FENOMENA SI DINAR
Tiba-tiba nama si DINAR ngetop dan viral, karena ulahnya yang doyan menyalurkan libidonya kepada para akhwat dengan cara menikahi dan meninggalkannya.
Sebenarnya masih banyak tipe-tipe pengumbar syahwat seperti Si DINAR yang perlu diwaspadai.
Karena ulahnya nyata dan korbannya tidak sedikit, maka halal untuk mengghibahnya dan mengumbar aibnya, agar orang lain tidak menjadi korban berikutnya. Sebagaimana dengan ahlul bid'ah yang menyebarkan kebid'ahannya, penipu, pencuri dan yang melakukan kefasikan lainnnya secara terang-terangan, yang merugikan orang banyak, tidak berdosa mengghibahnya.
Berkata Al Imam Ahmad rahimahullah
لا غيبـــة لأصحـــاب البـــدع ).( طبقات الحنابلة (2/274)).
“Tidak disebut ghibah untuk membicarakan ahli bidah”. (Thabaqat al-Hanabilah: 2/274).
Berkata Al-Hasan rahimahullah :
ليـس لصاحب بدعـة غيبـة، ولا لفاسق يعلن فسقـه غيبـة) (شرح أصول السنة للألكائي (1/158))
“Membicarakan ahli bidah bukanlah ghibah. Dan menjelaskan kefasikan orang fasik secara terang-terangan bukanlah ghibah.”. (Syarh Ushulus Sunnah, karya al-Lalikai: 1/158).
Syekh Muqbil rahimahullah ditanya tentang menyebarkan aib :
إذا مثلاً معروف بالسرقة ؟
Jika misalnya seseorang terkenal mencuri?
Beliau menjawab :
قلنا إذا أصبحت عادته وديدنه فتحذر الناس منه ، بارك الله فيك .
Telah kami katakan, jika hal itu telah menjadi kebiasaan dan sifatnya maka hendaknya engkau memperingatkan manusia dari bahayanya. Baarakallahu fiik. Sumber http://www.muqbel.net/fatwa.php
Berkata Syekh Bin Baaz rahimahullah :
أما الذين يظهرون المعاصي ولا يستحون يظهرونها بين الناس فهؤلاء فضحوا أنفسهم، فليسوا محلاً للستر كالذي يشرب الخمر بين الناس في الأسواق والاجتماعات هذا قد فضح نفسه، نسأل الله العافية.
وهكذا من يعمل المعاصي الأخرى جهرة ولا يبالي فهذا يرفع بأمره إلى ولاة الأمور إذا كانوا يردعون مثله ويقيمون عليه الحد يرفع بأمره، وليس محل الستر من أظهر فاحشته وأعلنها،
نسأل الله العافية.
Adapun orang yang menampakkan maksiat dan tidak malu ketika menampakkannya dihadapan orang-orang maka mereka itulah yang menyebarkan aibnya sendiri, sehingga tidak perlu ditutupi aibnya. Seperti orang yang minum khamr dihadapan orang-orang di pasar atau di keramaian, orang ini telah menyebarkan aibnya sendiri –kami memohon afiyah kepada Allah-.
Demikian pula orang yang melakukan maksiat-maksiat lainnya secara terang-terangan dan ia cuek saja maka orang seperti ini perlu dilaporkan kepada pemerintah jika pemerintah bisa mencegah orang-orang yang semisal itu dan menegakkan hukum had baginya. Jadi orang yang terang-terangan dan mengumumkan perbuatan kejinya tidak perlu ditutupi aibnya. Kami memohon afiyah kepada Allah. Sumber : http://www.binbaz.org.sa/mat/11401
AFM