Syaikh saad
syatsri mengatakan : orang yang mengatakan ayat quran yang saya ucapkan adalah
makhluk atau ucapan ucapan yang semisalnya ini adalah sohibul bid’ah
Dan Ini masuk
dalam masalah yaitu
Soal :
Ayat quran
yang saya lafadkan /ayat quran yang saya ucapkan apakah itu makhluk ataukah itu
kalamullah
Jawaban:
Andaikan kita
mengatakan ayat quran yang saya lafadzkan itu adalah kalamullah maka ini keliru
demikian juga kalo kita mengatakan ayat quran yang saya ucapkan bukan kalamullah
ini juga keliru, karena di dalam perkara ini ada 2 perkara
1. Perkara yang pertama: kata kata yang
saya ucapkan ketika kita membaca alquran itu kalamullah, kita mengucapkan
kalamullah itu seperti itu
2. Perkara yang kedua : perbuatan yang
dilakukan oleh orang tersebut yaitu talafudz (malafalkan) maka perbuatan
melafadzkan berucap ini adalah makhluk karena perbuatan itu Allah ciptakan
sebagaimana yang sudah kita bahas ketika membahas tentang taqdir perbuatan
manusia itu ciptaan Allah dan juga didalamnya perbuatan talafudz melafadzkan
ini ada pengeluarkan energy ada suara ada keluarnya nafas dan lain lain dan itu
jelas makhluk
Karena ada 2
perkara dalam satu ucapan tadi yang dua perkara ini berbeda maknanya,
1.yang
pertama bermakna kalamullah
2.perkara
yang kedua bermakna makhluk
maka haram
bagi kita untuk mengucapkan :
huwa
makhluqun alaisa bi makhluqin
maka haram
kita mengucapkan ayat yang saya lafadzkan ini makhluk atau bukan makhluk karena
akan menimbulkan kerancuan
demikian
juga mushaf yang tercetak
soal:
apakah
mushaf ini adalah makhluk ? ataukah bukan makhluk ?
atau dalam
kata lain mengatakan
mushaf al
quran itu makhluk ? ataukah bolehkah mengatakan alquran itu makhluk dengan
niatan mushafnya ?
maka kita katakan:
dalam
masalah ini juga ada 2 perkara
perkara yang
pertama:
kata kata
atau kalimat yang tertulis di dalam mushaf tersebut maka kata kata dan kalimat
itu adalah kalamullah itu perkataan Allah sehingga itu merupakan sifat dari
Allah subhanallahu wataAlla dan bukan makhluk
perkara yang
kedua :
dan mushaf
itu ada unsur penulisannya ada tintanya dan ada kertasnya nah ini makhluk
semuanya
maka ini
sama hendaknya kita tidak mengatakan mushaf al quran itu makhluk atau mushaf al
quran itu bukan makhluk
ini
perkataan perkataan yang hendaknya kita hindari karena akan menimbulkan
kerancuan
kata syaikh
saad asatsri : dan juga perkataan imam ahmad orang yang suka mengatakan
perkataan perkataan yang rancu seperti ini ciri ahlul bid’ah
orang yang
suka mengatakan lafdzi bil qurani makhluk seperti
itu ciri ahlu bid’ah dan perkataan mushaf
al quran ini makhluk ini perkataan ahlul bid’ah yang ini menimbulkan
kerancuan kerancuan pada aqidah kaum muslimin dan oleh karena itu juga tidak
boleh bagi kita untuk bersumpah dengan menggunakan mushaf al quran menurut
pendapat yang lebih tepat karena terdapat pendapat dua perkara dalam hal itu al makhluqu wa ghoiru al makhluqi ada
unsur makhluknya yaitu kertasnya tintanya dan ada unsur bukan makhluknya yaitu
kalamullahNya yang tertulis disana demikian juga bersumpah dengan menggunakan
mushaf al quran seperti misalnya memegang al quran atau al quran di atas kepala
ini amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh nabi shallalahu alaihi wasalam
dan para sahabatnya
oleh karena
itu dalam masalah al lafdzu dalam masalah perkataan ayat quran yang saya
lafadzkan ini adalah makhluk atau ayat quran yang saya lafadzkan ini bukan
makhluk ini masalah al lafdzu maka ini hendaknya kita tawaquf tawaquf artinya
diam tidak perlu mengucapkan seperti itu karena akan menimbulkan kerancuan
berdasarkan 2 alasan
yang
pertama:
tidak
terdapat dalam nash nash al quran dan as Sunnah dan syariyah larangannya maupun
penetapannya maka dalam masalah masalah yang seperti ini kita hendaknya tawaquf
kemudian di halaman selanjutnya
alasan yang
kedua :
karena dalam
perkataan seperti tadi terkandung di dalamnya 2 perkara yang satu perkara nya ada
yang mengandung makna itu makhluk dan ada yang mengandung makna bukan makhluk
maka ketika digabungkan kedua hal ini kedua sifat ini maka kamu jadi orang yang
keliru
catatan kaki
no 1
inilah
keyakinan ahlu Sunnah dalam masalah al lafdzu maka hendaknya kita tawaquf dan
juga untuk menutup celah keburukan dan juga untuk berhati hati menjaga aqidah
yang benar maka hendaknya kita jangan mengatakan alquran yang saya lafalkan itu
makhluk atau juga kita juga tidak mengatakan ayat quran yang saya lafalkan bukan
makhluk karena perkataan seperti itu mengandung dua makna yang pertama adalah
yang di ucapkannya kata kata yang diucapkannya ayat quran yang kita baca itu
adalah kalamullah azza wa jalla bukan makhluk
no 2
adalah
talafudnya adalah pelafalannya maka ini perbuatan hamba dan perbuatan perbuatan
hamba perbuatan perbuatan manusia itu adalah makhluk sebagaimana Allah
berfirman : dan Allah lah yang menciptakan kalian manusia dan juga apa yang
kalian perbuat dan Allah juga menciptakan perbuatan kalian (as safaat ayat 96)
guru saya
yaitu syaikh hafid al hakami dalam
kitab maarijul qobul beliau mengatakan telah dikenal para kalangan salafush
sholih seperti al imam ahmad bin hanbal dan juga harun al farawi para imam ahlu
hadist, mereka mengatakan bahwasanya bahwa lafdziyah adalah orang orang
jahmiyah siapa itu lafdziyah disini beliau jelaskan lafdziyah adalah orang
orang yang suka mengatakan bahwasanya ayat quran yang saya lafalkan adalah
makhluk
para imam
imam para ulama besar ahlu Sunnah wal jamaah rahimahullah mereka mengatakan :
orang orang yang mengatakan ayat quran yang saya ucapkan itu bukan makhluk ini
juga mubtadi’ ahlu bidah yang mereka maksud disini adalah kebidahan yang lain
selain kebidahan jahmiyah
keterangan
ustadz yulian :
nah tadi kalo mengucapkan ayat quran yang saya lafalkan ini yang makhluk ini
yang jahmiyah sebaliknya kalo mengucapkan bukan makhluk ini juga ahlu bidah
walopun juga bukan jahmiyah karena lafadz seperti itu memiliki dua makna
makna yang
pertama adalah al manfuh kata kata yang di ucapkannya kata katanya atau ayat
quran yang di baca maka itu adalah al quran adalah kalamullah bukan perbuatan
hamba dan bukan sesuatu yang di takdirkan
makna yang
kedua al talafudzu talafudz yaitu pengucapannya perbuatannya
maka
talafudz itu adalah perbuatan hamba dan juga sesuatu yang dihasilkan oleh hamba
dan sesuatu yang diusahakan oleh hamba
sehingga
pelafalan terhadap al quran dimaknai dengan makna yang pertama dan mengandung
makna yang pertama maka ini perkataannya orang orang jahmiyah artinya kalo
mengatakan ayat quran yang saya lafalkan ini adalah makhluk perkataan ini
mengandung makna yang pertama bisa dimaknai dengan makna yang pertama yang
diucapkannya itu makhluk ayatnya itu makhluk maka jadilah perkataan perkataan
orang jahmiyah
dan juga
sebaliknya kalo mengatakan ayat quran yang saya lafalkan itu bukan makhluk
sehingga nanti dimaknai dengan makna yang kedua bahwasanya pelafalan yang saya
lakukan perbuatan yang saya lakukan itu juga bukan makhluk merupakan bidah yang
lain maka ini bidah nya kaum itihadiyah
yang
meyakini wihdatul wujud bersatunya Allah dengan makhluk sehingga kalo
perbuatan saya ini bukan makhluk karena Allah itu bersatu dengan saya, yang
saya lakukan ini sama juga dengan perbuatan Allah maka ini keyakinannya orang
itihadiyah yang meyakini keyakinan widahtul wujud bersatunya Allah dengan
makhluknya yang ini merupakan kekufuran sampai sini perkataan syaikh hafidz al hakami
kembali ke
matan
imam ahmad
mengatakan dan orang yang diam artinya diam tidak mengatakan alquran itu bukan
makhluk kemudian dia juga mengatakan saya enggak tahu al quran itu makhluk atau
bukan makhluk yang penting al quran itu kalamullah maka orang ini juga ahlul
bidah
syarih
mengatakan
karena nash nash alquran dan as Sunnah menunjukan al quran adalah sifat Allah
dan menunjukan kalam adalah sifat Allah dan sifat Allah tentunya bukan makhluk
dengan sangat yakin kita katakan dengan sangat yakin sifat Allah bukan makhluk maka
orang yang meyakini alquran bukan makhluk adalah sahibul bidah sama dengan yang
mengatakan bahwa al quran itu bukan makhluk
catatan kaki
nomer Satu
orang yang
diam terhadap al quran tidak meyakini bahwa alquran adalah kalamulah bukan
makhluk maka orang ini juga ahlu bidah dan merupakan orang yang menyimpang dan
orang orang yang seperti ini namanya orang orang waqifah
dan orang
waqifah ini juga telah disebutkan oleh syaikh hafid al hakami dalam kitab as sunnah
al mansurah syaikh hafid mengatakan al waqifah adalah golongan orang orang yang
mengatakan tentang alquran bahwasanya kami tidak mengatakan bahwasanya alquran
itu adalah kalamullah dan kami juga tidak mengatakan bahwasanya al quran adalah
makhluk
imam ahmad
berkata: orang yang tegas mengatakan al quran adalah makhluk maka dia adalah
jahmiyah
adapun orang
yang tidak tegas mengatakan dia adalah orang yang jahil dengan kejahilah jahlul
basit karena kejahilah itu ada dua jahlul basitun dan ada jahlul murokabun
jahlun basit
artinya orang yang sekedar tidak tahu kejahilan biasa
basit
artinya kejahilan yang ringan ketika dia tidak tahu dia katakan tidak tahu
jahlun
murokab yaitu orang orang yng tidak tahu tidak punya ilmu namun sok tahu yang
bertentangan dengan ilmu
jika yang
jahlul basit jika tidak mengetahui dalam hal ini maka ditegakan hujjah padanya
diberikan penjelasan dan juga diberikan Burhan diberikan dalil kalo dia bertobat
dia beriman dia mengimani bahwasanya alquran adalah kalamullah bukan makhluk
maka itulah yang kita inginkan kalo dia tidak mau bertobat sudah dijelaskan
sudah berikan dalil dalilnya dengan perkataan salafus shalih maka dia lebih
buruk dari pada jahmiyah
faedah
ibnu qoyim
beliau berkata ketika menetapkan aqidah ahlu Sunnah dalam masalaah kalamulah
beliau mengatakan ini dalam kitab beliau ijtima juyus al Islamiyah beliau
mengatakan al quran adalah kalamullah ruhul amin nama lain dari malaikaat
jibril turun membawa wahyu membawa alquran kepada hatinya nabi Muhammad shallalahu
alaihi wasalam yang merupakan penutup para nabi Allah turunkan al quran dengan
ilmuNya dan malaikat pun mempersaksikannya
dan cukuplah Allah sebagai saksinya dan bahwasanya Alquran itu bukan makhluk dan
al quran yang berupa surat surat dan ayat ayat dan huruf huruf yang bisa
terdengar dan juga kalimat kalimatNya yang sempurna yang manusia dan jin tidak
mampu untuk membuat yang semisal itu walaupun mereka saling bekerjasama satu
dengan yang lainnya alquran tersebut bukanlah makhluk sebagaimana orang orang
muktazilah maka orang orang muktazilah mengatakan al quran itu makhluk dan al
quran juga bukan ibarot bukan sekedar ungkapan lain pembahasaan ulang dari
firman Allah sebagaimana yang dikatakan oleh orang orang kulabiyah dan alquran
itu dibaca oleh lisan lisan dihafal dalam dada dadanya manusia ditulis di dalam
mushaf mushaf dan di dengar pelafalannya dan dipahami maknanya dan kalamulah
itu tidak berbilang dengan berbilangnya dada dada manusia dengan berbilangnya
mushaf dan juga berbilangnya ayat katanya al quran di turunkannya satu tidak
bermacam macam walaupun tertulis dibanyak mushaf namun intinya sama yaitu
alquran yang Allah turunkan sama satu dan juga alquran tidak berbeda beda
dengan banyaknya perbedaan tenggorokan dan juga banyaknya nada nada pengucapan
nadham artinya sama al quran itu satu yang Allah turunkan walaupun ketika orang
yang membacanya dengan suara yang berbeda atau dengan nada yang berbeda dan
alquran itu Allah turunkan sesuai dengan kehendak Allah subhanallahu wataAlla
artinya Allah taala itu berfirman banyak namun dalam sekian banyak firman Allah
subhanalahu wataallah yang Allah inginkan jadi alquran ya Allah turunkan
tersebut dan inilah makna perkataan para salaf dari Allah lah al quran itu
berasal dan akan kembali kepada Allah subhanallahu watalla sampai disinilah
perkataan ibnu qoyim rahimahullah
yang intinya
beliau ingin menegaskan bahwasanya ahlu Sunnah meyakini al quran itu kalamullah
bukan makhluk dan tidak boleh mengatakan keyakinan keyakinan yang lain seperti
keyakinan alquran itu makhluk atau juga seperti mengatakan tidak tahu al quran
itu makhluk atau bukan ini perkataan yang tidak boleh di ucapkan