah

syarih

mengatakan karena nash nash alquran dan as Sunnah menunjukan al quran adalah sifat Allah dan menunjukan kalam adalah sifat Allah dan sifat Allah tentunya bukan makhluk dengan sangat yakin kita katakan dengan sangat yakin sifat Allah bukan makhluk maka orang yang meyakini alquran bukan makhluk adalah sahibul bidah sama dengan yang mengatakan bahwa al quran itu bukan makhluk

catatan kaki nomer Satu

orang yang diam terhadap al quran tidak meyakini bahwa alquran adalah kalamulah bukan makhluk maka orang ini juga ahlu bidah dan merupakan orang yang menyimpang dan orang orang yang seperti ini namanya orang orang waqifah

dan orang waqifah ini juga telah disebutkan oleh syaikh hafid al hakami dalam kitab as sunnah al mansurah syaikh hafid mengatakan al waqifah adalah golongan orang orang yang mengatakan tentang alquran bahwasanya kami tidak mengatakan bahwasanya alquran itu adalah kalamullah dan kami juga tidak mengatakan bahwasanya al quran adalah makhluk

imam ahmad berkata: orang yang tegas mengatakan al quran adalah makhluk maka dia adalah jahmiyah

adapun orang yang tidak tegas mengatakan dia adalah orang yang jahil dengan kejahilah jahlul basit karena kejahilah itu ada dua jahlul basitun dan ada jahlul murokabun

jahlun basit artinya orang yang sekedar tidak tahu kejahilan biasa

basit artinya kejahilan yang ringan ketika dia tidak tahu dia katakan tidak tahu

jahlun murokab yaitu orang orang yng tidak tahu tidak punya ilmu namun sok tahu yang bertentangan dengan ilmu

jika yang jahlul basit jika tidak mengetahui dalam hal ini maka ditegakan hujjah padanya diberikan penjelasan dan juga diberikan Burhan diberikan dalil kalo dia bertobat dia beriman dia mengimani bahwasanya alquran adalah kalamullah bukan makhluk maka itulah yang kita inginkan kalo dia tidak mau bertobat sudah dijelaskan sudah berikan dalil dalilnya dengan perkataan salafus shalih maka dia lebih buruk dari pada jahmiyah

faedah

ibnu qoyim beliau berkata ketika menetapkan aqidah ahlu Sunnah dalam masalaah kalamulah beliau mengatakan ini dalam kitab beliau ijtima juyus al Islamiyah beliau mengatakan al quran adalah kalamullah ruhul amin nama lain dari malaikaat jibril turun membawa wahyu membawa alquran kepada hatinya nabi Muhammad shallalahu alaihi wasalam yang merupakan penutup para nabi Allah turunkan al quran dengan ilmuNya  dan malaikat pun mempersaksikannya dan cukuplah Allah sebagai saksinya dan bahwasanya Alquran itu bukan makhluk dan al quran yang berupa surat surat dan ayat ayat dan huruf huruf yang bisa terdengar dan juga kalimat kalimatNya yang sempurna yang manusia dan jin tidak mampu untuk membuat yang semisal itu walaupun mereka saling bekerjasama satu dengan yang lainnya alquran tersebut bukanlah makhluk sebagaimana orang orang muktazilah maka orang orang muktazilah mengatakan al quran itu makhluk dan al quran juga bukan ibarot bukan sekedar ungkapan lain pembahasaan ulang dari firman Allah sebagaimana yang dikatakan oleh orang orang kulabiyah dan alquran itu dibaca oleh lisan lisan dihafal dalam dada dadanya manusia ditulis di dalam mushaf mushaf dan di dengar pelafalannya dan dipahami maknanya dan kalamulah itu tidak berbilang dengan berbilangnya dada dada manusia dengan berbilangnya mushaf dan juga berbilangnya ayat katanya al quran di turunkannya satu tidak bermacam macam walaupun tertulis dibanyak mushaf namun intinya sama yaitu alquran yang Allah turunkan sama satu dan juga alquran tidak berbeda beda dengan banyaknya perbedaan tenggorokan dan juga banyaknya nada nada pengucapan nadham artinya sama al quran itu satu yang Allah turunkan walaupun ketika orang yang membacanya dengan suara yang berbeda atau dengan nada yang berbeda dan alquran itu Allah turunkan sesuai dengan kehendak Allah subhanallahu wataAlla artinya Allah taala itu berfirman banyak namun dalam sekian banyak firman Allah subhanalahu wataallah yang Allah inginkan jadi alquran ya Allah turunkan tersebut dan inilah makna perkataan para salaf dari Allah lah al quran itu berasal dan akan kembali kepada Allah subhanallahu watalla sampai disinilah perkataan ibnu qoyim rahimahullah

yang intinya beliau ingin menegaskan bahwasanya ahlu Sunnah meyakini al quran itu kalamullah bukan makhluk dan tidak boleh mengatakan keyakinan keyakinan yang lain seperti keyakinan alquran itu makhluk atau juga seperti mengatakan tidak tahu al quran itu makhluk atau bukan ini perkataan yang tidak boleh di ucapkan