DUA SUDUT PANDANG YANG BERBEDA
Apapun yang kita lakukan, akan bisa terlihat menjadi dua sudut pandang dari orang yang berbeda, tergantung siapa pelakunya.
Contoh:
Kita upload foto bersedekah ke korban bencana. Maka akan ada orang yang memandang bahwa itu adalah bentuk dari perbuatan riya, namun di sisi lain ada yang mengatakan foto itu adalah bukti laporan, bahwa donasi sudah tersalurkan.
Contoh lain:
Kita mengupload video dakwah dan yang menyampaikan materi adalah kita sendiri, sebagian orang mungkin ada yang memandang bahwa kita terlalu berani untuk berdakwah, padahal ilmu yang kita miliki masih sedikit. Namun di sisi lain pasti akan ada juga orang yang memandang bahwa kita itu "Masya Allah" sudah bisa berperan dalam dakwah, bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Contoh lain:
Ketika kita menulis sebuah karya tulis maupun faedah di status Fb atau yang semisalnya, mungkin akan ada yang memandang bahwa kita terlalu sok atau yang semisalnya, namun di sisi lain pasti akan ada sebagian orang yang memandang bahwa itu bentuk dari dakwah, mereka pun mendukung apa yang kita lakukan.
Dan seterusnya dan seterusnya.
Kawan, ketika kita melihat suatu nikmat yang telah Allah berikan kepada seseorang, lalu kita merasakan sesak dalam dada, dalam hati kita, berhati-hatilah, sangat dikhawatirkan itu tanda dari penyakit hasad. Kita terjangkiti, namun kita tak menyadari.
Kalaupun kita menganggap apa yang orang lain upload itu termasuk perbuatan riya atau yang semisalnya, alangkah indahnya jika kita mau bertabayyun, langsung bertanya kepada yang bersangkutan, agar sangkaan-sangkaan buruk tak berkabung dalam pikiran. Tak mengubah sikap dalam pertemanan.
Ingatlah, banyak pertemanan hancur karena hasad yang dijadikan sebagai peliharaan, dan status sebagai pelarian. Masihkah ada pintu untuk beralasan?
Ust Wisnu Prasetya