Kamis, 18 Maret 2021

IBN BADIS RAHIMAHULLAH...Sejarah Aljazair dalam melepaskan diri dari penjajah Prancis tidak dapat lepas dari sebuah nama: Abdulhamid bin Badis, lengkapnya Abdulhamid Muhamad Al-Mustafa bi Makki bin Badis as-Shanhaji. Lahir 1887 di Konstantine, Aljazair.

IBN BADIS RAHIMAHULLAH...

Sejarah Aljazair dalam melepaskan diri dari penjajah Prancis tidak dapat lepas dari sebuah nama: Abdulhamid bin Badis, lengkapnya Abdulhamid Muhamad Al-Mustafa bi Makki bin Badis as-Shanhaji. Lahir 1887 di Konstantine, Aljazair.

Jika diringkas, ada 4 (empat) hal yang dilakukan syekh Bin Badis rahimahullah:

Pertama, mendirikan Jam'iyatul Ulama Aljazairy (Association des Oulémas Musulmans Algériens, disingkat AOMA) di tahun 1931.

Kedua, menerbitkan media dan menulis buku. Majalah as-Syihab adalah media yang diterbitkan untuk menyebarkan pemikiran Bin Badis tentang Islam dan Aljazair.

Ketiga, membuat sekolah termasuk bagi perempuan. Beliau menyatakan:

إذا أردنا أن نكوِّن رجالاً، فعلينا أن نكوِّن أمهات دينيات، ولا سبيل إلى ذلك إلا بتعليم البنات تعليمًا دينيًا، وتربيّتهنّ تربية إسلامية

“Jika kita ingin membangun para lelaki, maka kita wajib membangun para ibu yang berpegang kepada ad-Dien. Tidak ada jalan untuk itu kecuali dengan mengajari para putri dengan pengajaran agama dan mendidik mereka dengan pendidikan Islamiyah.”

Keempat, mendakwahkan tauhid dan memberantas bid'ah sufi yang melenceng.

Seperti biasa, penjajah dan antek-anteknya dengan segera melabeli beliau sebagai Wahhabi. Beliau rahimahullah menulis dalam majalahnya:

يسمُّوننا بالوهّابيِّين، ويُسمُّون مذهبنا بالوهّابيّ باعتبار أنّه مذهبٌ خاصّ، وهذا خطأٌ فاحشٌ، نشأ عن الدّعايات الكاذبة الّتي يبُثُّها أهل الأغراض.

نحن لسْنَا أصحابَ مذهبٍ جديدٍ وعقيدةٍ جديدة، ولم يأْتِ محمّد بنُ عبد الوهّاب بالجديد، فعقيدتُنا هي عقيدةُ السَّلَف الصّالح، الّتي جاءت في كتاب الله وسُنّة رسوله، وما كان عليه السّلف الصّالح

"Mereka menyebut kami Wahabi, dan mereka menyebut mazhab kami Wahhabi, supaya mazhab ini nampak eksklusif, dan ini adalah kesalahan keji, yang berasal dari propaganda palsu yang disiarkan oleh orang-orang tujuan dengan maksud tertentu.

Kami bukan pencetus mazhab dan aqidah baru, dan Muhammad bin Abd al-Wahhab tidak datang dengan akidah baru. Keyakinan kami adalah aqidah salafus shalih, yang didasarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. , dan apa yang dilalui para salafus shalih."

Perancis berusaha meng-kristenkan Aljazair dengan mendatangkan misionaris, mendirikan gereja, membangun sekolah, dan menghimbau anak-anak Aljazair masuk ke sekolah tersebut. Bin Badis tidak kalah cerdik. Bersama Jam'iyatul Ulama, gerakan mereka berbasis 4 (empat)  titik: masjid, madrasah, an-nadi (klub atau jaringan kelompok), dan jam'iyatul khairiyah (lembaga-lembaga sosial).

Bin Badis rahimahullah wafat tahun 1940 akibat penyakit diabetes. Perjuangannya di Jamiyatul Ulama dilanjutkan oleh Syekh Basyir al-Ibrahimi rahimahullah. Kalangan terdidik buah dari lembaga-lembaga pendidikan yang dirintis Bin Badis kemudian melanjutkan perjuangan politik dan sosial beliau.

Penjajahan Prancis berlangsung kurang lebih 132 tahun yang dimulai sejak 1830 dan berakhir tahun 1962. Ada yang memperkirakan jumlah muslim Aljazair yang dibantai dalam berbagai perlawanan dan protes lebih dari 1,5 juta orang. 

Museum di Prancis memajang tengkorak muslim Aljazair tanpa perikemanusiaan. Nama museumnya "Museum of Man". Dari sekian banyak tengkorak yang dipajang, baru 24 yang dikembalikan di bulan Juli 2020. Itupun setelah protes puluhan tahun oleh rakyat Aljazair.

Gbr:
1. Syaikh Bin Badis rahimahullah.
2. Sebagian tengkorak para pejuang muslim Aljazair di museum Prancis.

Link: korban kejahatan penjajah Prancis di Aljazair. 
https://www.aa.com.tr/en/africa/frances-colonial-era-crimes-unforgotten-in-algeria/1635943
https://www.facebook.com/100018677551428/posts/784687028830542/