BERATNYA FITNAH COBAAN HIDUP
_____________________________________
Sempat terhitung sebagai sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mulia, dengan hafalan Al Qur'annya, ilmu seputar hukum-hukum Islam, rajin shalat malam dan puasa, namun hal demikian tidak bisa menolong beliau selamat dari fitnah kehidupan, lakon cerita kita adalah Ar Rajjal bin Unfuwah.
Kita ikuti kisah beliau dari lisan Abu Hurairah radliallahu anhu:
عن أبي هريرة رضي اللّه عنه أن رسول اللّه ﷺ مر عليه يومًا وهو جالس في رهط (جماعة ) من القوم فَقَالَ ﷺ : " «إِنَّ فِيكُمْ لَرَجُلًا ضَرْسُهُ فِي النَّارِ أَعْظَمُ مِنْ أُحُدٍ» " .
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melewati sekumpulan kaum dan bersabda: Ada satu dari kalian yang gigi gerahamnya dineraka lebih besar dari gunung Uhud.
Sontak kabar buruk bahwa salah seorang dari mereka adalah calon penghuni neraka menghentakkan jiwa, apalagi kabar ini dari orang yang paling jujur dan terpercaya shallallahu alaihi wasallam.
Semua yang kumpul saat itu telah wafat dalam kondisi Iman dan Islam yang baik dan hanya sisa dua orang: Abu Hurairah dan seorang dari Bani Hanifah yang bernama Ar Rajjal bin Unfuwah.
Ar Rajjal bin Unfuwah ini delegasi tamu terbaik dari kabilah Bani Hanifah yang berjumlah belasan orang, semuanya masuk Islam, kemudian Ar Rajjal bin Unfuwah ini belajar langsung dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, menghafal Al Qur'an, mempelajari hukum-hukum dan semangat dalam beribadah.
Rafi bin Khadij radliallahu anhu berkata: Dahulu Ar Rajjal bin Unfuwah sangat khusyu, senantiasa membaca Al Qur'an dan memiliki aneka kebaikan yang sangat mengagumkan.
يقول رافع بن خديج : كان بالرَّجَّالِ من الخشوع ولزوم قراءة القرآن والخير شيء عجيب..
Ibnu Umar radliallahu anhu berkata tentang Ar Rajjal bin Unfuwah: Menurut kami dahulu Ar Rajjal bin Unfuwah termasuk tamu delegasi yang terbaik yang pernah ada.
وقال عنه ابن عمر : كان من أفضل الوفد عندنا .
Subhanallah, Hafal Al Qur'an, rajin shalat dan puasa...hal inilah yang mengganggu fikiran Abu Hurairah radliallahu anhu, setiap beliau melihat Ar Rajjal bin Unfuwah dan kontinuitasnya dalam beribadah, serta zuhudnya Abu Hurairah radliallahu anhu mengira bahwa dialah yang dimaksud Rasulullah shallallahu alaihi wasallam akan binasa di Neraka.
Saat kabar pendaku Nabi Musailimah Al kadzab terdengar di zaman Khalifah Abu Bakar, dan diikuti oleh banyak warga Yamamah di Nejed, Abu Bakar radliallahu anhu berinisiatif mengirimkan Ar Rajjal bin Unfuwah karena masih satu kabilah diharapkan bisa mendakwahi mereka dan meneguhkan mereka kembali kepada Islam.
Setelah Ar Rajjal bin Unfuwah sampai ke tempat Musailimah, ternyat sikap Musailimah sangat welcome, sangat baik dengan memuliakan, menghormati beliau sebagai sahabat Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam, hingga Musailimah merayu beliau dengan harta, emas, bahkan setengah kekuasaan nya akan diberikan kepada Ar Rajjal jika dia berani mengatakan di depan khalayak bahwa dia mendengar Muhammad Sallallahu alaihi wasallam bersabda: Bahwa Musailimah adalah sekutu Muhammad dalam kenabian.
Demi melihat gelimang harta, kemewahan hidup dan aneka kesenangan duniawi lemahlah keimanan Ar Rajjal, lupa keislamannya, shalat, puasa dan zuhudnya. Dan beliau keluar mengumumkan kepada manusia yang mereka faham betul bahwa Ar Rajjal adalah orang yang dekat dengan Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam, lantas beliau menyampaikan kesaksiannya bahwa beliau telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Bahwa Musailimah bin khabib sekutu dalam kenabian.
Akhirnya fitnah Ar Rajjal ini lebih dahsyat ketimbang fitnah Musailimah sendiri, banyak mengorbankan kaum muslimin, menjadikan mereka tersesat akibat agitasinya hingga terkumpul 40 ribu pengikut setia.
Abu Bakar radliallahu anhu pun mengirimkan prajurit untuk menghentikan fitnah ini, namun pasukan pertama sempat kalah, sehingga Abu Bakar kirim pasukan tambahan dipimpin oleh Khalid bin Waleed radliallahu anhu, dan termasuk dalam pasukan itu Wahsy bin Harb radliallahu anhu yang telah membunuh paman Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam pada perang Uhud, beliau berniat akan membalaskan dosa dengan membunuh Musailimah dengan tombak yang sama digunakan membunuh Hamzah.
Perang pun berkecamuk, tak pernah Arab menyaksikan perang sedahsyat itu, sangat mencekam penuh ketakutan.
Pada mulanya barisan kaum muslimin sempat terkoyak meski jumlah dan alat perang mereka berimbang, dengan keteguhan para penghafal Al qur'an dari kalangan sahabat, dan kekuatan, mereka dapat kembali memukul mundur pasukan Musailimah ke tempat yang dikenal dengan taman kematian, hingga Musailimah berhasil dibunuh oleh wahsy dan Ar Rajjal bin Unfuwah juga tewas terbunuh dalam kekafiran, terhina dina.
Saat Abu Hurairah radliallahu anhu mendengar kabar kematiannya beliau sujud syukur karena telah selamat dari ancaman Neraka.
Ikhwani, sahabatku yang mulia, coba renungkan, Ar Rajjal bin Unfuwah orang yang pernah ketemu Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam, sempat menjadi idola, inspirator karena semangatnya dalam beribadah, hafalan Al Qur'an dan ilmunya, namun berakhir dengan suul khatimah, sesat dan menyesatkan banyak orang dan mati dalam kekafiran.
Tak ada jaminan dan orang yang menjamin kita selamat dari fitnah kehidupan, kita hanya meminta kepada Allah agar selalu meliputi kita dengan kasih sayang dan taufiknya, agar kita wafat selamat dari fitnah dunia.
Jangan sekali-kali kita terkecoh dengan apa yang telah kita lakukan, berdoalah agar Allah menguatkan Iman dan Islam kita dan menutup hidup kita dengan kebaikan.
Jangan remehkan orang lain karena dosa, doakan dia agar taubat dari dosanya.
Jangan tampakkan keburukan saudaramu, bisa saja Allah selamatkan dia dari keburukan itu dan membuat kamu tersiksa dengan keburukan yang sama.
Kita tidak tahu apa yang tertulis di lauhul mahfudz...yang menjadi ukuran adalah hasil terakhir.
«اللهم يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ»
Diringkas dari Bidayah wannihayah karya Ibnu Katsier (6/323).
Ust berian