Minggu, 14 Februari 2021

Suatu ketika Ana di inbox seorang ikhwah ia berkata antum menulis kata "Antum" untuk 1 orang padahal lawan antum bicara kan hanya 1 orang ?

Suatu ketika Ana di inbox seorang ikhwah ia berkata antum menulis kata "Antum" untuk 1 orang padahal lawan antum bicara kan hanya 1 orang ?

Ana jelaskan, benar secara kaidah untuk mukhāthab 1 orang laki-laki dhamīrnya adalah "Anta".

Tetapi untuk pengagungan maka bentuk jama' boleh diperuntukkan kepada 1 orang seperti kata "Assalāmu 'alaikum".

Dan di dalam al-Qurān banyak sekali lafazh jama' digunakan untuk mufrad diantaranya Firman Allāh:

{إِنَّا أَعْطَيْنَاك الْكَوْثَر}
Sesungguhnya kami telah memberimu al-Kautsar.

Kata innā pada sūrah al-Kautsar ini dhamīrnya adalah jama' yang berarti "Kami". 

Lantas apakah makna dari kata "kami" ini adalah bermakna Allāh itu banyak ?

Dan tidaklah demikian memahaminya, melainkan dhamīr nā disini adalah sebagai ta'zhīm (pengagungan).

قال الشيخ بكر أبو زيد -رحمه الله- في أدب الطَّالب مع شيخه: ولا تُخاطبْه باسمِه مجرَّدًا، ولا بتاء الخطاب.
as-Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata di dalam Adabut Thālib ma'a syaikhi: "Dan Janganlah engkau berbicara dengannya (Syaikhnya) dengan semata-mata menyebut namanya, dan jangan pula dengan ta' al-Khithāb (huruf Ta yang menjadi dhamīr mufrad).

Setelah dikasih penjelasan ia terus keukeuh dengan madzhabnya bahwa tidak boleh menggunakan dhamīr jama' untuk mufrad, dan akhirnya ana tidak menanggapinya lagi.

Perbanyaklah belajar maka antum akan menemukan keindahan bahasanya.
Ust Hanafi abu Abdillah Ahmad