Kamis, 18 Maret 2021

Dalam membaca al-Qur'an Merubah harokat bisa merubah makna, dan bisa besar dampaknya

Dalam membaca al-Qur'an Merubah harokat bisa merubah makna, dan bisa besar dampaknya.

Dikisahkan dari Abul Aswad Ad-Duali, ketika ia melewati seseorang yang sedang membaca al-Qur'an, ia mendengar sang qari membaca surat At-Taubah ayat 3 dengan ucapan,

أَنَّ اللهَ بَرِىءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولِهُ

Dengan mengkasrahkan huruf lam pada kata rasuulihi yang seharusnya di dhommah. Menjadikan artinya ??Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasulnya..? hal ini menyebabkan arti dari kalimat tersebut menjadi rusak dan menyesatkan.

Seharusnya kalimat tersebut adalah,

أَنَّ اللهَ بَرِىءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُوْلُهُ

Sesungguhnya Allah dan Rasul–Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.

Karena mendengar perkataan ini, Abul Aswad Ad-Duali menjadi ketakutan... Dan peristiwa ini di antara penyebab dicetuskannya ilmu nahwu.

Contoh lain: surat An-Nisa 164.

 ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Akhir Lafadz Allah diberi harakat dhommah, sehingga artinya ayat " "dan Allah telah berbicara kepada Musa dg langsung"

Seandainya lafazh ALLAHU dibaca ALLAHA, maka artinya berubah menjadi:

“Dan Musa berbicara kepada Allah dengan sebenarnya.”

Ini adalah bacaan kaum mu'tazilah karena tidak mau menetapkan sifat Kalam bagi Allah..
Ustadz Fadlan fahamsyah 
https://www.facebook.com/100004358714062/posts/1925075687647703/