Sabtu, 16 Mei 2020

Faidah : Kitab al-Qoul al-Mufid Syarh Kitab at-Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin, Hlm.264

Faidah : Kitab al-Qoul al-Mufid Syarh Kitab at-Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin, Hlm.264

Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab menyebutkan di dalam kitab tauhidnya sebuah hadis

إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُم السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَالذين يَتَّخِذُون الْقُبُورَ مَسَاجِدَ 

“Sesungguhnya termasuk seburuk-buruk manusia adalah orang mendapatkan kiamat sementara mereka masih hidup, dan orang yang menjadikan kubur sebagai masjid”
(HR. Ahmad: 3929)

Syaikh Utsaimin berkomentar : 
“Terdapat masalah, yaitu bagaimana dengan hadis di atas dan hadis berikut :

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ

Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tidak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat sedangkan mereka tetap seperti itu."  (HR. Muslim: 3544) 
Dan di riwayat lainnya menyatakan “sampai datang kiamat”. 

Bukankah secara dzhohir kedua hadis tersebut kontradiktif? ” hadis pertama menyatakan “seburuk-buruk manusia adalah orang yg mendapatkan kiamat”  Sedangkan hadis ke dua menyatakan” senantiasa ada sekelompok umatku menampakkan kebenaran sampai kiamat” 

Syaikh Utaimin menjelaskannya... bahwa kedua hadis tersebut bisa disatukan. Maksud dari kalimat “hingga hari kiamat” adalah sebelum terjadinya kiamat, dan bukanlah ketika terjadi. Karena hakekatnya kiamat tidak akan terjadi kecuali untuk seburuk-buruknya makhluk. Sehingga kelak Allah akan mengutus angin lembut yang mencabut nyawa setiap orang yg terdapat keimanan di dalam hatinya.
Abo Musa Al mizzi